Jumat, 04 Oktober 2019

Perigrinasi Santo Fransiskus Asisi

Berikut ini kami sajikan pengalaman pendampingan kegiatan Perigrinasi Santo Fransiskus Asisi yang sudah dilaksanakan di Rumah Retreat Hening Griya, Baturraden Purwokerto pada tanggal 13 Agustus 2019, berpeserta 30an Imam Diosesan Keuskupan Purwokerto

Serunya kebersamaan


Sesi Sukacita Masa Muda (+Pengantar)

Kisah:
Fransiskus adalah anak orang kaya dan karena itu sering menghabiskan uang untuk berfoya-foya bersama teman-temannya. Anak-anak muda bangsawan di Assisi mengasihi dia karena karakternya yang periang dan baik hati, dan Bernardone, ayahnya, bangga atas anaknya itu karena mendapatkan banyak teman sesama anak bangsawan.
Dinamika :
Snack sambil bergembira ria & ice breaking/ games keakraban


Sesi Persiapan Perigrinasi

Setelah pengantar, peserta langsung masuk dalam perigrinasi/ perjalanan Fransiskus, dengan ketentuan:
  • Pada peserta disampaikan maksud perigrinasi ini adalah menimba spiritualitas Fransiskus dari Asisi.
  • Peserta dibagi dalam 4 kelompok,
  • Peserta menanggalkan alas kaki karena selama proses akan bertelanjang kaki,
  • Peserta mengumpulkan “harta kekayaan” serelanya, semisal HP, dompet, topi, tumbler air, jam tangan, dan sebagainya . Tidak ada paksaan dalam hal ini karena semua dikembalikan pada tiap pribadai dalam rangka menghayati spiritualitas Fransiskus Asisi.
  • Kelompok peserta akan menuju 4 area perigrinasi dan nanti akan bergantian setelah 30 menit berdinamika di suatu tempat.

Area Assisi; Permainan Komunifoto

Kisah:
Maka ia pun berkhotbah di jalan-jalan kota Assisi. Banyak orang mendengarkannya karena ingin tahu, namun banyak pula yang tersentuh oleh kata-katanya lalu bertobat dan memperbaiki hidup

Dinamika:
Komunifoto; Kelompok  peserta  harus  mengumpulkan potongan-potongan puzzle yang benar , seperti gambar yang dilihat oleh presenter/ pengkotbah


berkotbah tentang buah-buahan

Serius memerhatikan

Area Mesir; Permainan Rakit

Kisah:
Sekitar akhir tahun 1212, Fransiskus berangkat ke Timur (Tanah Suci). Karena cuaca buruk, kapal yang ditumpanginya terdampar di pantai Dalmatia. Ia bersama kawannya kembali ke Italia melalui Ancona. Pada 1213/1214 Fransiskus ditemani Bernardus berusaha untuk ke Maroko. Di Spanyol, ia jatuh sakit dan terpaksa kembali ke Italia. Pada 26 Mei 1219 (26 Mei) Para misionaris Fransiskan berangkat ke Maroko, sedangkan pada 26 Juni 1219 Fransiskus berlayar ke Mesir. Pada 29 Agustus) Dia hadir dalam penyerangan pasukan perang salib terhadap Damietta. Kemudian, ia menghadap sultan ditemani Illuminatio.
Dinamika:
Peserta menyeberangi laut menggunakan rakit/ perahu yang dibuatnya sendiri.



Ayo rakitnya dibuat ya...


Kerjasama

Berjuang untuk tetap mengapung

Ya ampunnn... apa ini?

Pegunungan Umbria; Permainan

Kisah:
Memakai pakaian kasar, bertelanjang kaki, dan mengikuti petunjuk Injil, tanpa tongkat atau bekal, dia mulai mengajarkan pertobatan. Beberapa temannya bergabung sampai setahun mencapai sebelas orang. Fransiskus menyebut mereka "fratres minores", dalam bahasa Latin, atau "saudara-saudara hina".
Saudara-saudara ini tinggal di rumah kusta yang tidak digunakan lagi di Rivo Torto dekat Assisi. Tetapi mereka banyak menghabiskan waktu mereka berkeliling di daerah-daerah pegunungan Umbria, selalu gembira dan bernyanyi, tetapi juga memberikan kesan yang mendalam kepada para pendengarnya oleh ketulusan mereka.
Dinamika:

Melakukan perjalanan berkelompok melewati berbagai rintangan menggunakan ban buldozer


Area Laverna; Permainan Tangram Binatang

Kisah:
Menurut legenda St. Fransiskus berkhotbah kepada burung-burung dan binatang-binatang lain, selain kepada manusia juga. Kini ia dikenal sebagai santo pelindung bagi binatang dan lingkungan hidup. Patungnya seringkali diletakkan di taman untuk menghormati minatnya terhadap alam.
Dinamika:
Membuat sebanyak mungkin susunan Tangam/ Puzzle berbentuk binatang (tersedia 8 hewan)

Sebagian binatang yang harus dibuat

Kerja keras menyusun

Mendapat petunjuk

Hayooo... ini binatang apa?

Final Project: Membangun Gereja San Damiano

Dimainkan semua peserta
Kisah:
Sementara berdoa dihadapan sebuah salib kuno di San Damiano, Fransiskus mendengar suara yang berkata, 'Pergilah, Fransiskus, dan perbaikilah gerejaku yang sedang roboh ini.' Sang Santo, yang mengartikan gereja yang sedang roboh adalah gereja San Damiano, segera memikirkan cara untuk mematuhi perintah tersebut.
Kembali ke kotanya di mana ia menghabiskan dua tahun waktunya, ia memulihkan beberapa gereja yang telah runtuh, di antaranya adalah kapel kecil St Maria para Malaikat, Assisi, sedikit di luar kota, yang kemudian menjadi tempat tinggal kesukaannya.

Dinamika:
Peserta menyusun batu-batu (puzzle) sehingga berbentuk siluet gereja.


Ya, inilah yang akan dibangun lagi

Batu-batu pembentuk


ini batunya

Ngangkut batu
Mulai disusun

Refleksi/ Pemaknaan

Yah, akhirnya setelah semua pos terlalui dengan seru, tibalah waktu untuk memaknai proses perigrinasi.

Joget Labadu berkibar lagi untuk menghangatkan suasana
Suasana refleksi

Terimakasih UNIO Keuskupan Purwokerto, atas kepercayaan pada kami

Demikianlah kisah kami para Servus Pantura dalam Perigrinasi Santo Fransiskus Asisi; semoga menginspirasi.

Brebes, Peringatan Santo Fransiskus dari Asisi, 4 Oktober 2019





Tidak ada komentar:

Posting Komentar