Materi
Ada 3 materi besar yang diproses melalui pemukiman.
Pertama materi katolisitas yang dipegang oleh Komisi Kateketik.
Pembahasan dimulai di tingkat RT dengan pendamping romo/anggota komisi/pendamping
pilihan, didampingi ketua RT. Setelah itu hasil pembahasan diangkat di tingkat
kelurahan, ada 4. Baru terakhir dikuatkan secara masal di kecamatan.
Kedua, materi “Aktif Tanpa Kekerasan”/ANV (Active Non Violence) yang difasilitasi
oleh Tim ANV KWI. Pembahasan dimulai dari tingkat kecamatan secara masal, baru
kemudian dipecah dalam sharing dan pendalaman di 20 RT.
Ketiga, materi sosial kemasyarakatan yang difasilitasi Komisi
Kerasulan Awam. Pembahasan langsung dilakukan 4 anggota komisi di tingkat kelurahan,
setelah itu baru semua peserta dikumpulkan di tenda utama kecamatan untuk
mendapat peneguhan.
Hanya itu?
Tentu tidak, dong. Kegiatan olahraga melibatkan kelurahan,
jadi berbagai pertandingan diikuti hanya oleh 4 kelurahan + panitia.
Lho, tiap kelurahan khan terdiri dari campuran peserta dari berbagai
paroki, gimana latihannya?
Disitulah seninya, Lai. Konsep olahraga bukan kompetisi antar paroki namun lebih pada olahraga untuk menjalin kesehatan dan keakraban. Mereka dengan cara masing-masing memilih pemain, entah melalui tenda atau paroki, ndak masalah, yang penting saat main, mereka membawa nama kelurahan. Kami buat syal khusus untuk tiap kelurahan. Ada yang merah, kuning, biru, dan hijau, syal tersebut digunakan semua peserta selama acara TAKM berlangsung.
Disitulah seninya, Lai. Konsep olahraga bukan kompetisi antar paroki namun lebih pada olahraga untuk menjalin kesehatan dan keakraban. Mereka dengan cara masing-masing memilih pemain, entah melalui tenda atau paroki, ndak masalah, yang penting saat main, mereka membawa nama kelurahan. Kami buat syal khusus untuk tiap kelurahan. Ada yang merah, kuning, biru, dan hijau, syal tersebut digunakan semua peserta selama acara TAKM berlangsung.
Mengambil hidangan di dapur umum |
2 Suster sedang menyampaikan materi katekese di salah satu kelompok "Kuning" |
Salah satu Tenda Kelurahan yang digunakan untuk pertemuan |
Pertandingan sepak bola "Merah vs Kuning" |
Wow, pasti seru.
Iya dong. Saat duduk di kecamatan pun sudah dipisahkan berdasarkan kelurahan atau warna syal. Sering dalam sesi gerak dan lagu kami memanas-manasi tiap kelurahan untuk saling memberikan yang termeriah.
Lanjut lagi, dong tentang kegiatan sistem pemukiman itu, selain materi
dan olahraga, ada lagi yang dilakukan di kelurahan atau RT?
Masih ada, jangan khawatir Lai. Misa pagi, dilakukan di tiap
kelurahan menggunakan 4 tenda pleton tentara yang besar itu.
Siapa yang nyiapin misa? Maksudnya petugasnya?
Ah, kau itu seperti tidak bisa membaca alur saja, Lai. Tentu
saja lurah tiap kecamatan dibantu oleh perangkatnya, para ketua RT. Malam hari,
seusai acara di gereja kita sediakan 4 set peralatan misa yang bisa langsung
disimpan tiap lurah di tempatnya, sehingga pagi hari bisa langsung diset di
lokasi misa. Petugas pun tentu saja diatur dari antara orang-orang di kelurahan
itu. Kalau romonya, camat yang tentukan. Jadi saat itu, pagi hari di 4 tenda
besar yang berjarak kurang lebih 50–100 meter diadakan 4 misa secara bersamaan,
sebuah pemandangan yang mengharukan. Yang membuat kami lebih sukacita, ternyata
kekhawatiran bahwa saat misa akan molor dan banyak peserta yang bolos ternyata
tak terjadi.
Kok bisa yha….
Mungkin karena misa itu dilakukan di sekitar tenda peserta,
sehingga malu berat lah, jika teman-teman sekelurahan misa, sementara beberapa
orang masih tidur di tendanya. Namun menurutku, keberhasilan tersebut karena
peserta memang sudah ‘in’ dalam sistem pemukiman, sehingga dengan sukahati
mengikuti program yang sudah dicanangkan.
Evaluasi
Kalau evaluasi, dilakukan ditingkat apa, Nas?
Kami bikin 4 jenis evaluasi, Lai.
Hah… banyak nian? Apa saja itu?
Gini, kamu baca mekanismenya saja deh.
Jenis
|
Teknis
Evaluasi
|
Waktu
Evaluasi dan Pengumpulan
|
1. Evaluasi
tingkat tenda
|
Evaluasi yang merupakan kesepakatan warga 1
tenda
|
1.
Kamis malam setelah acara selesai, langsung
diserahkan pada ketua RT.
2.
