3. Menyambut Komuni
Matius Suitam adalah seorang OMK yang pada
minggu pagi itu sudah mengendarai motornya seorang diri untuk mengikuti
perayaan ekaristi di gereja stasinya. Di daerahnya yang pedesaan dan jauh dari
kota kecamatan, perayaan ekaristi dilakukan dua minggu sekali. Menurut
perhitungannya berdasarkan kebiasaan tiap dua minggu, dia akan tiba di gereja
sekitar 10 menit sebelum perayaan ekaristi dimulai. Tak disangka pagi itu dia
melihat suatu kecelakaan di mana ada seorang yang terluka dan harus mendapat
pertolongan medis. Matius Suitam tergerak untuk menolong korban kecelakaan
tersebut. Proses mengantar korban sampai mendapatkan pertolongan, serta
membawanya pulang ke rumah korban memakan waktu lama. Singkat cerita, Matius
Suitam tiba di gereja ketika Homili sedang berlangsung. Dia langsung bergabung
dengan umat lainnya di dalam gereja. Ketika saatnya komuni, mengingat
keterlambatannya mengikuti perayaan ekaristi, dia menjadi bimbang, masih
bisakah dia menyambut komuni hari itu?
(Ini adalah satu ilustrasi yang
melatarbelakangi konteks soal Debat “Mempertanggungjawabkan Iman Katolik” KYD
2012)
Silahkan teman-teman menanggapinya.
Agnes Angle Dia tetap bisa menerima komuni. Dia sudah melakukan sabda
Tuhan secara nyata dengan menolong orang kecelakaan, dan niat tulus ke gereja.
Dia tidak sekedar pendengar sabda tapi juga pelaksana sabda. Dia tolong menjdi
sesama bagi orang yang kecelakaan itu. Vivat
Eli Elisabeth Iya,
benar kata Kak Agnes :)
Chatarina Vhieta
Kalau aku, aku merasa tidak siap untuk mnerima komuni karena
aku tidak ikut perayaan ekaristi.
Thomas Santoso Salam, saya seorang Katolik yang masih mentah, mohon saran
jika saya salah. Secara Hukum Gereja, bagaimanapun alasannya tetap kita sudah
terlambat, memang tidak dilarang menerima Hosti, namun tidak beroleh berkah
Sakramen Ekaristi. Meski tidak memperoleh buah Sakramen Ekaristi, namun
perbuatannya mengutamakan sesama itu adalah buah kebaikan yang lain. Bukankan
Yesus juga ada dalam diri sesama kita?
Liman Yudiono
Pada hakekatnya Katolik itu indah dan penuh damai akan
cinta kasih, sebenarnya umat yang akan sambut komuni harusnya penuh dengan
damai cinta kasih bukan sekedar wajib ke gereja, Matius telah memberi kita
contoh akan makna dalam sambut komuni secara layak dan sepantasnya.
Maria Nurince
Menurut saya bisa karena niatnya tadi kan untuk ke gerja
dan tak sngaja dia bertmu dengan orang kecelakaan itu, jadi tak mungkin kan dia
melihat orang kecelakaan tapi dia cueki saja. Kan sama saja dengan bohong, untuk
apa kita ke gereja kalau kita tidak bisa menerapkan ajaran dalam Alkitab.
Lagian apa kita tega melihat orang sekarat? Nah sekarang coba tanya sama
mereka, kalau mereka melihat orang kecelakaan sedangkan mereka ingin sholat,
apa yang mereka lakukan pertama kali.
Paulus Rohmanto
Antoajah Saya sependapat dengan Mbak Agnes. Toh
gereja tidak melarang Matius untuk menerima komuni. Ditambah dia melakukan hal
yang mulia,tentu saja itu adalah buah dari sabda dan ekaristi itu sendri.
Intinya, apa yang dia peroleh dari Tuhan, ia lakukan juga untuk Tuhan.
Yusuf
Yusufnundimangngori Bagi saya, dia layak dan pantas
terima komuni karena dia sudah mepersiapkan diri sebelumnya bahwa mau ikut
perayaan ekaristi sepenuhnya namun dalam perjalanan mengalami hambatan sehingga
terlambat masuk greja..
Paulus Rohmanto
Antoajah Mz yusuf@ Itu bukan hambatan Mas, itu adalah
ujian nyata bagi Matius. Dalam hal ini Tuhan benar-benar menguji kesalehan
Matius, manakah yang ia utamakan, pelayanan atau kebutuhannya? Untuk mengambil
keputusan saat-saat begini sangat sulit lho, kecuali dengan kesadaran yang diilhami
oleh roh ilahi.
Cornelius Pulung Halangan untuk menerima komuni adalah ketika seseorang berada
dalam keadaan berdosa berat, bukan karena apakah ia terlambat datang pada saat
tertentu dalam misa. Untuk kasus diatas, Matius sama sekali tidak melakukan
suatu hal yang dianggap dosa berat, bahkan ia melakukan hal yang baik, yaitu
menolong orang.
Tidak menghadiri Misa Minggu tanpa alasan yang serius adalah dosa berat (Katekismus Gereja Katolik 2181). Dan seseorang berdosa berat bila memenuhi 3 kriteria:
1. Materi atau
perbuatannya termasuk dosa berat
2. Dilakukan dengan
pengetahuan penuh
3. Dilakukan dengan
rela.
Nah, Matius kan tetap menghadiri misa walaupun terlambat, jadi sama sekali tidak ada alasan yang membuat ia tidak bisa menerima komuni. Meskipun demikian, tentu seseorang harus mempersiapkan diri dengan baik, khususnya bila akan menyambut Tubuh dan Darah Tuhan. Andaikan Matius merasa dirinya tidak pantas menerima Komuni karena kurang mempersiapkan diri, tentu tidak masalah bila ia tidak menyambut Komuni karena Ia sudah memenuhi kewajiban menghadiri Misa, sedangkan kewajiban untuk menerima Komuni hanya 1 kali dalam setahun yaitu saat masa paskah.
Kesimpulannya, Matius tetap bisa menerima Komuni meskipun datang terlambat. Dan keterlambatannya bukanlah sesuatu yang ia rencanakan, karena terjadi secara kebetulan. Terlebih ia memiliki alasan yang serius untuk datang terlambat.
Nurse Vika Manix
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dari ilustrasi di
atas
1. Hubungan manusia
dengan Tuhan
2. Hubungan manusia
dengan manusia
1. Hubungan manusia dengan Tuhan, dimana Matius Suitam dari rumah telah memiliki niat dan tekad untuk pergi ke gereja dan telah mengatur waktunya tuk sampai di gereja sebelum perayaan misa dimulai.
2.Hubungan Manusia
dengan manusia, kita tidak tahu dalam hidup ini pasti ada kendala/ujian/cobaan,
mungkin suatu kejadian di jalan itu adalah salah satu kendala, dimana kendala itu menuntut Matius untuk menolong sesama yang sedang terkena musibah dan sangat membutuhkan pertolongan dan dengan menolong sesama. Di sini Matius telah mengikuti teladan Yesus Kristus dan setelah menolong pun dia tetap pergi ke gereja karena kembali pada niat dan tekad dia. So bagi saya pribadi komuni dia sah-sah saja, yang penting dia memiliki niat dan tekad ke gereja.
mungkin suatu kejadian di jalan itu adalah salah satu kendala, dimana kendala itu menuntut Matius untuk menolong sesama yang sedang terkena musibah dan sangat membutuhkan pertolongan dan dengan menolong sesama. Di sini Matius telah mengikuti teladan Yesus Kristus dan setelah menolong pun dia tetap pergi ke gereja karena kembali pada niat dan tekad dia. So bagi saya pribadi komuni dia sah-sah saja, yang penting dia memiliki niat dan tekad ke gereja.
Agnes Angle Wah. Para sahabatku hebat semua.
Sungguh orang Katolik yang luar biasa.
Jacobs Joksin Walaupun terlambat ikut misa tapi Matius tidak terlambat ikut perayaan ekaristi, Matius terlambat mengikuti perayaan sabda tapi dia punya alasan yang baik dan jelas (tidak dibuat-buat), bukan hanya merayakan sabda tapi ia mampu membuktikan dalam kehidupan nyata."Iman tanpa perbuatan adalah mati" jadi menurut saya Matius layak menyambut komuni, perayaan ekaristi dimulai dari persembahan sementara Matius datang pada saat homili (sebelum persembahan).
Aryo Mahir Wah, sip semua jawabannya. Tapi ada satu ni yang mengganjal,
bisa ditanggapi ya: cerita di atas jelas bahwa penyebab Matius telat karena
rasa kemanusiaannya berjalan, nah jika kasusnya dia telat karena macet dan
sebagai berbagai alasan lainnya sehingga seseorang terlambat ke gereja. Gimana
jika kita buat lebih umum dan general, gimana tanggapan teman-teman jika ada
umat yang ke gereja telat datang apalagi sampai homili, trus menyambut komuni,
bukankan ekaristi suatu kesatuan yang utuh dimana dari pembukaan sampai berkat
penutup kita jalankan dengan khusyuk, tanpa kita melihat apa penyebabnya
terlebih dahulu, karena kondisi cerita di atas terjadi saya yakin tidak setiap
minggu, tapi setiap misa/ekaristi kita selalu menjumpai umat yang telat, apa
perlu dibuat batasan jika telatnya sebatas sampai kemuliaan atau minimal
sebelum bacaan Injil bisa menerima komuni, atau tidak ada batasan kapan pun
bisa menerima. Jika kita simak cerita di atas, jika Matius berpikir dengan dia
ikut perayaan ekaristi, walau akhirnya dia merasa belum pantas menerima Tubuh
dan Darah Kristus, apakah itu mengurangi sakralnya perayaan ekaristi. Intinya
umat yang terlmbat datang misa pantas atau tidak menyambut komuni, saya belum
pernah dengar ada aturan resmi gereja mengenai keterlambatan kedatangan umat,
pasti semua gereja mengharapkan umat datang tepatr pada waktunya dengan harapan
tidak mengganggu kekusyukan umat lain untuk beribadat. Kalau saya jadi Matius
saya akan ikut misa jam selanjutnya, karena dengan saya masuk gereja terlambat,
secara tidak langsung saya akan membuat umat lain memperhatikan saya, bahkan
membicangkan keterlambatan saya saat misa. Nah loh jadi panjangkan kasusnya.
Atsumichi Akera Kata Indonesia ‘misa’ berasal dari kata “mass” (Latin) yang
berarti berkumpul bersama sama merayakan sesuatu atau bergotong royong bersama
sama, bekerjasama secara masal. Jadi hal-hal lain yang bertentangan dengan hal
ini atau mengganggu arti ini mohon harap dikesampingkan dahulu, seperti
misalnya:
1. Datang terlambat
waktu misa, selain mengganggu yang tengah beribadat hal ini menandakan tidak
adanya kebersamaan antara yang sedang beribadat dengan yang baru datang.
2. Begitu juga yang
merasa sudah dapat bertemu Tuhan tanpa mengadakan misa silahkan saja, tapi
jangan meremehkan misa itu sendiri, sebab setiap orang punya iman dan
kepercayaannya masing masing.
3. Apalagi kalau pikiran lagi ngelantur kemana-mana tidak “in” artinya tidak dapat mengikuti atau melakukan misa. Ya sebaiknya di rumah saja sebab semua orang pergi ke misa untuk beribadat dan berdoa.
4. Di dalam misa pasti ada tugas atau pekerjaan yang dikerjakan secara bersama sama atau bergotong royong seperti misalnya koor, kolekte, prodiakon, misdinar, dll.
3. Apalagi kalau pikiran lagi ngelantur kemana-mana tidak “in” artinya tidak dapat mengikuti atau melakukan misa. Ya sebaiknya di rumah saja sebab semua orang pergi ke misa untuk beribadat dan berdoa.
4. Di dalam misa pasti ada tugas atau pekerjaan yang dikerjakan secara bersama sama atau bergotong royong seperti misalnya koor, kolekte, prodiakon, misdinar, dll.
5. Juga ada
penugasan atau perutusan yang sebaiknya dikerjakan bersama sama sesudah misa.
Makanya jangan meninggalkan misa sebelum mendapat perutusan.
Dan tak kalah pentingnya dengan Ibadat Sabda yaitu mulai dari Bacaan Pertama, Kedua, Injil dan Kotbah. Hal ini dapat juga diartikan sebagai Roti Kehidupan atau Santapan Rohani. “Akulah Roti Kehidupan yang turun dari Surga, barangsiapa makan tidak akan lapar lagi, sebab dagingKu sungguh sunggguh makanan dan darahKu sungguh sungguh minuman.”
Untuk membaca, menyimak, memahami, meresapi dan melaksanakan, mengamalkan Sabda Tuhan perlu waktu merenungkan tema misa pada hari itu. Hal ini dilakukan umat sebelum misa dimulai dengan datang lebih awal, mempersiapkan diri dan hati, membaca tema dan berdoa untuk mendapatkan terang Roh Kudus.Mungkin ini akan membantu.
Nah bila kasus nya seperti dalam ilustrasi diatas ini tergatung dari orangnya sendiri apakah sudah benar-benar siap untuk menerima komuni, yang pastinya akan ada pergulatan dalam dirinya. Yang pastinya dengan alasan apapun bila terlambat siap-siap hadapi pergulatan yang akan terjadi pada diri Anda masing-masing
Terimakasih. No time and no reason for that. God Bless You
Christophorus Adi
Toruan Wah-wah, gak ngomong-ngomong nih ada kasus
yang ketiga. Mudah-mudahan Matius ini bukan salah satu undangan yang menghadiri
pesta resepsi pernikahan minggu lalu, karena saya tidak bertemu dengan dia di
pesta tersebut. Saya sependapat dengan Mas Aryo.
Untuk Saudara saya
Cornelius Pulung (lama-lama saya senang juga dengan Anda) <bukan karena
apakah ia terlambat datang pada saat tertentu dalam Misa> berdasarkan
argumen Anda, apakah memang boleh kalau ada orang yang suci hatinya dan tidak
berdosa berat tetapi ia datang ke misa sewaktu lagu persembahan sedang
dikumandangkan, dan ia tetap menyambut komuni meskipun ia terlambat karena
menolong orang di jalan, apakah ia masih layak? Kalau saya menjadi Matius saya
akan tidak ikut misa pada waktu itu, saya akan menghadiri misa pada berikutnya.
Kalau misa hanya 1 kali, saya akan hadir tetapi saya tidak akan menyambut komuni.
Menyambut komuni bukanlah ditentukan oleh kita berbuat baik, sudah melakukan
perbuatan nyata kasih tetapi, sekali lagi tetapi terlambat datang misa apalagi
kalau datangnya itu pas homili atau dan sesudahnya. Memang tidak ada peraturan
tertulis mengenai hal itu tetapi pernyataan saya ini bisa
dipertanggungjawabkan, kalau tidak percaya silahkan print argumen saya ini dan
pertanyakan kepada pastor paroki anda setempat. Datang terlambat misa sewaktu
lagu Tuhan Kasihanilah Kami saja itu sudah diperhatikan umat apalagi datang pas
homili. Jadi mohon jangan dibuat syarat tertentu dalam menyambut komuni, boleh
datang terlambat kapan saja asalkan sudah berbuat baik sebelumnya, enak saja!
Nurse Vika Manix
@aryo: Sedikit memberi
argumen, Anda mengatakan bahwa akan mengikuti misa selanjutnya,
sementara alur cerita di atas posisinya berada di gereja stasi yang mana kadang
kala gereja stasi hanya mengadakan satu kali misa, so bagaimana menurut Anda?
Datang terlambat atau sama sekali tidak misa?
Kedua, untuk terlambat
karena alasan macet, atau dll itu bagi saya pribadi tidak jadi masalah karena dalam
menghadap Tuhan kita selalu menjumpai kendala/ujian, pergi kah atau tidak kah? So
meskipun kendala datang menghampiri kita namun kita tetap kuat pada niat dan
tekad kita tuk gereja. So why not?
Eli Elisabeth
Orang itu sudah berbuat baik, lagipula terlambat itu
kan bukan disengaja. Kecuali kalau dia mikir ‘wah, aku tolong orang itu sajalah,
supaya nanti tidak kelamaan ikut misa’. Nah, itu baru ‘enak saja’ menyambut komuni.
Kalau menurut saya, dia boleh menyambut komuni, saya setuju dengan pendapat
Cornelius Pulung. Kalau orang itu mau menyambut komuni ya silahkan, tapi kalau
dia merasa tidak layak menyambut komuni ya tidak apa-apa. Sekali lagi karena dia
terlambat bukan disengaja, dan telah tulus hati menolong orang yang selayaknya
ditolong.
Atsumichi Akera Weh
sepertinya menjadi perdebatan yang seru nie kalau menurut saya coba baca
argumen saya di atas kasus seperti ini mungkin saja bisa terjadi pada diri
kita. Kalau saya sendiri saya berada dalam posisi seperti itu saya tidak
akan menerima komuni. Nah kalau terlambatnya pas bacaan pertama atau kedua atau
bacaan Injil ini juga menjadi pergulatan dalam diri saya. Setelah saya
merefleksikannya saya tidak akan menerima komuni pada saat saya terlambat karena
alasan apapun. Perayaan ekaristi sendiri itu ada beberapa urutan yang harus
kita ikuti dengan hikmat dan hati yang siap dan pantas dimulai dari kita datang
5 menit sebelum misa lagu pembukaan, perarakan, salam pengantar, tanda salib,
doa pembukaan dan seterusnya sampai doa syukur agung dan penutup semuanya
merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa dipenggal-penggal. Mungkin ini dapat membantu untuk
membuka pikiran.
Christophorus Adi
Toruan @Eli Elisabeth: Itu masih saja namanya tetap enak saja. Pasti lah sehabis misa pastor yang memimpin misa atau umat yang
melihatnya pasti bertanya kepada Matius, kenapa ia tadi tidak menyambut komuni
dan jawaban yang diberikan oleh Matius pastilah sekali lagi pastilah membuat
pastor dan umat itu bangga dengan sikap iman Matius karena ia menghormati komuni
kudus. Bukankah dalam kasus di atas apa yang diperbuat oleh Matius sudah
diperhitungkannya secara baik dan matang? Kalau mau ia pasti mengabaikan orang
tersebut dan tetap pergi ke gereja karena takut terlambat. Tetapi apa yang ia
perbuat? Itu karena iman yang menggerakkannya, jadi kenapa harus bimbang untuk
tidak menyambut komuni karena datang terlambat? Toh ia tidak bimbang dan ragu
untuk terlambat ikut misa karena ia menolong orang tersebut. Karena memang
dalam mengikuti misa itu (seperti yang diungkapkan oleh Aryo) diharapkan untuk
tidak datang terlambat, sekali lagi untuk tidak datang terlambat, dalam arti
lain apapun kondisinya untuk tidak datang terlambat. Kalau kita memang ingin
mengikuti misa untuk memenuhi kebutuhan rohani dan iman kita pasti kita sudah
memperhitungkan untuk datang jam berapa, kalau ada hambatan di perjalanan
seperti yang dialami oleh Matius tetap tidak bisa menjadi alasan yang kuat
untuk ia bisa menyambut komuni. Saya juga pernah terlambat datang misa, tetapi
karena di paroki saya ada 2 kali misa, jadi saya memutuskan untuk ikut misa
berikutnya.
Aryo Mahir Bagi saya jika terlambat ya terlambat, apapun alasannya,
ekaristi bukan sekolah atau kantor yang terlambat ada alasannya, tapi dari awal
kita mau ke Gereja untuk misa semua sudah siap bukan komuni tujuan utama, tapi
ekaristi secara utuh dan menyeluruh.
Kha ShynTa Setuju
Bang :)
Christophorus Adi Toruan Iye
beng, saye juge setuje beng.
Kha ShynTa Abang
ko ikut-ikut be. Hahahah, dak modal.
Cornelius Pulung [Berdasarkan argumen Anda apakah memang boleh kalau ada orang yang suci hatinya dan tidak berdosa berat tetapi ia datang
ke misa sewaktu lagu persembahan sedang dikumandangkan, dan ia tetap menyambut
komuni meskipun ia terlambat karena menolong orang di jalan apakah ia masih
layak?] Ini tidak bisa dipukul rata, harus dilihat
kasus per kasus. Kalau orang yang Anda sebut itu datang terlambat karena harus
menyelamatkan nyawa seseorang, maka tentu layak menerima komuni karena ia tidak
merencakan untuk datang terlambat. Akan berbeda kalau ia sengaja datang
terlambat, malas bangun pagi atau alasan apapun yang tidak serius dan tidak
penting, maka apakah ia masih layak menyambut komuni? Jawabannya jelas tidak.
Apalagi kalau ia dalam keadaan berdosa berat, ia tidak boleh menerima komuni
karena itu akan terjadi dosa berat juga yaitu sakrilegi, namun ia tetap harus
menghadiri misa, dan kalau bisa mengakukan dosa beratnya dalam sakramen
pengakuan sebelum misa. Tapi seperti yang saya tekankan, untuk menerima komuni
harus ada disposisi batin yang baik, penjelasan yang lebih lengkap sudah
dijelaskan oleh saudara Atsumichi Akera, jadi saya sependapat dengannya.
[Kalau saya menjadi Matius saya akan tidak ikut misa pada waktu itu saya akan menghadiri misa pada berikutnya. Kalau misa hanya 1 kali, saya akan hadir tetapi saya tidak akan menyambut komuni] Ya itu terserah Anda, saya sudah menyampaikan pertimbangan saya dan sudah dilengkapi penjelasannya oleh Atsumichi Akera. Masalahnya, dalam kasus Matius itu misa cuma ada sekali dalam 2 minggu, kalau ada dua kali saya yakin Matius cukup pintar untuk memutuskan hadir pada misa selanjutnya.
[Kalau saya menjadi Matius saya akan tidak ikut misa pada waktu itu saya akan menghadiri misa pada berikutnya. Kalau misa hanya 1 kali, saya akan hadir tetapi saya tidak akan menyambut komuni] Ya itu terserah Anda, saya sudah menyampaikan pertimbangan saya dan sudah dilengkapi penjelasannya oleh Atsumichi Akera. Masalahnya, dalam kasus Matius itu misa cuma ada sekali dalam 2 minggu, kalau ada dua kali saya yakin Matius cukup pintar untuk memutuskan hadir pada misa selanjutnya.
[Menyambut komuni bukanlah ditentukan oleh kita berbuat baik, sudah melakukan perbuatan nyata kasih tetapi, sekali lagi tetapi terlambat datang misa apalagi kalau datang nya itu pas homili atau dan sesudahnya memang tidak ada peraturan tertulis mengenai hal itu] Memang tidak ada aturan tertulis, oleh karena itu harus dicari tahu dulu alasan datang terlambatnya, apakah memang alasan yang serius atau tidak. Tapi aturan tertulis yang jelas dan pasti adalah seseorang tidak boleh menerima komuni dalam keadaan berdosa berat.
[Tetapi pernyataan saya ini bisa dipertanggung jawabkan, kalau tidak percaya silahkan print argumen saya ini dan pertanyakan kepada pastor paroki anda setempat] Terima kasih atas sarannya, saya rasa itu tidak perlu karena tujuan utama saya memberikan komentar adlah untuk menanggapi ilutrasi kasus dari Komkep.
[Datang terlambat misa sewaktu lagu Tuhan Kasihanilah Kami saja itu sudah diperhatikan umat apalagi datang pas homili, jadi mohon jangan dibuat syarat tertentu dalam menyambut komuni] Sorry yah, yang buat alasannya itu bukan saya (yang dimaksud adalah alasan untuk tidak boleh menerima komuni dalam keadaan bedosa berat, bukan alasan keterlambatan misa), tapi gereja Katolik sendiri.
KATEKISMUS GEREJA KATOLIK
2181 The Sunday Eucharist is the foundation and confirmation of all Christian practice. For this reason the faithful are obliged to participate in the Eucharist on days of obligation, unless excused for a serious reason (for example, illness, the care of infants) or dispensed by their own pastor.119 those who deliberately fail in this obligation commit a grave sin.
2181 Perayaan Ekaristi pada hari Minggu meletakkan dasar untuk seluruh kehidupan Kristen dan meneguhkannya. Karena itu umat beriman berkewajiban untuk mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi pada hari-hari pesta wajib, sejauh mereka tidak dibebaskan oleh alasan yang wajar (umpamanya sakit, perawatan bayi) atau diberi dispensasi oleh pastornya Bdk. CIC, can. 1245. Barang siapa melalaikan kewajiban ini dengan sengaja, melakukan dosa berat.
1457 According to the Church's command, "after having attained the age of discretion, each of the faithful is bound by an obligation faithfully to confess serious sins at least once a year."56 Anyone who is awaer of having committed a mortal sin must not receive holy communion, even if he experiences deep contrition, without having first received sacramental absolution, unless he has a grave reason for receiving Communion and there is no possibility of going to confession.57 Children must go to the sacrament of Penance before receiving Holy Communion for the first time.58
1457 Gereja menuntut bahwa tiap warga beriman yang sudah mencapai usia mampu untuk membeda-bedakan, mengakukan dosa berat yang ia sadari paling kurang satu kali dalam satu tahun Bdk. CIC, can. 989; DS 1683; 1708. Siapa yang tahu bahwa ia telah melakukan dosa berat, tidak boleh menerima komuni kudus, juga apabila ia merasakan penyesalan mendalam, sebelum ia menerima absolusi sakramental Bdk. Konsili Trente: DS 1647; 1661., kecuali ada alasan kuat untuk menerima komuni, dan kalau tidak mungkin baginya untuk mengakukan dosa Bdk. CIC, can. 916; CCEO, can. 711. Anak-anak harus mengaku sebelum mereka menerima komuni kudus untuk pertama kalinya Bdk. CIC, can. 914.
Katekismus Gereja Katolik adalah dokumen Gereja resmi yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 11 Oktober 1992. Jadi aturan ini bukan buatan saya, atau tafsiran saya, tapi Gereja sendiri yang menetapkan.
[Boleh datang terlambat kapan saja asalkan sudah berbuat baik sebelumnya. Enak saja!] Saya tidak mengerti, apa ada pernyataan saya atau yang lain yang menunjukkan kalau saya mengatakan boleh terlambat kapan saja asalkan sudah berbuat baik? Mungkin teman-teman lain atau Komkep Keuskupan Agung Palembang bisa membantu menemukannya, karena saya tidak pernah mengatakan hal tersebut. Atau mungkin anda Christophorus bisa membuktikan bahwa saya atau yang lain memang mengatakan bahkan meganjurkan hal tersebut? Saran saya coba belajar memahami maksud tulisan orang lain yah, karena sekedar bisa baca saja gak cukup.
Agar tidak salah
paham, ijinkan saya menyatakan dengan jelas posisi saya, agar tidak terjadi kesalahpahaman
bagi yang membaca (penekanan
dengan huruf tebal) Saya menyarankan, bahkan mengharuskan bahwa umat
Katolik harus datang tepat waktu saat misa, bahkan sebelum misa pun mereka
sudah harus berada di gereja dan mempersiapkan diri dengan baik. Karena hal
tersebut menunjukkan rasa cinta dan hormat kepada Yesus Kristus yang hadir
dalam ekaristi. Datang lebih awal bisa membantu kita mempersiapkan diri dengan
lebih baik dalam mengikuti misa secara menyeluruh. Saya tidak akan pernah
menyarankan untuk datang terlambat. Keterlambatan dalam misa haruslah
dikarenakan alasan yang serius dan memang mendesak (seperti menolong orang
kecelakaan saat hendak pergi misa), serta bukan sesuatu yang sengaja direncakan
untuk alasan yang sepele.
Nah, silakan 2 paragraf diatas itu dibaca berkail-kali, diresapi dihayati agar bisa benar-benar paham dan komentar yang keluar selanjutnya bisa lebih nyambung. Sekian tanggapan saya.
Aryo Mahir Weh Mas
Pulung, mantep banget tanggapannya. Ya pandangan setiap orang beda-beda
menurut penafsiran masing-masing. Jika dibaca koment pertama sampai Mas Pulung
saya yakin semua tidak sependapat atau setuju datang misa terlambat, yang
berarti semua sepakat atas kesakralan atau keutuhan ekaristi itu sendiri. Ilustrasi
diatas dibuat memang sedemikian rupa, dengan kondisi yang banyak dialami saat
ini, yakinlah jika itu terjadi pada kita, dan kita memutuskan tidak ikut misa
atau kita tidak menerima komuni, kita akan tetap sebagai umat Katolik yang taat
dan dikasih Tuhan. Orang yang "NaPas" saja masih dikasihini Tuhan
apalagi Matius yang mengalami pengalaman kemanusiaan dan rohani. "Aku
sayang kamu, karena kamu baik, kamu baik, kamu baik, Aku sayang kamu." :-)
Jacobs Joksin
Saya mau berbagi argumen, Saya yakin ada perbedaan yang
jelas antara bisakah menyambut komuni? dengan bolehkah menyambut
komuni? Matius Suitam sampai di gereja saat homili (sebelum komuni) jadi
menurut pendapat saya Matius masih bisa menyambut komuni pada hari itu. Saya
juga yakin teman-teman tahu perbedaan arti antara bisa dan boleh.
Agnes Angle Matius bisa dan boleh kog nyambut komuni. Selamat Paskah all
Agnes Angle Sengaja datang terlambat so pasti salah besar dan tentu tidak
boleh dan tidak bisa sambut komuni.
selesai
ANAK BARU BAPTIS
BalasHapusSECARA PRINSIP SAYA TIDAK AKAN DATANG KE GEREJA JIKA MENYADARI AKAN TERLAMBAT, KARENA BAGI SAYA SAAT MELAKUKAN MISA HARUS DARI AWAL SAMPE AKHIR...
TAPI SAYA TIDAK MENYESAL TIDAK MENGIKUTI MISA KARENA TELAH MENOLONG SESEORANG...
ALASAN SAYA SEPERTI ITU ADA DI MATIUS 12:10-12...