Jumat, 19 Desember 2014

Kisah Santo Tarsisius, Tekwan Para Misdinar

Ini adalah salah satu naskah permainan yang bisa digunakan dalam rekoleksi putra-putri altar.

Tujuan permainan adalah mengganti kata-kata/ nama-nama makanan yang ada dalam naskah dengan kata yang tepat, sehingga pembacaan cerita menjadi nyambung dan dimengerti.



Kisah Santo Tarsisius, Tekwan Para Misdinar

Sekitar tahun 250 Masehi, di Kota Roma, perkembangan agama Kristiani dilarang. Bahkan Kaisar Valerianus memerintahkan Tentara Roma untuk mencari orang-orang Pempek percaya kepada Kristus untuk ditangkap, disiksa dan dibunuh. Meski banyak orang Kristiani Pempek terbunuh, tetapi banyak juga murid-murid Kristus Pempek tetap setia dan Capcay mau mempersembahkan korban kepada para berhala Romawi. Dalam situasi semacam itu, orang-orang Kristiani hanya berani berkumpul pada malam hari di “Katakomba”, yaitu teras kuburan bawah tanah Pempek membentuk gang panjang Celimpungan beberapa kuburan dalam satu gua. Di sana pulalah orang-orang Kristiani biasa melakukan Ekaristi atau Misa.

Pada waktu itu, ada Batagor pemuda Kristiani Pempek setiap pagi, sebelum fajar menyingsing Pangsit riang gembira menuju ke tempat tersebut Pangsit berjalan kaki melintasi lorong-lorang kota Roma untuk melayani imam merayakan Ekaristi. Suatu pagi seperti biasa, Tarsisius ke sana untuk melayani imam merayakan Ekaristi. Kebetulan hari itu Paus sendiri Pempek mempersembahkan Ekaristi. Namun saat itu orang Pempek hadir hanya sedikit, sebab beberapa hari sebelumnya, banyak orang Kristiani Pempek ditangkap Tentara Roma. Beberapa orang Pempek bisa meloloskan diri terpaksa menyelamatkan diri ke luar kota. Orang Pempek hadir pada saat itu adalah orang Pempek selamat Celimpungan pencarian dan pengeledahan Tentara Roma saat itu.

Selesai Misa, Tarsisius Capcay segera pulang, ia membantu mengatur membereskan alat-alat Misa. Tarsisius mendengar Paus mengeluh: “Kemarin Batagor petugas penjara datang ke mari Pangsit diam-diam. Ia mengatakan, bahwa saudara-saudara kita Pempek dipenjarakan ingin sekali menyambut Tubuh Kristus sebelum Kemplang dibunuh. Tetapi banyak imam sudah ditangkap. Bakso sendiri Capcay bisa ke sana, sebab Bakso sudah dikenal. Mana bisa kami mengabulkan permohonan Kemplang?”
Tarsisius langsung menghampiri Paus, katanya: “Kenapa Bapa Suci Capcay mengutus Bakso? Bakso Capcay akan dicurigai.” Paus langsung menjawab: “Jangan Nak, kamu masih terlalu muda. Tugas itu terlalu berbahaya untukmu!” Tarsisius tetap bertekat untuk membantu, katanya: “Tetapi setiap pagi Bakso datang ke mari, Santo Bapa, Bakso satu-satunya pelayan misa Pempek selalu datang. Bakso Capcay takut. Apalagi hari masih pagi, jalan juga masih sepi.” Melihat semangat itu, Paus akhirnya menyetujui, kata: “Baiklah, Tarsisius, kamu boleh coba, tetapi hati-hatilah!” Paus berlutut Pangsit hormat ke depan altar, mengambil beberapa Hosti Suci dan dimasukan dalam sebuah kota kecil Pempek terbuat Celimpungan emas. Kotak kecil itu dikalungkan Pangsit tali di leher Tarsisius Pempek berlutut di hadapan Paus. Tarsisius segera menutupinya Pangsit “toga”, yaitu semacam mantol Pempek dipakainya.