Jumat malam setelah acara selesai, langsung
diserahkan pada ketua RT.
3.
Sabtu malam setelah acara selesai, langsung
diserahkan pada ketua RT.
4.
Minggu pagi sebelum misa penutupan, langsung
diserahkan pada ketua RT.
|
2. Evaluasi
tingkat RT
|
Evaluasi yang dibuat oleh ketua RT dengan
dasar:
1.
Pengalaman langsung saat memimpin RT
2.
Masukkan evaluasi tingkat tenda
|
1.
Kamis malam setelah menerima evaluasi tingkat
tenda, langsung dibawa saat evaluasi bersama (ketua RT, lurah, camat, panitia,
wakil pendamping rohani).
2.
Jumat malam setelah menerima evaluasi tingkat
tenda, langsung dibawa saat evaluasi bersama.
3.
Sabtu malam setelah menerima evaluasi tingkat
tenda, langsung dibawa saat evaluasi bersama.
4.
Minggu pagi setelah menerima evaluasi tingkat
tenda, langsung diserahkan pada lurah.
|
3. Evaluasi
tingkat kelurahan
|
Formulir evaluasi yang dibuat oleh lurah
dengan dasar pengalaman langsung saat memimpin kelurahan (tanpa menunggu
terima evaluasi tingkat RT).
|
1.
Kamis malam setelah acara selesai, langsung
dibawa saat evaluasi bersama (ketua RT, lurah, camat, panitia, wakil pendamping
rohani)
2.
Jumat malam setelah acara selesai, langsung
dibawa saat evaluasi bersama.
3.
Sabtu malam setelah acara selesai, langsung
dibawa saat evaluasi bersama.
4.
Minggu pagi sebelum misa penutupan, langsung
diserahkan pada camat, sekaligus hasil evaluasi tingkat tenda dan RT-nya.
|
4. Evaluasi
tingkat kecamatan
|
Dibuat oleh camat berdasarkan evaluasi
bersama, maupun pengalaman/pengamatan sebagai camat.
|
1.
Kamis malam saat evaluasi bersama (ketua RT, lurah,
camat, panitia, wakil pendamping rohani).
2.
Jumat malam saat evaluasi bersama.
3.
Sabtu malam saat evaluasi bersama.
4.
Minggu siang setelah acara selesai.
|
Ooooo, Ai no… ai no…
Apa itu aino aino, bahasa malaikat, yah, Lai?
Maksudnya I know, I know… aku ngerti tentang maksudmu evaluasi. Sejauh
mana itu dijalankan, Nas? Kalau bisa, hebat sekaleee.
Itulah, Lai, sayangnya. Nggak semua konsep evaluasi
terjalankan dengan baik, sekitar 50% saja.
Dasar manusia, kalo bikin konsep tingginya selangit, giliran
aplikasinya setinggi bukit saja sudah nyerah. Ayo cerita, kenapa!
Glek… ternyata ada lah kegiatan para ketua RT yang jumlahnya
20, lurah, juga pendamping rohani yang beragam masih dilakukan saat acara
evaluasi dimulai. Kegiatannya sih ndak jauh dari mengelola peserta juga. Ada
beberapa yang tak sempat mengisi, ada yang memang datang saat evaluasi, ada
yang cuma titip formulir, ada yang datang terlambat, ada yang pulang duluan. Secara
acak kita memang mendapatkan gambaran evaluasi menyeluruh, Lai, namun kalau
diminta evaluasi tiap perangkat tiap hari, itu yang lengkap. Menurut kami sih
itu sudah mewakili, karena rata-rata yang ditulis sama.
Kalian belajar dari TAKM 2004 yha, sehingga evaluasi TAKM 2008 dibuat
tertulis.
Betul, Lai. Jadi walau saat penyampaian evaluasi secara lisan
tidak datang, namun masih ada formulir yang dapat kami pelajari, lumayan, khan.
Lumayan, lumayan…. Lha wong evaluasi saja nggak becus, masih bilang
lumayan, dasar manusia. Lain kali bikin lebih sip lagi dong.
Oke, Lai….ha haha..
Omong-omong, sebelum lupa, emang item apa saja yang kalian evaluasi
sih.
Cuma dua, kok,
·
Evaluasi
teknis/operasional (makan, mandi, listrik, sound system, kebersihan,
perlengkapan, dll). Evaluasi juga mencakup bagaimana kompetensi panitia/petugas
yang terlibat proses teknis.
·
Evaluasi materi,
sejauh mana penangkapan kita terhadap kegiatan/materi/renungan/doa yang sudah
dialami dan sejauh mana memberi akibat pada kKita. Evaluasi juga mencakup
bagaimana kompetensi pemateri/panitia yang terlibat proses.
Juga dibuka usulan terhadap kedua jenis evaluasi tersebut.
Simpel, Lai.
Yah… lumayan deh.
Sekarang kita ngobrol tentang kepanitiaan, Nas. Kalau Komkep sebagai
panitia inti, baku dong, coba cerita tentang maksud keterlibatan kelompok lain,
yang kompeten lagi.
---------- b e r s a m b u n g ke bagian akhir TAKM 2008 ----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar