Animasi 7 Sakramen melalui metode Outbound
Pengantar:
Gereja katolik mengajarkan adanya tujuh sakramen, dan diurutkan dalam
Katekismus Gereja Katolik (KGK) sebagai berikut:
- Pembaptisan/ Permandian (KGK 1213-1284)
- Penguatan/ Krisma (KGK 1285-1321)
- Ekaristi Kudus (KGK 1322-1419)
- Tobat/ rekonsiliasi/ Pengakuan Dosa (KGK 1422-1498)
- Pengurapan Orang Sakit (KGK 1499-1532)
- Penahbisan/ Imamat (KGK 1536-1600)
- Perkawinan (KGK 1601-1666)
- Dokumen ini adalah panduan memperdalam pemahaman akan ketujuh sakramen tersebut melalui metode simulasi dan games, terutama di luar ruangan.
- Dokumen ini masih perlu dilengkapi dengan:
- 1. Paket-paket pertanyaan & jawaban untuk digunakan di beberapa pos.
- 2. Poin-poin pemaknaan di tiap pos.
Kepesertaan:
Peserta dibagi dalam beberapa
kelompok, @ beranggotakan 9-14 orang, dan akan melakukan perjalanan (hidup)
melalui berbagai pos sakramen. Tiap Pos Sakramen mempunyai sudut pandang,
skenario, dan teknis pelaksanaan tertentu.
Kefasilitatoran:
Dalam tiap Pos, tim fasilitator
minimal mempunyai kompetensi:
1)
Fasilitator yang bisa menjelaskan/
membelajarkan/ memaknai tiap sakramen, BERDASARKAN KOPENDIUM KATEKISMUS GEREJA
KATOLIK; serta mengaitkannya dengan
dinamika di pos tersebut.
2)
Tim fasilitator yang menguasai dinamika teknis/
games sesuai karakter pos.
Jadwal/ rute perjalanan:
Tiap kelompok peserta akan
melakukan perjalanan secara berurutan dengan interval waktu 15-20 menit. Secara
berurutan, kelompok peserta akan menemui Pos-pos Sakramen dengan urutan sbb:
- Pembaptisan ,
- Tobat/ Pengakuan Dosa,
- Ekaristi Kudus,
- Penguatan/ Krisma,
- Penahbisan/ Imamat dan Perkawinan (2 sakramen dalam 1 pos), dan
- Pengurapan Orang Sakit
Proses di tiap Pos adalah:
- Pengantar, 1-3 menit
- Dinamika, 10-20 menit
- Pemaknaan, 5-15 menit
Sudut pandang, Skenario, dan teknis di tiap pos
I. Pos Pembaptisan/ Permandian
Sudut pandang:
Tiap anggota kelompok dibaptis
oleh teman-temannya secara bergantian.
Skenario:
Tiap manusia punya dosa asal dan
itu bisa dihapuskan dengan permandian. Sebagian besar umat katolik dibaptis
ketika masih bayi; manusia yang belum bisa berbuat banyak. Dalam Pos ini,
peserta dibaptis untuk menghaus dosa asal.
Teknis:
·
Dinamika dilakukan di tempat yang mengandung
air; sungai atau kolam berair bersih.
·
(secara bergantian) tiap orang dahinya diolesi
dengan lumpur basah sebagai lambing dosa asal. Yang bersangkutan akan dibaptis
guna menghilangkan lumpur di keningnya.
·
Yang bersangkutan dibaringkan telungkup di atas
jarring/ tandu yang dipegang oleh anggota kelompok lainnya. Jaring tersebut
dibentangkan persis di atas permukaan air sungai/ kolam. Tubuh yang
bersangkutan didekatkan ke air sehingga yang bersangkutan bisa melongokkan
kepala, terutama dahinya ke arah bawah, ke arah air yang mengalir tersebut.
·
Yang bersangkutan berusaha membersihkan lumpur
(dosa) di keningnya, sementara teman-temannya menahan supaya yang bersangkutan
tidak kecebur. Jika tidak ada jaring yang kuat/ tali; bisa juga yang
bersangkutan dipegang oleh teman-temannya, berbaring telungkup mendatar sekitar
10-20 cm di atas air.
·
Demikian bergantian tiap peserta dibaptis oleh
teman-temannya sampai lumpur di kening hilang.
Pemaknaan:
…
Proses "pembaptisan" |
II. Pos Tobat/ Pengakuan Dosa
Sudut pandang:
Tiap anggota kelompok mengakukan
dosa pada fasilitator yang berperan sebagai imam, lalu mendapat dan
melaksanakan penitensi.
Skenario:
Dosa dalam dinamika ini
merupakan ketidaktahuan/ kebelumtahuan
peserta terhadap pengetahuan iman Katolik. Makin banyak yang belum
diketahuinya, berarti makin besar dosanya, dan berarti pula makin “berat”
penitensinya
Teknis:
·
Dinamika dilakukan yang menyerupai bilik
pengakuan dosa, boleh dibuat dari kain atau di belik gerumbul perdu/ pepohonan.
Bilik bisa dibuat 2 buah dengan 2 fasilitator yang berbeda sehingga proses bisa
lebih cepat.
·
(secara bergantian) peserta masuk ke bilik
pengakuan dan akan diberi beberapa
pertanyaan oleh fasilitator perihal pengetahuan iman katolik (Sumber: Buku
Youcat Bagian Pertama atau Kopendium Katekismus Gereja Katolik tentang Sakramen
baptis dan Tobat).
·
Makin banyak jawaban keliru, berarti makin
banyak dosanya.
·
Penitensi adalah peserta yang bersangkutan
diminta memelajari berbagai hal yang tadi ditanyakan. Untuk itu perlu disiapkan
dokumen pengetahuan iman katolik sesuai pertanyaan. Penitensi dilakukan persis
setelah peserta keluar dari bilik pengakuan.
Pemaknaan:
…
Lagi diinterview di Pos Pengakuan Dosa, hayo ngaku saja, bisa jawab nggak? |
III. Pos Ekaristi Kudus
Sudut pandang:
Menerima komuni dalam sakramen
ekaristi berarti menerima tubuh dan darah yesus. Namun secara fisik, peserta
diajak untuk mengenali berbagai macam “roti & anggur” sehingga bisa
membedakannya.
Skenario:
Tiap anggota kelompok berusaha
mengenali tiap kombinasi roti & anggur yang dia makan.
Teknis:
·
Bagi peserta dalam 2 kelompok yang jumah
anggotanya sama besar, misalnya kelompok A dan B.
·
Pada tiap kelompok A atau B, berikan tiap
peserta kombinasi “roti & anggur” yang akan dimakan peserta.
·
Contoh kombinasi:
1. Roti
tawar isi selai nanas
2. Roti
tawar isi selai kacang
3. Roti
tawar isi gula cairan gula aren
4. Roti
tawar isi parutan kedondong
5. Roti
tawar isi parutan kelapa
6. Roti
tawar isi cairan brotowali
·
Artinya, tiap anggota kelompok A makan salah
satu kombinasi tersebut, demikian juga tiap anggota kelompok B. Saat makan roti
& anggur tersebut, anggota kelompok jangan sampai melihat isi di dalam roti
tawar tersebut. Antara kelompok A dan B pun jangan sampai melihat ketika makan
roti tersebut.
·
Nah, setelah semua makan, tugas kelompok A dan B
adalah berdiskusi untuk menentukan siapa dari kelompok A yang “roti &
anggurnya” sama dengan siapa dari kelompok B.
·
Makin banyak pasangan roti anggur yang benar,
berarti daya cecap/ daya icip dan daya komunikasi kelompok makin bagus.
Pemaknaan:
…
Nyam nyam nyam... apalah rasanya. Enaknya dapat makan di Pos Ekaristi. |
IV. Pos Penguatan/ Krisma
Sudut pandang:
Peserta diuji kedewasaan imannya
sebelum menerima sakramen penguatan.
Skenario:
Kedewasaan iman adalah syarat
seseorang dapat menerima sakramen penguatan. Dalam hal ini, kedewasaan iman
ditandai dengan pengetahuan akan iman katolik. Peserta akan dites mengenai
pengetahuan imannya. Jika lolos tes, maka berhak mendapat sakramen krisma.
Teknis:
·
Peserta menghadap pada fasilitator yang berperan
sebagai uskup yang akan mengetes pengetahuan imannya.
·
“Uskup” memberi beberapa pertanyaan terkait
pengetahuan iman katolik (Sumber: Buku Youcat Bagian Pertama atau Kopendium
Katekismus Gereja Katolik tentang Sakramen Ekaristi dan Penguatan).
·
Jika pertanyaan dijawab secara betul, maka pipi yang
bersangkutan ditepuk dengan lembut (seperti saat sakramen krisma). Tetapi jika
jawaban salah, tampar saja pipinya.
·
Bagi peserta yang menjawab benar minimal 60%
pertanyaan, boleh diurapi dengan minyak krisma. Bagi yang tidak lolos standar
itu, berarti tidak/ belum mendapat sakramen krisma.
Pemaknaan:
…
Haiyaaa!!!! nak ditampar atau di elus nih di Pos Krisma ini |
V. Pos Perkawinan & Pos Penahbisan/ Imamat
V.A. Pos Perkawinan
Sudut pandang:
Mencoba memahami dan merasakan
konsekuensi dari pasangan yang menerima sakramen perkawinan.
Skenario:
Peserta secara berpasangan
dianggap sudah menerima sakramen perkawinan, dan kini akan mengarungi
perjalanan hidup yang penuh tantangan. Akankah mereka bisa menjalaninya dalam
untung dan malang bersama-sama? Perjalanan hidup diumpamakan dalam tantangan
“bambo sejajar”
Teknis:
·
Tiap peserta akan berpasangan melalui tantangan
bambu sejajar yang melambangkan perjalanan hidup manusia yang telah menerima
sakramen perkawinan.
·
Jika ada yang jatuh, ulang lagi; bukan
menghitung berapa kali jatuhnya, tetapi berapa kali mau bangkit lagi dan
melanjutkan kehidupan perkawinannya.
Pemaknaan:
…
Ya begini inilah seni "kawin" di Pos Perkawinan |
V.B. Pos Penahbisan/ Imamat
Sudut pandang:
Mencoba memahami dan merasakan
konsekuensi dari seseorang yang sudah menerima sakramen imamat.
Skenario:
Peserta secara individu menjalani
kehidupan imamat yang penuh tantangan. Akankah yang bersangkutan bisa
menjalaninya sampai tuntas? Perjalanan hidup imamat diumpamakan dalam tantangan
“meniti bambo dengan bantuan tongkat penyeimbang”. Tongkat penyeimbang menggambarkan
pegangan yang bersangkutan yang adalah Allah sendiri
Teknis:
·
Tiap peserta akan secara individu melalui
tantangan meniti bambu dengan bantuan tongkat penyeimbang.
·
Jika ada yang jatuh, ulang lagi.
Pemaknaan:
…
Konsentrasi menghadapi pilihan di Pos Imamat |
VI. Pos Pengurapan Orang Sakit/ Minyak Suci
Sudut pandang:
Peserta dalam kondisi sakit parah
dan ingin diberi minyak suci supaya makin dekat pada Allahnya.
Skenario:
Satu persatu, peserta menjadi orang yang dalam kondisi sakit parah
dan ingin diberi sakramen pengurapan orang sakit, sesuai dengan keimanannya.
Namun, akan lebih baik jika si penerima minyak suci memang memahami betul akan
iman katoliknya. Tetapi jika pengetahuan imannya dangkal, ya berarti dia
terlalu banyak berharap tanpa ada usaha untuk lebih mengenal Allahnya. Peserta
akan dites mengenai pengetahuan imannya. Jika lolos tes, maka berhak mendapat
sakramen pengurapan orang sakit.
Teknis:
·
Satu persatu, peserta dibaringkan di tanah, atau
galian dangkal menyerupai lubang kubur. Anggaplah dia lagi sakit parah dan
kemungkinan akan meninggal.
·
Fasilitator berperan sebagai “imam” akan
menanyai peserta yang bersangkutan dengan berbagai pertanyaan terkait
pengetahuan iman katolik. (Sumber: Buku Youcat Bagian Pertama atau Kopendium
Katekismus Gereja Katolik tentang Sakramen Perkawinan, Imamat, dan Pengurapan
Orang Sakit).
·
Jika pertanyaan dijawab secara betul, maka dahi
dan tangan yang bersangkutan diurapi dengan minyak wangi/ air bunga (seperti
saat sakramen pengurapan orang sakit). Tetapi jika jawaban salah, dahi dan
tangan diurapi dengan cairan yang lain, misalnya air gula, getah, lumpur, dan
sebagainya; pokoke yang bikin nggak enak lah.
Pemaknaan:
…
Aduuhhh... nak dikasih apolah aku ini di Pos Pengurapan Orang Sakit ini? |
Penutup
Usai menjalani semua pos-pos
tadi, peserta diberi pemaknaan secara umum untuk kemudian diutus untuk lebih
menghargai sakramen-sakramen yang sudah ada.
Digagas oleh
Agustinus Susanta pada 15 Mei 2013 atas permintaan OMK di Sindang guna Latpim
OMK Cubengtuling 2013.
Sudah
dilaksanakan pada 24-26 Mei 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar