Kepesertaan
Hari Senin sore
tanggal 25 Juni 2012 sampai Selasa siang, teman-teman peserta KYD berdatangan,
eng ing enggg...
Hallah,
nggak usah gaya gitu lah, biasa saja.
Hah, belum apa-apa
sudah protes, santai saja lah Lai.
He he
he...
Jarak paroki ke
Palembang khan bermacam-macam, ada yang cuman 1 kilometer, tapi ada juga yang
300an kilometer seperti yang dari Bengkulu itu. Maklum, peserta kami dari 3 provinsi
Lai. Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Ada
kontingen yang naik kereta api, sewa bus, mobil pribadi, motor, bahkan
yang jalan kaki juga ada. Sementara panitia sibuk membuat persiapan akhir,
peserta juga berdatangan, di saat yang sama beberapa kontingen juga sedang
menyiapkan pameran kekayaan gerejawi. Pokokke asyik lah.
Kedatangan Kontingen OMK Paroki santa Maria Tugumulyo Mura |
OMK Paroki santo Paulus Plaju sedang Memersiapkan Pameran |
Registrasinya
gimana, lancar?
Sesungguhnya, hampir
semua nama peserta sudah kami dapatkan seminggu sebelum kegiatan. Jadi ketika
tiap kontingen peserta datang, mereka tinggal kami kasih nomor peserta, yang
menunjukkan posisi atau ruang tidur, kelompok tenda makan, dan tentu saja nomor
peserta berdasarkan parokinya. Bagi peserta yang mengikuti berbagai kegiatan
gladi, lomba, pameran, juga kami cap sebagai tanda keterlibatannya.
Tunggu-tunggu,
maksudmu itu gimana, belum paham aku, Nas.
Dalam kartu
pengenal yang sudah mereka bawa itu, disebaliknya kami beri keterangan mereka
terlibat pada kegiatan apa saja, misalnya gladi jasmani, gladi rohani, lomba
foto, lomba bikin film, lomba karya tulis, dan petugas pameran. Pada kolom
dimana dia terlibat tinggal kami cap saja.
Apa
gunanya, kok repot amat sih, amat saja nggak serepot itu
Huh, itulah kalo
pola pikirnya pendek kayak Si Amat. Gunanya gini misalnya, ada seorang peserta
ikut lomba foto KYD, nah, dia khan perlu ngambil foto disana sini, termasuk
maju sampai ke dekat panggung. Ketika diidentifikasi yang bersangkutan ternyata
ikut lomba foto, maka kemajuan dia ke dekat pangung masih bisa diterima. Tapi
kalo dia bukan peserta lomba foto, jelas akan dibatasi pergerakannya.
Ohhh,,
gitu tho.
Contoh lain,
misalnya dia ikut gladi jasmani, maka di kartu pengenal dia akan dicap bahwa
yang bersangkutan memang peserta resmi untuk ikut pertandingan. Proses
verifikasi ini dilakukan oleh sekretariat bekerjasama dengan bagian gladi
jasmani. Nah, saat pertandingan tiba, kami cek sekali lagi apakah pada kartu
peserta yang akan bertanding, memang ada legalisasi dari kami yang menunjukkan
bahwa peserta tersebut sah untuk bermain.
Sip sip
sip... dan semua bisa dilegalisasi?
Konsepnya sih gitu,
tapi ternyata nggak sampai 100% terjadi karena agak susah melegalisasi ketika
dalam waktu bersamaan beberapa
kontingen datang, sementara petugas sekretariat kami tidak mencukupi. Itu jadi
evaluasi kami, Lai; artinya konsep yang baik juga mestinya harus ditunjang dengan
penyediaan petugas secara memadahi.
Hmmmm gitu
yach... trus mengenai pembagian kamar tidur lancar?
Kalo itu lancar,
Lai. Kami gunakan ruang kelas sebagai kamar tidur peserta.
Omong-omong, yang terlibat itu sebenarnya siapa saja sih? Dan
berapa orang jumlahnya?
Yang terlibat dalam KYD kemarin adalah:
Kalau peserta, semula, kami
targetkan maksimal 1.500 orang, tapi ternyata saat pelaksanaan jumlah peserta
total 1.032 OMK dari 26 paroki.
Wow, seribu orang lebih, luar biasa.
Ah, biasa saja Lai.
Itu sudah dengan persyaratan lho, kalo nggak, wah pasti bisa lebih banyak lagi.
Syarat gimana maksudmu, Nas.
Syarat untuk
menjadi peserta. Jadi peserta adalah Orang
Muda Katolik yang sudah dibaptis atau katekumen, berusia di bawah 35 tahun,
belum menikah, minimal kelas 2 (dua) SMA/setara.
Oooo... kalo di bawah 35 tahun
dan belum menikah, aku juga maklum, paham lah. Tapi kenapa minimal harus kelas
2 SMA sih.
Itu juga hasil evaluasi TAKM 2008,
Lai. Dulu, ketika peserta tidak dibatasi usianya, mulai dari anak SMP sampai
yang usia 30 tahunan campur baur; agak sulit memasukkan materi tertentu. Hal
ini mengingat selain rentang usia yang terlalu jauh, juga tingkat pendidikan
dan kebiasaan yang juga beragam membuat daya tangkap tiap peserta makin
beragam. Nah kali ini kami tegas membatasi bahwa yang bisa ikut KYD 2012
minimal harus sudah kelas 2 SMA.
Padahal banyak juga khan yang
berusia di bawah itu namun ingin ikut.
Memang banyak, Lai, namun yha kami
harus tegas, demi menunjang ketercapaian tujuan kegiatan.
Hanya itu syaratnya?
Oooo masih ada lagi, masih ingat yang
kuceritakan tentang Pendewasaan Iman saat Road to Bangau?
Masih
lah, peserta harus mengikuti minimal 4
kali Pendewasaan Iman Pra-KYD, khan?
Benar.
Emangnya kalian bisa menjamin bahwa
mereka mengikuti minimal 4 kali Pendalaman Iman?
Apa memang harus dijamin?
Maksudnya?
Maksudnya, kami sudah mengeluarkan ketentuan seperti itu, kami
tentu tidak bisa mendeteksi validitasnya untuk tiap peserta. Kami serahkan saja
kebijakannya pada pastor paroki jika ada yang kurang dari 4 kali. Intinya sih
itu bagian dari kedewasaan iman calon peserta KYD 2012 dalam bertindak.
Oooo gitu tho.. Tapi menurutku konsep
itu sangat bagus lho Nas. Ada satu syarat peserta mengikuti kegiatan rohani
sebelum pelaksanaan KYD.
Iya sangat bagus. Di awal kami juga sempat diskusi apakah hal itu
bisa sukses dieksekusi? Tapi yha dicoba dong, kalo nggak dicoba mana kita tahu.
Toh hasilnya menggembirakan. Dengan berbagai cerita mereka berkumpul dan
mengumpulkan dirinya untuk berpendewasaan iman. Aku yakin sebagian peserta baru
mengalami hal ini untuk pertama kalinya dalam hidupnya.
Ada pendamping di acara KYD itu, Nas?
Ooo ada dong, begini. Ada Pendamping
paroki yang merupakan utusan resmi paroki yang ditugaskan
mendampingi kontingen OMK paroki. Jumlah pendamping paroki minimal 1 orang dan
maksimal 2 orang tiap paroki.
Ada lagi yang disebut Pendamping
Distrik. Mereka adalah pendamping yang disepakati oleh paroki-paroki dalam 1 distrik
yang ditugaskan mendampingi kontingen OMK distrik, khususnya dalam
mempersiapkan dan melaksanakan aneka Gladi Rohani dan Gladi Jasmani yang akan
diikuti oleh 8 distrik. Jumlah pendamping distrik minimal 1 orang dan maksimal
3 orang tiap Distrik.
Pendamping Distrik itu semacam
official ya?
Lebih kurang begitu lah. Masih ada lagi kami konsepkan pendamping
rohani, yaitu seorang rohaniwan (suster, frater, diakon, bruder, atau pastor)
yang bersama-sama pendamping paroki akan mendampingi kegiatan kerohanian tiap
kelompok “OMK Lingkungan,” misalnya dalam memimpin ibadat/renungan.
Kok bahasamu dikonsepkan, emangnya
nggak jadi?
Jadi sih, cuman praktis mereka hanya memandu ibadat satu kali
saja, itupun tidak di kelas-kelas, tapi kumpul di beberapa aula.
Artinya konsep kalian tentang
pendamping rohani nggak sepenuhnya berjalan.
Begitulah.
Yach, kalau seingatku konsep ini
berjalan dengan sukses pada TAKM 2008. Sayang yha, kali ini belum maksimal.
Kira-kira karena apa yha?
Pertama karena kita kurang berkoordinasi dengan pihak yang akan
mengelola ini. Kedua, tempat tidur peserta yang di kelas-kelas dan acara yang
padat membuat peserta lebih sulit berkumpul untuk berdoa. Kalo dulu di Tegal Arum
kan mereka tinggal di tenda dan ada dalam satu kompleks besar, jadi mudah
memantaunya.
Ooo begitu ya..... ya lain kali lebih
cermat lah Nas mengeksekusi konsep itu.
Trimakasih atas saranmu Lai.
Masih ada lagi yang terlibat, Nas.
Tentu ada panitia,
volunter, pengisi acara, pemateri, juri, juga tamu undangan. Namun itu sudah
biasa khan, nggak perlu diceritakan.
Sip. Lanjut ke pembukaan acara tadi,
gimana itu ceritanya?
Sesuai jadwal,
Selasa siang itu pukul 1 an, semua peserta dikumpulkan di tenda utama. Kami
adakan pemanasan dengan memperkenalkan beberapa lagu dan gerak yang akan
digunakan selama proses KYD 2012. Tak lupa kami juga berlatih lagu tema
kegiatan. Beberapa pengumuman dan persiapan teknis juga kami sampaikan,
misalnya kami akan menggunakan gedung dan ruang apa saja, apa saja nama
gedungnya, dimana tenda makan, dimana ruang tidur putra, mana yang untuk tidur
peserta putri, dimana kamar mandinya, mana lapangan olahraga, dan sebagainya.
