Matrik model modul
pendampingan OMK/PPA
no
|
Judul/ tema
|
Tujuan
|
Nilai-nilai
|
Dinamika
|
Katekese
|
1.
|
Tugas & tanggung jawab OMK
|
1.
Menyadari tugas & tanggung
jawab kaum muda dalam menggereja.
2.
Belajar dari Samuel yang taat pada
panggilan Bapa
|
a.
Pengorbanan
b.
Kepedulian
c.
Ketaatan
d.
kedisiplinan
|
Permainan suit Samson – Delilah –Macan
|
1 Sam: 3:2-11
|
2.
|
Kebangkitan Kristus meningkatkan solidaritas
|
1.
Membentuk solidaritas yang mengacu
pada kebangkitan Kristus
2.
Memberi damai bagi orang Lain
3.
Mengampuni kesalahan orang Lain
4.
Jangan melupakan teman lama
5.
Bersukacita ketika melihat Tuhan
|
a.
sukacita
b.
perdamaian
c.
pengampunan
|
Permainan ular ganti kulit
|
Yoh 20:19-23
|
3.
|
Persaudaraan yang menumbuhkan solidaritas melalui kekompakan
& kebersamaan
|
1.
Menumbuhkan solidaritas dalam diri
OMK.
2.
Mempercepat persaudaraan dengan
kekompakan & kebersamaan.
|
a.
Persaudaraan
b.
Kekompakan
c.
Solidaritas
d.
kebersamaan
|
Game loncat warna
|
Kis 2:41-47
|
4.
|
Kepedulian dalam Allah Kristus
|
1.
membangun sikap kepedulian terhadap
Allah Kristus melalui pertemuan antar generasi muda Katolik.
2.
Mendalami sikap kepedulian melalui
teladan Yesus dalam bacaan Markus 1: 40-45
|
a.
Kekompakan
b.
Kepedulian
c.
Kedisiplinan
d.
Percaya diri
|
Kejar mengejar & merrebut “ekor” barisan kelompok lawan.
|
Markus 1: 40-45
|
5.
|
Membangun komunikasi dalam kebersamaan
|
Melatih kepekaan dalam berkomunikasi satu sama Lain
|
-
|
Tebak angka dengan gerakan tubuh
|
-
|
6.
|
Membangun kepribadian yang utuh
|
1.
Mengenal diri sendiri yang lebih
utuh.
2.
Memahami kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
3.
Berani menerima kekurangan diri
sendiri.
|
a.
Percaya diri
b.
Menyukuri karunia Tuhan yang ada
pada tiap pribadi.
c.
Menjadi diri sendiri.
|
Menulis kelebihan temannya secara bergantian
|
· Kejadian 1:22-25
· Matius 15:14-30
|
7.
|
Penjaga Buah roh / Berjuang untuk hidup suci
|
1.
Menyadari pentingnya menjaga buah
roh (kesabaran, kesetiaan, kelemahlembutan, & penguasaan diri) agar
menjauhkan diri dari kerusuhan sebagai murid Kristus
2.
Menanamkan buah roh bagi kaum muda
yang beriman dalam Kristus
3.
Belajar tentang buah roh
|
a.
kesabaran,
b.
kesetiaan,
c.
kelemahlembutan,
d.
saling memaafkan,
e.
penguasaan diri
|
Memecah kendi, kemudian menyatukannya lagi dengan selotip
|
Ibrani 12:14-17
|
8.
|
Saling membahu
|
1.
Menanamkan rasa saling tolong
menolong dengan sesama
2.
Menanamkan nilai keakraban bagi
kaum muda
3.
Belajar tentang mukjizat dari Yesus
Kristus (Matius 9:1-8 / Markus 2:1-12 )
|
a.
Persaudaraan
b.
Kebersamaan
c.
Kepedulian
d.
Kekompakan
e.
Berbelaskasihan
|
Si Buta dan si Lumpuh
|
· Matius 9:1-8
· Markus
2:1-12
|
Iya wis tak baca, menarik dan
ketonne asyik. Jebul OMK Dekanat Utara Keuskupan Purwokerto pinter-pinter ya.
Iya lah pinter-pinter, asal gelem
sinau dan mengembangkan diri ya pasti tambah pinter. Makane kowen juga latihan
mendarat lah, endah yen landing ora nubras-nubras maning.
Halllah wis lah orasah dibahas
bab kuwe, ngisin-isini bae. Piben kuwe tentang matrik yang isine apik-apik tur
menarik, kelanjutanne piben.
Bener, tema-tema yang diangkat
oleh para peserta memang menarik, tidak ada yang keliru, namuuunnn…
Namun apa maning? Ketonne kowen
meragukan ya Nas?
Meragukan sih belih, cuman
peranku kan ngomentari, Lai. Yen cuma nggah nggih bae, ya orasah dilombakna dan
dikasih evaluasi dong, kepriben sih kowen?
Eh iya ya, dadi piben kuwe?
Enyong ora pan ngomentari
ntrithik siji-siji tapi nyoba menelaah hal-hal sing prinsip bae ya. Siji-siji
ndhisit mulai sing urutan nomor 1.
Saka paroki endi kuwe nomer
siji?
Lha kuwe rahasia, Lai, lagipula
ora penting kan pengetahuan kuwe nggo kowen?
Iya sih, bener juga. Dadi,
piben kuwe telaahmu?
Sadurunge ana syarate, kita kerja
sama ya Lai, modelku menelaah itu dengan pertanyaan-pertanyaan dan kamu harus
menjawabnya supaya ada timbal balik. Kepriben, setuju?
Setuju lah, gampang kuwe. Gagiyan
dimulai lah, wis belih sabar kiye.
Model pendampingan pertama,
bertema “Tugas & tanggung jawab OMK” Nah, pertanyaan sing kudu ditelaah
adalah apakah tugas & tanggung jawab OMK itu akan disebutkan dalam proses
pendampingan?
Mestine iya, Nas.
Apakah nilai-nilai pengorbanan,
kepedulian, ketaatan, dan kedisiplinan merupakan tugas dan tanggung jawab OMK?
Hmmm… bisa jadi bisa jadi.
Coba apakah itu memang tugas
& tanggung jawab OMK? Atau sekedar deretan hal-hal baik yang mestinya juga
dihayati tiap OMK?
Hmmm… rada bingung aku Nas.
Soalnya memang setahuku nggak ada dokumen resmi yang menyebutkan apa tugas dan
tanggung jawab OMK.
Betul, itu bisa kita diskusikan
lebar panjang nanti, bahkan diperdebatkan juga bisa. Namun poin sing pengen tak
sampaikan kuwe adalah sebaiknya kita bisa menemukan hal-hal inti dan pendekatan
yang tepat dalam suatu proses kegiatan.
Misalle?
Misalle bisa saja tugas dan tanggung jawab OMK berdasarkan 5
pilar/ pancatugas gereja, yaitu:
1.
Liturgi/
Liturgia
2.
Pewartaan/
Kerygma
3.
Koinonia
/ Persekutuan
4.
Pelayanan/
Diakonia
5.
Kesaksian/
Martyria
Nah, nilai-nilai tersebut yang
diperkenalkan dalam kegiatan pendampingan tersebut.
Wah, bener juga Nas, sangat
masuk akal, jadi sangat jelas bahwa ada 5 tugas dan tanggung jawab OMK, yang
sebenernya didekati dari panca tugas gereja.
Masih ada Contoh pendekatan lain, yaitu tugas dan tanggung jawab
OMK sebagai imam, nabi dan raja.
Itu khan ada di Katekismus Gereja Katolik /KGK 783 “Yesus
Kristus diurapi oleh Bapa dengan Roh Kudus dan dijadikan “imam, nabi, dan
raja“. Seluruh Umat Allah mengambil bagian dalam ketiga
jabatan Kristus ini, dan bertanggung jawab untuk perutusan dan
pelayanan yang keluar darinya.
Iya juga ya, jadi tugas dan
tanggung jawab OMK ada 3, sebagai imam, nabi, dan raja, sesuai pendekatan bos
kita Yesus Kristus.
Nah, iya, itu baru pokoknya saja,
nanti bisa dikembangkan dalam bagian lain sing luwih rinci, kaya kuwe, Lai.
Ooooo…. Trus tentang katekese
yang ngambil dari 1 Sam: 3:2-11, itu sudah pas belum?
Coba jawabben, apakah cerita tentang Samuel di perikop itu
menurutmu sudah mencerminkan atau erat kaitannya dengan tugas & tanggung
jawab kaum muda dalam menggereja?
Hmmm…. hanya sedikit sih,
paling-paling nilai ketaatan bae, Nas. Jadi perikop sing cocok apa, Nas?
Enyong ora pan njawab perikop endi sing cocok karena kudu nggolet
dhisit Lai. Tapi kaya kiye. Menurutku, sing arane katekese kuwe ora sebatas
menyomot perikop kitab suci, toli diperdalam, tetapi masih ada banyak
perkembanganne. Misalle dari pengertianne ya, berdasarkan Direktorium Kateketik
Umum (1971)
·
Katekese merupakan salah satu bentuk pelayanan sabda, yang
bertujuan membuat iman umat hidup, dasar, dan aktif lewat cara pengajaran.(DKU.
17)
·
Dalam ruang lingkup kegiatan pastoral, istilah katekese diartikan
sebagai karya gerejani, yang menghantarkan kelompok maupun perorangan kepada
iman yang dewasa.(DKU. 21)
·
Katekese terpadu dengan karya-karya pastoral Gereja yang Lain,
tetapi sifat khasnya, yakni sebagai inisiasi, pendidikan, dan pembinaan, tetap
dipertahankan.(DKU. 31)
·
Isi katekese adalah wahyu Allah, misteri Allah dan karya-karya-Nya
yang menyelamatkan, yang terjadi dalam sejarah umat manusia. (DKU. 37)
Oh, kaya kuwe ya pengertian
katekese.
Iya, memang dasarnya Kitab Suci, tetapi dalam perkembangannya,
Gereja Katolik khan punya banyak dokumen resmi pengajaran iman, misalle KGK,
nah menurutku memelajari KGK juga termasuk berkatekese.
Trus kaitannya dengan suatu tema pendampingan OMK/ PPA, misalnya
ada perikop/ kisah di Kitab Suci yang memang pas dengan tema, ya tentu sangat
baik untuk digunakan dan diolah dalam proses. Tetapi jika lebih cocok melalui
dokumen pengajaran Iman Katolik Lain, ya, jangan dipaksakan harus pake perikop
Kitab Suci atau Injil. Piben, Lai? Ora bingung khan?
Ora, Nas. Intine khan banyak
sumber yang bisa diacu untuk berkatekese melalui model pendampingan kegiatan
OMK, tidak hanya dari Kitab Suci, walaupun itu dasar dari semua dokumen gereja
tadi.
Sip sip….
Trus modul berikutnya piben
Nas? Yang bertema “Kebangkitan Kristus meningkatkan solidaritas”
Terus terang Lai, tema ini abot, mungkin luwih cocok nggo tema
suatu retreat atau rekoleksi. Namun gini bae, menurutmu dengan 5 tujuan yang
ingin dicapai, kira-kira tekan ora ya tujuan itu dicapai dalam kegiatan selama
30-45 menit?
Hmmm… iya jugas sih temane sih
apik, walau abstrak, tapi kok tujuanne ana 5, kayong lumayan abot ya, Nas.
Mungkin jika ditekankan pada solidaritasnya bisa lebih fokus.
Kuduga sih begitu juga Lai.
Kini kita ke judul ketiga, “Persaudaraan yang menumbuhkan
solidaritas melalui kekompakan & kebersamaan.” Menurutku sih wis lumayan
apik ya, dan itu “tertolong” oleh tema yang sederhana. Coba nurutmu kata
kuncine apa Lai
Kekompakan
Iya bener, kekompakan kuwe relatif luwih mudah penerjemahanne
dalam permainan, daripada misalle kaya sing mau, solidaritas.
Lanjut lagi kalo gitu, dinamika
tentang “Kepedulian dalam Allah Kristus” piben kuwe komentarmu?
Hmm… coba mbok renungkan ya Lai, kira-kira dengan kata kunci
“Kepedulian” egin perlu ora nilai-nilai kekompakan, kedisiplinan, lan percaya
diri?
Kettonne sih kakeyan ya Nas,
nilai kepedulian sebenerre wis cukup.
Terus misalle dinamika kelompokke kuwe kejar-kejaran mencoba
mengalahkan kelompok lain, apa wis pas dengan unsur kepedulian?
Hmmm… ketonne malah
bertentangan ya, temane kepedulian, tapi permainanne menang-menangan.
Nah, trus pertanyaan terakhir, katekesene mengambil inspirasi
kisah orang kusta yang disembuhkan oleh Yesus, dipenging orasah ngomong wong
liya, eh, malah setelah mari dia ngomongna penyembuhanne karo wong akeh.
Nurutmu wis cocok durung karo beberapa hal sebelumme tadi?
Yen karo tema kepedulian sih
nurutku cocok Nas, khan Yesus peduli sama orang kusta tersebut. Tapi yen karo
nilai kekompakan, kedisiplinan, lan percaya diri, kok adoh banget ya? Apalagi
yen dihubungna karo games sing saling mengalahkan tadi, perikop penyembuhan
orang kusta kuwe rada antik yen digandengnya.
Nah, dengan beberapa hal tadi wis bisa lah ya kowen menganalisa
modul itu?
Iya lebih kurang wis nangkep
lah enyong. Wah tambah seru bae kiye; trus tentang dinamika “Membangun komunikasi
dalam kebersamaan” kepriben kuwe Nas.
Yen sing kuwe sebenerre wis pas, cuman ya unsur katekesene laka,
dadi ya priben ya, ana sing kurang bae sih.
Iya ya, temane sih sederhana,
komunikasi dan kebersamaan, tapi kok ora dihubungna karo katolisitas ya, sayang
bae sih. Yen kaya kuwe, langsung bae program selanjutte Nas, tentang “Membangun
kepribadian yang utuh” ketonne asyik tuh.
Iya, pancen asyik sih, cuman sing rada ngganjel kuwe dalam tujuan
khan ada poin memahami dan menerima kekurangan diri, tapi ka di dinamika hanya
menuliskan kelebihan, lha ngerti kekuranganne piben yach? Nurutmu piben kuwe
Lai
Lha iya ya kepriben juga enyong
bingung juga.
Daripada bingung-bingung piben yen dilanjut bae ke tema “Penjaga
Buah roh / Berjuang untuk hidup suci” setuju?
Ya setuju bae lah, Nas. Priben
kuwe Nasibbe?
Kita mulai dari dinamikane. Kendi dipecahna, kemudian disatukan
lagi dengan selotip oleh anggota kelompok. Kira-kira nurutmu apa sing paling
dirasakna peserta Lai?
Hmmm… kurang gawean, kendi
apik-apik dipecah, wis dipecah malah disatukan lagi, nganggo selotip maning,
repot lah.
Setelah itu, dalam proses apa sing dirasakna peserta?
Kudu sabar, telaten, ora bosen
lan ngedumel, kaya kuwe maksudde?
Nah itu beberapa sudah masuk dalam nilai-nilai yang ditawarkan,
kecuali kelemahlembutan dan saling memaafkan. Artine lumayan, ana sing nyangkut
lah.
Trus kukutipkan Ibrani 12:14-17,
“Berusahalah hidup damai
dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak
seorangpun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan
diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang
yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang
menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa
kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak
beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya
dengan mencucurkan air mata.”
Kira-kira wis pas karo nilai-nilai tadi durung Lai?
Whaahhh… sing kiye tambang
puyeng aku Nas, sing cocok sih ana, tapi sing liyane kok lumayan adoh ya
hubunganne. Mbuh lah pening aku.
Ya wis yen pening, enyong be rada puyeng ka. Lanjut maring model
terakhir ya, tentang “Saling membahu”
Oke oke, apa pertanyaanmu saiki
Nas?
Pertanyaanne gampang ka, kira kira antara judul, tujuan,
nilai-nilai sing ditawarna, dinamika, karo katekesene wis nyambung durung?
Hmmm… nurutku sih wis nyambung
Nas.
Ya wis yen kaya kuwe.
Lho uwis?
Ya iya lah, trus pan apa maning Lai?
Oh, yen kaya kuwe apa bae sih
tips nggo nggawe modul atawa perencanaan dinamika pendampingan OMK/ PPA kuwe
Nas?
Pertama-tama ya temane kudu dicekel ndisit, tema ini menjadi roh
proses lho. Dalam format sing lebih sederhana, bisa saja, tema, tujuan dan
nilai-nilai digabungkan menjadi suatu pernyataan atau poin-poin singkat. Intine
sih apa yang diharapkan dari kegiatan tersebut jelas.
Oke, trus berikutnya
Barulah dipilih bahan/ materi pendukung, misalnya: perikop kitab
suci, permainan/ dinamika kelompok, lagu-lagu, cerita renungan, dan sejenisnya.
Semua hal tadi harus saling menguatkan lho, ora malah menjadikan bingung saking
banyaknya ide/ gagasan.
Nah, sing perlu diingat itu gini. Ketika kita mau berdinamika dan
ada kaitannya dengan iman atau rohani,
maka banyak hal yang sifatnya abstrak, misalnya mengampuni, kasih sayang, atau
kepercayaan. Nah, kita kudu bereksplorasi dengan segala metode, games, dokumen
gereja, dan sebagainya sehingga bisa ditemukan ramuan yang sip untuk suatu
tema.
Hmmm…. Lumayan rumit ya,
Rumit orane sih relatif Lai, tergantung kita mau berusaha ora?
Trus selanjutte apa?
Selanjutnya ya semua pemikiran tadi perlu dipersiapkan dengan
baik, termasuk memilih fasilitator/ pendamping yang cocok dan kompeten. Jangan
sampai konseppe apik, tapi karena dianggap sepele, gampang, ora disiapna, malah
mengko dadine ora maksimal, khan sayang. Selanjutnya jika misalle suatu program
wis dilaksanakan, aja klalaen dilakukan evaluasi sehingga yang bagus bisa
ditingkatkan, sing ora perlu bisa ditinggal, kaya kuweeee.
Ana maning Nas?
Ketonne cukup lah ya, ora usah akeh-akeh mengko diarani angel
nemen nggawe kegiatan OMK, padahal digawe gampang ya bisa ka.
Berarti babak pertama Tentang
komentar terhadap karya tulis peserta rampung, ya Nas?
Iya lah dirampungi bae, Lai
Oke oke, saiki manjing maring
babak kedua tentang piben carane OMK bisa Beriman, Berkumpul, Belajar, dan
Berkembang Bersama
Tapi omong-omong wis bengi kiye Lai, ngelih; mangan dhisit yuh.
Enyong juga durung adus, pan balik adus ndhisit ya?
Eh kaya kuwe, baiklah, kon adus
lan mangan dhisit lah, mengko ketemu maning ya.
Seperti biasanya, tanpa
ba bi bu malaikat langsung melesat meninggalkan atnasus yang kini nggak kaget
lagi ditinggal dengan cara sekonyong-konyong. Dalam hitungan detik saja,
malaikat sudah mulai hilang mengecil ditelan kegelapan malam, entah mau ke mana
dia. Atnasus lalu berkemas untuk pulang ke rumahnya.
Sampai rumahnya di
bilangan Kotabaru IV Brebes, Atnasus langsung mandi dan makan malam bersama
keluarganya. Sambil makan malam atnasus memperingatkan pada penghuni rumah
supaya jangan takut dan panik misalnya nanti ada suara-suara sepersi sesuatu
yang nggesrak jatuh dari langit.
Malam makin larut tetapi
kok belum terdengar suatu kegaduhan di rumah atnasus, pertanda si Malaikat
belum datang? Soalnya biasanya dia akan datang dengan mendarat secara brutal
entah nabrak atau nyungsep dimana sehingga menimbulkan kegaduhan. Saat atanasus
lagi duduk santai di teras, terdengar suara mencurigakan dari langit. Benar
saja, ada satu titik terang yang melesat mendekati rumah Atnasus. Rada
deg-degan juga Atnasus menanti barang apa yang kali ini akan dihajar oleh
malaikat. “Siuuutttt…” sungguh seperti mukjizat kali ini malaikat mendarat
mulus di halaman rumah Atnasus. “Wow.. luar biasa kau Lai, sudah bisa mendarat
dengan mulus” sapa Atnasus ramah. “Ah,
nggak usah dibesar-besarkan, Nas,” jawab malaikat sambil berjalan penuh kePDan
menuju teras rumah. “Yuk sini duduk di sini saja Lai.” Ajak Atnasus yang lalu
duduk di teras. “Gdbuk!!!, aouuu!!!” teriak malaikat kesakitan akibat dia
terpeleset paving block yang licin. “Hadewww…. Priben maning kon, Lai; mendarat
wis mulus, tapi mlaku egin kepleset… ayo tangi” sergah Atnasus. “Ora usah dikon
tangi ya pasti aku pan tangi Nas…. Aduuhhh…” rintih malaikat sambil bangkit
dari kejatuhannya di daratan.
Singkat cerita, setelah
Atnasus menghidangkan teh manis hangat dan pempek, mereka melanjutkan obrolan
dengan gayeng.
_______BERSAMBUNG LAGI______
Tidak ada komentar:
Posting Komentar