Cerita selengkapnya bisa dimulai dari http://dinamikaomk.blogspot.com/2014/01/k-e-p-r-i-b-e-n.html
Mari kita langsung ikuti pembahasannya:
No tampil
|
:
|
1
|
Paroki
|
:
|
Paroki
Santa Maria Immaculata Slawi
|
Judul/ tema
|
:
|
Penjaga Buah roh /
Berjuang untuk hidup suci
|
Tujuan
|
:
|
1.
Menyadari pentingnya
menjaga buah roh (kesabaran, kesetiaan, kelemahlembutan, & penguasaan
diri) agar menjauhkan diri dari kerusuhan sebagai murid Kristus
2.
Menanamkan buah roh bagi
kaum muda yang beriman dalam Kristus
3. Belajar tentang buah roh
|
Nilai-nilai
|
:
|
a.
kesabaran,
b.
kesetiaan,
c.
kelemahlembutan,
d.
saling memaafkan,
e. penguasaan diri
|
Katekese
|
:
|
Ibrani 12:14-17
|
Dinamika
|
:
|
Peserta memecahkan
kendi, kemudian menyatukannya lagi dengan selotip
|
Komentar
|
:
|
ü
Judul
yang dipilih relatif abstrak sehingga memerlukan usaha keras untuk
menerjemahkan dalam dinamika.
ü
Nilai-nilai
yang ditawarkan sudah cocok dengan tema, hanya untuk kegiatan pendampingan
selama 30 menit, tentu terlalu banyak yang ditawarkan. Tema dan nilai-nilai
seperti ini cocok untuk kegiatan dengan durasi minimal 1 hari; misalnya dalam
suatu rekoleksi atau retreat.
ü
Dalam
tampilan model pendampingan, awalan pembagian permen sebagai
cara membagi kelompok adalah sesuatu yang menarik, bisa dipertahankan,
walaupun di modul belum ada “permen” sebagai salah satu bahan/ alat.
ü
Duet pembawa acara
sangat atraktif, seru, dan kocak ketika membawakan sesi-sesi awal, terutama
saat dinamika/ permainan.
ü
Kelihatannya kelupaan
nih, doa & lagu pembukaannya; karena acara langsung masuk ke pembagian
kelompok dan games.
ü
Pilihan permainan
memecahkan kendi sangat menarik, hanya saja ketika pelaksanaan, pembawa acara
terlalu semangat memerintahkan kelompok peserta dalam memecah kendi, sampai
minta diinjak-injak segala lho. Konsep awalnya adalah kendi pecah
berkeping-keping, namun tidak sampai menjadi serpihan kecil-kecil, apalagi
menjadi bubuk. Ketika keempat kelompok yang ada mendapati kendinya sudah
pecah berserpih-serpih akibat diinjak-injak, maka mereka amat sangat
kesulitan, jika tidak dikatakan mustahil untuk menyatukannya lagi menjadi bentuk kendi dengan bantuan selotip.
Akibatnya yang terjadi, peserta kebingungan dan putus asa, sehingga serpihan
kendinya lalu dibungkus kertas koran saja. Tampaknya hal ini diluar skenario fasilitator.
ü
Hasil permainan, berupa
4 bungkusan kendi yang pecah memang dikumpulkan, namun tidak dikomentari.
ü
Pesan & bacaan kitab
suci lalu dibacakan oleh fasilitator, walau tampak kurang siap dibandingkan
ketika membawakan/ mengomentari games.
ü
Durasi
waktu yang digunakan hanya 15 menit dari rencana 30 menit, itu pun doa
penutup lupa didaraskan
|
Usul pengembangan
|
:
|
ü
Untuk
kegiatan singkat selama 30 menit, sebaiknya pilih salah satu atau salah dua
saja dari nilai-nilai yang ditawarkan, misalnya “kesabaran dan kesetiaan”.
Nilai ini cocok dengan dinamika memecah dan menyatukan kembali kendi.
ü
Jika
masih menggunakan dinamika memecah dan menyatukan kendi, disarankan
fasilitator mencoba lebih dahulu, baik dalam tatacara memecahkan maupun
menyatukannya; lalu hitung durasi waktu untuk menyelesaikannya.
ü
Hasil
permainan berupa kendi yang sudah disatukan lagi sebaiknya dipresentasikan
oleh peserta sebelum nanti dikomentari dan dimaknai oleh fasilitator.
ü
Pemaknaan
hendaknya mengaitkan antara tema, nilai-nilai yang ditawarkan, proses &
hasil permainan, serta perikop kitab suci. Jika memungkinkan ada hubungannya
juga dengan lagu pembukaan/ penutup.
ü
Ketrampilan
fasilitator dalam membawakan acara sudah baik, hanya perlu distrukturkan lagi
kronologinya dan harus selalu siap untuk tiap segmennya.
ü
Dengan
memertimbangkan beberapa hal tadi, semoga durasi yang direncanakan selama 30
menit bisa tercapai dengan efektif.
|