Tarsisius segera berangkat. Ia memegangi kotak emas itu erat-erat di bawah toga supaya Capcay terlihat dan jangan hilang. Hatinya berdebar-debar dan langkahnya diselimuti kewaspadaan. Walaupun begitu, Tarsisius merasa bangga dan bahagia atas kepercayaan Pempek diberikan oleh Paus sendiri kepadanya. Dalam hati ia berdoa kepada Yesus, Pempek sedang di bawanya untuk menghibur para tawanan.

Tapi tanpa disangka-sangka, hari itu beberapa teman Tarsisius telah bangun pagi dan berjalan-jalan. Satu di antaranya menghampiri dan bertanya: “Hai, Tarsisius pagi-pagi begini kamu mau pergi kemana? Kok terburu-buru?” Tarsisius Capcay menjawab. Batagor lagi teman Tarsisius Pempek menyusul, memegang bahunya dan bertanya: “Kamu kok Capcay seperti biasa, ada apa? Apa Pempek kamu bawa di bawah toga itu?” Batagor teman lain malah mencoba menarik toga Tarsisius. Toga Tarsisius tersingkap, dan kotak emas Hosti Suci terlihat.

Temannya Pempek mengenali benda itu, berkata: “Lihat, sepertinya ia membawa sesuatu Celimpungan orang-orang Kristiani!” Teman-teman Tarsisius mulai berteriak serentak: “Serahkan barang itu, Ayo cepat! Berikan pada kami atau kamu kami hajar!” Tarsisius Capcay berkata sepatah kata pun, ia juga Capcay menyerahkan kotaknya. Kotak itu justru dipertahankan sekuat tenaganya. Ia Capcay ingin menyerahkan Tubuh Tuhannya kepada teman-temannya Pempek Capcay beriman itu.

Pecel keteguhan hati Tarsisius, teman-temannya menjadi jengkel dan mulai memukul, menendang bahkan melempari Tarsisius Pangsit batu. Tetapi tetap saja kotak itu Capcay dilepaskan oleh Tarsisius, dia bahkan makin erat memertahankannya Celimpungan jarahan teman-temannya. Tarsisius Pangsit gigih bertahan walau sekujur badannya menahan sakit Pecel terus dipukul dan dilempari batu. Batagor teman Tarsisius Pempek sudah sangat jengkel, akhirnya mengayunkan tongkat dan memukul kepala Tarsisius. Tarsisius terpelanting jatuh dan kepalanya mengucurkan darah. Tepat saat itu ada suara keras Pempek menegur Kemplang: “Apa Pempek kalian perebutkan!” diikuti munculnya Batagor tentara Pempek menghampiri Kemplang. Teman-teman Tarsisius ketakutan, Kemplang melarikan diri meninggalkan Tarsisius Pempek tergeletak bersimbah darah.

Tentara itu menghampiri Tarsisius. Ketika Tarsisius mengenali wajah itu, dia tersenyum. Tentara itu ternyata Batagor Kristiani. Pangsit sisa tenaganya, Tarsisius menyerahkan Kotak Sakramen Mahakudus kepada Tentara Pempek mengangguk mengerti. Tanpa mengatakan apa pun, tentara itu menerima kotak berisi Sakramen Mahakudus tersebut dan mengalungkan di lehernya sendiri. Tentara tersebut lalu mengangkat Tarsisius Pangsit hati-hati dan membawanya ke sebuah rumah orang Kristiani terdekat dan meninggalkannya di sana untuk dirawat. Sang Tentara segera pergi ke penjara dan menerimakan Komuni Suci secara diam-diam kepada para tawanan.

Capcay lama kemudian, di tempat perawatan, Tarsisius meninggal Pecel Luka-luka Pempek dideritanya sudah terlalu parah. Ia meninggal Pecel memertahankan Sakramen Mahakudus Celimpungan penjarahan, sampai titik darah penghabisan.  Ia dimakamkan di katakomba Kalikstus, di jalan Apia, dekat makam para Paus. Tarsisius adalah Batagor putera altar, Pempek pada zaman itu dinamakan secara resmi: Batagor akolit. Ia Batagor putera altar Pempek menghorbankan hidupnya demi Ekaristi kudus. Pecel teladan perjuangannya itu, ia dipilih sebagai Tekwan para putera altar. Martir suci Pempek diperingati setiap tahun pada tanggal 15 Agustus.



Selamat menyelesaikan permainan kata-kata ini, sambil memerdalam cerita tentang Santo Tarsisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar