INSTRUMEN TEST
PENGETAHUAN IMAN KATOLIK
Berdasarkan KOMPENDIUM
KATEKISMUS GEREJA KATOLIK
Oleh Komunitas Pendewasaan Iman Katolik, St.
Paulus Palembang (0816383038, 081366016953)
Petunjuk:
a.
Buatlah tanda
hitam penuh lingkaran [ 0 ] dengan
pensil 2b pada kolom lembar jawaban B
(dan menuliskan huruf B pada lembar
ujung pernyataan) jika Anda Tahu
pasti bahwa pernyataan itu BENAR
b.
Buatlah tanda
hitam penuh lingkaran [ 0 ] dengan
pensil 2b pada kolom lembar jawaban S (dan menuliskan huruf S pada lembar
ujung pernyataan) jika Anda Tahu
pasti bahwa pernyataan itu SALAH
c.
Buatlah tanda
hitam penuh lingkaran [ 0 ] dengan
pensil 2b pada kolom lembar jawaban T
(dan menuliskan huruf T pada lembar
ujung pernyataan) jika Anda Tidak tahu pasti: apakah
pernyataan itu BENAR / SALAH atau Anda
masih: ragu-ragu / bingung / dst.
|
LEMBAR PERNYATAAN:
1.
Tuhan Yesus tidak
mengharuskan kita muridNya untuk sempurna sama seperti Allah Bapa yang di sorga
adalah sempurna karena manusia itu pada dasarnya lemah dan tidak akan sempurna.
2.
Tahap wahyu Allah
yang penuh dan definitive sebenarnya tidak terlaksana dalam Sabda-Nya yang
menjadi daging, Yesus Kristus; buktinya masih banyak orang yang belum mengenal
Allah yang benar walau sudah ada pewahyuan Allah dalam Diri Yesus Kristus.
3.
Tuhan Yesus tidak
mengutus aku sebagai murid-Nya untuk menjadikan
semua bangsa murid-Nya dan membaptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkanNya
karena setiap manusia mempunyai kebebasan yang dijamin oleh HAM (Hak Azasi
Manusia), yang penting mereka berbuat baik saja itu sudah cukup.
4.
Kitab Suci,
Tradisi dan Kuasa Mengajar tidak ada hubungannya satu dengan yang lain,
karena masing-masing dengan caranya
sendiri, ketiga hal tersebut mencari dan menemukan kebenarannya dari
perspektifnya masing-masing.
5.
Kanon Kitab
Suci ialah daftar lengkap dari tulisan-tulisan suci yang oleh otoritas Gereja
yang mengakuinya. Kanon ini terdiri dari 39 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian
Baru.
6.
Iman itu
mengatasi akal budi, karenanya iman dan ilmu selalu terjadi kontardiksi, karena
iman berasal dari Allah, sedangkan ilmu berasal dari hasil penelitian akal budi
manusia secara ilmiah.
7.
Satu-satunya yang
‘ada’ adalah Allah; karena makhluk menerima segalanya dari Allah, mereka ada
dan kepunyaan mereka dari Allah.
8.
Gereja
mengungkapkan iman trinitarisnya dengan
percaya kepada keesaan Allah yang dalam-Nya terdapat tiga Pribadi, Bapa,
Putra, dan Roh Kudus. Ketiga Pribadi ilahi ini hanya satu Allah karena
masing-masing memiliki secara setara kepenuhan kodrat ilahi yang satu dan tak
terbagi. Mereka
berbeda satu sama lain karena relasi yang menghubungkan mereka satu sama
lain. Bapa melahirkan Putra, Putra
dilahirkan oleh Bapa, Roh Kudus keluar dari Bapa dan Putra. Ketiga Pribadi ilahi
ini, juga tidak terpisahkan dalam aktivitas mereka. Tritunggal mempunyai satu
tindakan yang satu dan sama. Namun di dalam tindakan yang satu ini, setiap
Pribadi hadir menurut cara adanya yang khas baginya di dalam Tritunggal.
9.
Iman memberikan
kepastian kepada kita bahwa Allah tidak akan mengizinkan kejahatan jika Dia tidak
menyebabkan suatu kebaikan yang datang dari kejahatan itu.
10. Jiwa yang bersifat rohani dan badan jasmani semuanya
berasal dari orang tua sejak dari rahimnya, karena orang tua telah dipercaya
Allah untuk menjadi partner dalam karya penciptaa-Nya.
11. Setan dan iblis-iblis lainnya, yang dibicarakan Kitab
Suci dan Tradisi Gereja, pada sejak awal mula
memang berasal dari si Jahat penghuni neraka. Mereka membujuk hingga
memaksa manusia untuk bersekutu dengan mereka memberontak melawan Allah.
12. Gereja mengakui bahwa Yesus Kristus adalah
sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, dengan dua kodrat; kodrat
Allah dan manusia, tanpa tercampur satu sama lain, tetapi dipersatukan dalam
Pribadi Sabda. Karena itu, dalam kemanusiaan Yesus, segala hal – mujizat, penderitaan,
dan kematian-Nya – harus dilihat dalam rangka Pribadi Ilahi-Nya yang bertindak
melalui kodrat manusia yang dipeluk-Nya.
13. Maria adalah perawan dalam arti kiasan saja, karena
bagaimana mungkin seorang perempuan yang secara alamiah sungguh melahirkan bayi
itu, masih terjaga keperawanannya, maka ketika Injil mengatakan
“Saudara-saudari Yesus”, barangkali itu
memang sungguh saudara kandung Yesus.
14. Nabi terbesar dan terakhir adalah Yohanes Pembaptis.
15. Paskah Yesus, yang meliputi sengsara, wafat, kebangkitan,
dan pemuliaan-Nya, merupakan pusat iman Kristen karena rencana Allah untuk
menyelamatkan dunia telah terlaksana satu kali untuk selamanya melalui wafat
Putra-Nya, Yesus Kristus.
16. Penderitaan dan kematian Yesus sesungguhnya hanya
tepat ditimpakan kepada mereka yang secara nyata pada saat itu memang membuat
Yesus menderita sampai wafat di salib; dan tidak dapat ditimpakan pada
kesalahan dan dosa kita sekarang ini, karena pada saat Yesus mendrita, kita ‘kan belum lahir.
17. Kekhasan Umat Allah yaitu: seseorang menjadi anggota
umat ini melalui iman kepada Kristus dan pembaptisan. Umat ini berasal dari
Allah Bapa, kepadanya adalah Yesus Kristus, tanda khususnya adalah martabat dan
kebebasan anak-anak Allah, hukumnya adalah perintah baru cinta kasih, misinya adalah
menjadi garam dan terang dunia, dan tujuan akhirnya adalah Kerajaan Allah yang
sudah mulai di dunia ini.
18. Gereja Kristus yang satu, sebagai sebuah susunan
masyarakat dan terorganisir, ada dalam (subsistit
in) Gereja Katolik, dipimpin oleh Pengganti Petrus dan para Uskup dalam
kesatuan dengannya. Hanya melalui Gereja inilah orang bisa mendapatkan
kepenuhan sarana keselamatan, karena Allah sudah mempercayakan semua berkat
Perjanjian Baru kepada persekutuan Apostolik yang dikepalai oleh Petrus.
19.
Gereja itu
Katolik, artinya universal, sejauh Kristus hadir di dalamnya. Di mana terdapat Kristus,
di sana jugalah Gereja Katolik. Setiap orang Katolik pasti orang Kristen,
tetapi tidak setiap orang Kristen adalah Katolik.
20.
Gereja Katolik mengakui apa yang baik dan benar dalam
agama-agama lain itu berasal dari Allah dan merupakan pancaran dari
kebenaran-Nya. Dengan demikian, juga merupakan persiapan untuk menerima Kabar
Gembira dan dorongan untuk persatuan umat manusia di dalam Gereja Kristus.
21. Di luar Gereja tidak ada keselamatan, ini berarti
bahwa semua keselamatan datang dari Kristus, melalui Gereja, yaitu tubuh-Nya.
Jadi, mereka yang mengetahui bahwa Gereja didirikan oleh Kristus dan perlu
untuk keselamatan, tetapi menolak untuk masuk dan tinggal di dalam Gereja, tidak
dapat diselamatkan. Pada saat yang sama, berkat Kristus dan Gereja-Nya, mereka
yang bukan karena kesalahan sendiri tidak mengenal Injil Kristus dan
Gereja-Nya, tetapi secara jujur mencari Allah dan mencoba melaksanakan
kehendak-Nya melalui suara hatinya, dapat mencapai keselamatan abadi.
22.
Gereja itu pada dasarnya bersifat Apostolik karena
didirikan di atas “dasar para Rasul”. Gereja bersifat Apostolik dalam ajaran
yang sama dengan ajaran para Rasul. Gereja bersifat Apostolik karena
strukturnya, yaitu diajar, dikuduskan, dan dibimbing oleh para Rasul melalui
pengganti-pengganti mereka, yaitu para Uskup dalam kesatuan dengan pengganti
Petrus sampai pada kedatangan Kristus kembali.
23.
Kuasa mengajar
Gereja tidak dapat sesat jika Paus di Roma, sebagai Gembala Tertinggi Gereja,
atau Dewan para Uskup, dalam kesatuan dengan Paus, terutama jika berkumpul
bersama di dalam suatu konsili ekumenis, memaklumkan secara definitive suatu
ajaran yang menyangkut iman dan moral. Kuasa Mengajar juga tidak dapat sesat
jika Paus dan para Uskup, dalam Pengajaran biasa, setuju dalam mengusulkan
sebuah ajaran secara definitive. Setiap umat beriman harus tunduk pada ajaran tersebut
dengan ketaatan iman.
24. Devosi kepada Bunda Maria secara esensial sebenarnya
sama dengan penyembahan yang sepadan sebagaimana diberikan kepada Allah Tritunggal.
25. Sakramen yang pertama dan terutama untuk pengampunan
dosa ialah Sakramen Pengampunan dosa, bukan Sakramen Pembaptisan.
26.
Gereja mempunyai perutusan dan kuasa untuk mengampuni
dosa karena Kristus sendiri sudah memberikan kepadanya.
27.
‘Surga’ berarti suatu keadaan bahagia yang tertinggi dan
definitif.
28. Neraka ciptaan Allah, yaitu ‘tempat’ untuk
menghukum mereka yang mati dalam keadaan
dosa berat dan tidak mau bertobat.
29.
Liturgi adalah perayaan misteri Kristus, terkhusus
kebangkitan-Nya. Liturgi sebagai tindakan suci per excellence adalah puncak yang menjadi arah kegiatan Gereja dan
merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya
penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja.
30. Membaptis artinya “menenggelamkan” ke dalam air.
Seseorang yang dibaptis ditenggelam-kan ke dalam kematian Kristus dan bangkit
bersama-Nya sebagai ‘ciptaan baru’.
31. Gereja membaptis bayi karena ada semacam kekawatiran,
dan tindakan itu melanggar Hak Azasi Manusia.
32. Transubstansiasi berarti perubahan anggapan bahwa roti itu seakan-akan
dianggap sebagai Tubuh Kristus dan
anggur dianggap sebagai Darah Kristus, buktinya ciri khas roti dan
anggur, yaitu ‘rupa Ekaristi’ tetap tidak berubah.
33. Penghormatan yang layak diberikan kepada Sakramen
Ekaristi, baik selama perayaan atau di luar itu, adalah berupa penghormatan
saja, tidak boleh menyembah sebagaimana layaknya penyembahan latria, yaitu penyembahan yang hanya layak diberikan kepada Allah;
walau Gereja sangat menghormati Hosti
yang sudah dikonsakrir.
34. Gereja mengharuskan warga-Nya untuk berpartisipasi
dalam perayaan Sakramen Ekaristi Kudus setiap hari Minggu, dan pada hari-hari
suci yang diwajibkan, serta menganjurkan juga pada hari-hari lainnya.
35. Perbuatan silih dapat diungkapkan dalam macam-macam
bentuk, tetapi terutama dalam puasa, doa, dan memberi derma. Bentuk-bentuk itu
dan banyak bentuk yang lainnya dapat dipraktekkan dalam kehidupan seorang
Kristen, secara khusus selama masa Puasa dan pada hari Jumat, hari silih.
36. Setiap umat beriman yang sudah mencapai umur diskresi terikat untuk mengakukan
dosa-dosa beratnya paling sedikit sekali setahun dan selalu dilakukan sebelum
menerima Komuni Kudus.
37. Setiap bapa pengakuan, tanpa kecuali dan di bawah
ancaman hukuman yang amat berat, terikat untuk memegang teguh ‘meterai
pengakuan’ yang berarti kerahasiaan mutlak tentang dosa-dosa yang diungkapkan
kepadanya dalam pengakuan karena keagungan pelayanan ini dan hormat yang harus
diberikan kepada pribadi manusia; namun jika untuk kepentingan pengadilan
diperbolehkan juga memberitahukan kerahasiaan pengakuan tersebut.
38. Perkawinan bukanlah suatu keharusan bagi setiap orang,
terutama kerena Allah memanggil beberapa laki-laki dan perempuan untuk
mengikuti Yesus dalam hidup keperawanan atau selibat demi Kerajaan Surga.
39. Perkawinan campur
membutuhkan izin otoritas gerejawi demi layaknya. Dalam kasus disparitas kultus memerlukan dispensasi
demi sahnya.
40. Makna kematian seorang Kristen tetap tidak menjadi
jelas dalam terang wafat dan kebangkitan Kristus, walau Ia adalah satu-satunya
harapan kita.
41. Dosa adalah ‘perkataan, tindakan, atau keinginan yang
bertentangan dengan Hukum Abadi’. Dosa adalah penghinaan terhadap Allah dalam
ketidaktaatan kepada cinta-Nya. Dosa melukai kodrat dan solidaritas manusia.
Kristus dalam penderitaan-Nya menyingkap sepenuhnya keseriusan dosa dan
mengatasinya dengan kerahiman-Nya.
42.
Hukum Injil diringkas dalam perintah untuk mengasihi
Allah dan sesama dan saling mencintai satu sama lain seperti Kristus mencintai
kita.
43. Secara umum, pahala menunjuk pada hak untuk
mendapatkan imbalan karena suatu perbuatan baik. Berkenaan dengan Allah,
manusia dapat menuntut-Nya untuk memberikan pahala yang seharusnya menjadi hak
milik manusia karena sudah melakukan perbuatan baik.
44. Dekalog artinya ‘sepuluh firman’ (Kel 34: 28).
Kesepuluh Firman itu terdapat pada Kitab Keluaran 20: 2 – 17 dan Kitab Ulangan
5: 5 – 21, yang redaksi tulisannya sama persis pada kedua kitab tersebut.
45. Dalam Perjanjian Lama, perintah “Jangan membuat patung yang menyerupai apa pun” (Kel 20: 4),
melarang secara mutlak setiap representasi Allah yang transenden. Tetapi,
penghormatan Kristen akan gambar-gambar suci dibenarkan oleh fakta penjelmaan
Putra Allah (sebagaimana dijelaskan oleh
Konsili Nicea II, tahun 787 M) karena penghormatan itu didasarkan pada
misteri Putra Allah yang menjadi manusia, yang dalam Dia, Allah Transenden
menjadi tampak. Itu bukan berarti penyembahan gambar, tetapi terlebih
penghormatan seseorang yang direpresentasikan di dalamnya, misalnya, Kristus,
Perawan Maria, para malaikat, dan para santo-santa.
46.
Ikatan keluarga itu penting, tetapi tidak mutlak karena
panggilan pertama seorang Kristen ialah mengikuti dan mengasihi Yesus.
47.
Kita bertanggung
jawab untuk merawat kesehatan fisik dan orang lain, tetapi perlu menghindarkan
pemujaan tubuh dan ekses lainnya. Transplantasi organ secara moral bisa
diterima jika si donor memberikan persetujuannya dan tanpa menyebabkan
akibat-akibat yang luar biasa baginya. Tubuh orang yang sudah meninggal harus
diperlakukan dengan cinta dan hormat. Kremasi diperkenankan asal hal itu bukan merupakan
penyangkalan iman akan kebangkitan badan.
48. Isi Ajaran Sosial Gereja adalah perkembangan organis
kebenaran Injil tentang martabat pribadi manusia dan dimensi sosialnya, memberikan
prinsip-prinsip untuk refleksi, kriteria penilaian dan norma-norma, serta
petunjuk pelaksanaan.
49. Doa syafaat adalah doa yang memohon atas nama orang
lain. Doa ini menyelaraskan dan mempersatukan kita dengan Yesus yang memohon
kepada Bapa untuk semua orang, terutama orang berdosa. Bahkan, doa syafaat harus
termasuk mendoakan musuh.
50. Doa Bapa Kami disebut “Oratio Dominica”, yaitu Doa Tuhan,
karena doa ini diajarkan kepada kita oleh Tuhan Yesus; Doa Tuhan itu
terdapat Injil Matius 6: 9 – 13 dan
Injil Lukas 11: 2 – 4 dengan redaksi penulisannya oleh kedua Penginjil itu
secara sama