Kalo misa pembukaannya pukul berapa?
Meriahkah?
Lha kok yang ditanya
meriahnya, tapi berhubung kamu sudah nanya meriah nggak, nurut kami sih meriah
dan megah. Misa pembukaan itu pukul 15.00, diawali dengan perarakan salib IYD
2012.
Perarakan bendera OMK Paroki, Distrik, bendera Indonesia dan bendera Vatikan |
Maksudmu Kegiatan Indonesia Youth Day
2012 yang akan dilaksanakan pada 20-26 Oktober 2012 di Keuskupan Sanggau
Kalimantan Barat itu?
Benar, kok kamu
tahu juga sih. Lumayan juga pengetahuanmu, Lai.
Iya dong, siapa duluuuu...malaikat.
Huh, gitu saja
bangga, awas kalo nanti tanya-tanya tentang IYD yach...
He he he... kok jadi ngancam gitu sih.
Padahal pengen tahu juga aku tentang IYD itu Nas.
Ya kau temui
sendiri lah panitia IYD 2012, tuh di Jakarta dan Sanggau sana.
Heeee.... jangan merajuk gitu lah,
plis deh Nas.
Hmmm.... kuceritakan di kesempatan lain saja yach.
Oke deh, tapi janji lho...
Mudah-mudahan.
Nah, sampai mana
cerita kita tadi, Oh yha sampai misa pembukaan. Misa Pembuka KYD ini dipimpin
langsung oleh Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso, SCJ. Misa diawali
dengan perarakan Salib IYD oleh 20an OMK yang berseragam ala jaman Romawi
dahulu, lalu setelahnya perarakan petugas yang membawa bendera dari 26
kontingen Paroki, bendera 8 distrik, bendera Indonesia, Bendera vatikan,
kemudian para misdinar, petugas Pemazmur dan Lektor 36 imam, dua Frater Diakon
dan Bapak Uskup sebagai yang paling akhir.
Waw, mendengar ceritanya saja bisa
kubayangkan betapa meriahnya perarakan tersebut.
Kalo kamu mau lihat
cuplikannya, bisa lihat di sini kamu cari juga di tautan youtubenya, ada juga yang misa penutupan.
Oh gitu yach, oke deh nanti kulihat di
situ.
Misa pembukaan
dimeriahkan oleh Paduan Suara Sekolah Tinggi Musi dengan iringan Benedictus
Band. Asyik lho mendengarkan lagu-lagu liturgi yang dinyanyikan paduan suara
dengan iringan band. Kalo pengen lihat di tautan yang tadi kuberi juga ada
videonya yang sudah masuk youtube.
Sebentar-sebentar, jadi penasaran aku
pengen lihat videonya.
Lalu entah bagaimana caranya, Malaikat mengeluarkan laptop dari
balik sayapnya lalu beberapa kejap kemudian sudah tersambung ke internet sesuai
tautan yang diceritakan Atnasus. Berdua mereka melihat belasan film yang
menggambarkan suasana sebelum dan selama misa pembukaan KYD 2012. Dari raut
wajahnya Malaikat tampak takjub dan terkesima menyaksikan itu semua.
Wah, kau kayaknya
terkesan banget yach liat film-film misa pembukaan KYD 2012. Takjub ya, Lai.
Iya, takjub. Tapi bukan karena
prosesinya.
Lho, jadi?
Aku itu takjub karena yang upload
berbagai rekaman ini khan bukan panitia, bukan pula dari Komisi Kepemudaan;
tapi dari seorang umat biasa. Dia begitu tekun merekam, memberi keterangan,
lalu mengunggahnya ke blog dan youtube. Itu yang luar biasa, Nas.
Oh
Lalu kalo rilis dari panitia sendiri
dimana, Nas?
Ada beberapa di
internet, tapi selengkapnya sedang diproses, Lai.
Iya, jangan cuman saat misa pembukaan
dan penutupan saja dong. Kalo bisa memberi gambaran lebih lengkap tentang KYD
2012 tentu lebih baik. Paling nggak seperti saat TAKM 2008 kan ada filmnya juga
Oke deh.
Mbalik ke misa tadi, Nas. Jadi
pembukaan KYD itu saat misa tersebut yach?
Nggak juga sih.
Upacara seremonial pembukaan justru dilakukan malam hari. Kami kan mengundang
unsur-unsur pemerintahan, baik dari Pemerintah Provinsi Sumsel, Pemerintah Kota
Palembang, sampai Ketua RT pun kami undang malam itu khusus untuk acara
pembukaan KYD. Kami ingin memelihara persaudaraan yang sudah terjalin dengan
mereka.
Oh, gitu yach. Sip lah. Lalu sore itu
setelah misa itu acara apa Nas?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar