Kamis, 17 Mei 2012

3. Menyambut Komuni


3. Menyambut Komuni

Matius Suitam adalah seorang OMK yang pada minggu pagi itu sudah mengendarai motornya seorang diri untuk mengikuti perayaan ekaristi di gereja stasinya. Di daerahnya yang pedesaan dan jauh dari kota kecamatan, perayaan ekaristi dilakukan dua minggu sekali. Menurut perhitungannya berdasarkan kebiasaan tiap dua minggu, dia akan tiba di gereja sekitar 10 menit sebelum perayaan ekaristi dimulai. Tak disangka pagi itu dia melihat suatu kecelakaan di mana ada seorang yang terluka dan harus mendapat pertolongan medis. Matius Suitam tergerak untuk menolong korban kecelakaan tersebut. Proses mengantar korban sampai mendapatkan pertolongan, serta membawanya pulang ke rumah korban memakan waktu lama. Singkat cerita, Matius Suitam tiba di gereja ketika Homili sedang berlangsung. Dia langsung bergabung dengan umat lainnya di dalam gereja. Ketika saatnya komuni, mengingat keterlambatannya mengikuti perayaan ekaristi, dia menjadi bimbang, masih bisakah dia menyambut komuni hari itu?

(Ini adalah satu ilustrasi yang melatarbelakangi konteks soal Debat “Mempertanggungjawabkan Iman Katolik” KYD 2012)

Silahkan teman-teman menanggapinya.

Agnes Angle Dia tetap bisa menerima komuni. Dia sudah melakukan sabda Tuhan secara nyata dengan menolong orang kecelakaan, dan niat tulus ke gereja. Dia tidak sekedar pendengar sabda tapi juga pelaksana sabda. Dia tolong menjdi sesama bagi orang yang kecelakaan itu. Vivat

Eli Elisabeth Iya, benar kata Kak Agnes :)

Chatarina Vhieta Kalau aku, aku merasa tidak siap untuk mnerima komuni karena aku tidak ikut perayaan ekaristi.

Thomas Santoso Salam, saya seorang Katolik yang masih mentah, mohon saran jika saya salah. Secara Hukum Gereja, bagaimanapun alasannya tetap kita sudah terlambat, memang tidak dilarang menerima Hosti, namun tidak beroleh berkah Sakramen Ekaristi. Meski tidak memperoleh buah Sakramen Ekaristi, namun perbuatannya mengutamakan sesama itu adalah buah kebaikan yang lain. Bukankan Yesus juga ada dalam diri sesama kita?

Liman Yudiono Pada hakekatnya Katolik itu indah dan penuh damai akan cinta kasih, sebenarnya umat yang akan sambut komuni harusnya penuh dengan damai cinta kasih bukan sekedar wajib ke gereja, Matius telah memberi kita contoh akan makna dalam sambut komuni secara layak dan sepantasnya.

Maria Nurince Menurut saya bisa karena niatnya tadi kan untuk ke gerja dan tak sngaja dia bertmu dengan orang kecelakaan itu, jadi tak mungkin kan dia melihat orang kecelakaan tapi dia cueki saja. Kan sama saja dengan bohong, untuk apa kita ke gereja kalau kita tidak bisa menerapkan ajaran dalam Alkitab. Lagian apa kita tega melihat orang sekarat? Nah sekarang coba tanya sama mereka, kalau mereka melihat orang kecelakaan sedangkan mereka ingin sholat, apa yang mereka lakukan pertama kali.

Paulus Rohmanto Antoajah Saya sependapat dengan Mbak Agnes. Toh gereja tidak melarang Matius untuk menerima komuni. Ditambah dia melakukan hal yang mulia,tentu saja itu adalah buah dari sabda dan ekaristi itu sendri. Intinya, apa yang dia peroleh dari Tuhan, ia lakukan juga untuk Tuhan.

Yusuf Yusufnundimangngori Bagi saya, dia layak dan pantas terima komuni karena dia sudah mepersiapkan diri sebelumnya bahwa mau ikut perayaan ekaristi sepenuhnya namun dalam perjalanan mengalami hambatan sehingga terlambat masuk greja..

Paulus Rohmanto Antoajah Mz yusuf@ Itu bukan hambatan Mas, itu adalah ujian nyata bagi Matius. Dalam hal ini Tuhan benar-benar menguji kesalehan Matius, manakah yang ia utamakan, pelayanan atau kebutuhannya? Untuk mengambil keputusan saat-saat begini sangat sulit lho, kecuali dengan kesadaran yang diilhami oleh roh ilahi.

Cornelius Pulung Halangan untuk menerima komuni adalah ketika seseorang berada dalam keadaan berdosa berat, bukan karena apakah ia terlambat datang pada saat tertentu dalam misa. Untuk kasus diatas, Matius sama sekali tidak melakukan suatu hal yang dianggap dosa berat, bahkan ia melakukan hal yang baik, yaitu menolong orang.

Tidak menghadiri Misa Minggu tanpa alasan yang serius adalah dosa berat (Katekismus Gereja Katolik 2181). Dan seseorang berdosa berat bila memenuhi 3 kriteria:
1. Materi atau perbuatannya termasuk dosa berat
2. Dilakukan dengan pengetahuan penuh
3. Dilakukan dengan rela.

Nah, Matius kan tetap menghadiri misa walaupun terlambat, jadi sama sekali tidak ada alasan yang membuat ia tidak bisa menerima komuni. Meskipun demikian, tentu seseorang harus mempersiapkan diri dengan baik, khususnya bila akan menyambut Tubuh dan Darah Tuhan. Andaikan Matius merasa dirinya tidak pantas menerima Komuni karena kurang mempersiapkan diri, tentu tidak masalah bila ia tidak menyambut Komuni karena Ia sudah memenuhi kewajiban menghadiri Misa, sedangkan kewajiban untuk menerima Komuni hanya 1 kali dalam setahun yaitu saat masa paskah.

Kesimpulannya, Matius tetap bisa menerima Komuni meskipun datang terlambat. Dan keterlambatannya bukanlah sesuatu yang ia rencanakan, karena terjadi secara kebetulan. Terlebih ia memiliki alasan yang serius untuk datang terlambat.

Nurse Vika Manix Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dari ilustrasi di atas
1. Hubungan manusia dengan Tuhan
2. Hubungan manusia dengan manusia


1. Hubungan manusia dengan Tuhan, dimana Matius Suitam dari rumah telah memiliki niat dan tekad untuk pergi ke gereja dan telah mengatur waktunya tuk sampai di gereja sebelum perayaan misa dimulai.
2.Hubungan Manusia dengan manusia, kita tidak tahu dalam hidup ini pasti ada kendala/ujian/cobaan,
mungkin suatu kejadian di jalan itu adalah salah satu kendala, dimana kendala itu menuntut Matius untuk menolong sesama yang sedang terkena musibah dan sangat membutuhkan pertolongan dan dengan menolong sesama. Di sini Matius telah mengikuti teladan Yesus Kristus dan setelah menolong pun dia tetap pergi ke gereja karena kembali pada niat dan tekad dia. So bagi saya pribadi komuni dia sah-sah saja, yang penting dia memiliki niat dan tekad ke gereja.

Agnes Angle Wah. Para sahabatku hebat semua. Sungguh orang Katolik yang luar biasa.

Nurse Vika Manix @agnes : Amin.

Jacobs Joksin
Walaupun terlambat ikut misa tapi Matius tidak terlambat ikut perayaan ekaristi, Matius terlambat mengikuti perayaan sabda tapi dia punya alasan yang baik dan jelas (tidak dibuat-buat), bukan hanya merayakan sabda tapi ia mampu membuktikan dalam kehidupan nyata."Iman tanpa perbuatan adalah mati" jadi menurut saya Matius layak menyambut komuni, perayaan ekaristi dimulai dari persembahan sementara Matius datang pada saat homili (sebelum persembahan).

Aryo Mahir Wah, sip semua jawabannya. Tapi ada satu ni yang mengganjal, bisa ditanggapi ya: cerita di atas jelas bahwa penyebab Matius telat karena rasa kemanusiaannya berjalan, nah jika kasusnya dia telat karena macet dan sebagai berbagai alasan lainnya sehingga seseorang terlambat ke gereja. Gimana jika kita buat lebih umum dan general, gimana tanggapan teman-teman jika ada umat yang ke gereja telat datang apalagi sampai homili, trus menyambut komuni, bukankan ekaristi suatu kesatuan yang utuh dimana dari pembukaan sampai berkat penutup kita jalankan dengan khusyuk, tanpa kita melihat apa penyebabnya terlebih dahulu, karena kondisi cerita di atas terjadi saya yakin tidak setiap minggu, tapi setiap misa/ekaristi kita selalu menjumpai umat yang telat, apa perlu dibuat batasan jika telatnya sebatas sampai kemuliaan atau minimal sebelum bacaan Injil bisa menerima komuni, atau tidak ada batasan kapan pun bisa menerima. Jika kita simak cerita di atas, jika Matius berpikir dengan dia ikut perayaan ekaristi, walau akhirnya dia merasa belum pantas menerima Tubuh dan Darah Kristus, apakah itu mengurangi sakralnya perayaan ekaristi. Intinya umat yang terlmbat datang misa pantas atau tidak menyambut komuni, saya belum pernah dengar ada aturan resmi gereja mengenai keterlambatan kedatangan umat, pasti semua gereja mengharapkan umat datang tepatr pada waktunya dengan harapan tidak mengganggu kekusyukan umat lain untuk beribadat. Kalau saya jadi Matius saya akan ikut misa jam selanjutnya, karena dengan saya masuk gereja terlambat, secara tidak langsung saya akan membuat umat lain memperhatikan saya, bahkan membicangkan keterlambatan saya saat misa. Nah loh jadi panjangkan kasusnya.

Atsumichi Akera Kata Indonesia ‘misa’ berasal dari kata “mass” (Latin) yang berarti berkumpul bersama sama merayakan sesuatu atau bergotong royong bersama sama, bekerjasama secara masal. Jadi hal-hal lain yang bertentangan dengan hal ini atau mengganggu arti ini mohon harap dikesampingkan dahulu, seperti misalnya:
1. Datang terlambat waktu misa, selain mengganggu yang tengah beribadat hal ini menandakan tidak adanya kebersamaan antara yang sedang beribadat dengan yang baru datang.
2. Begitu juga yang merasa sudah dapat bertemu Tuhan tanpa mengadakan misa silahkan saja, tapi jangan meremehkan misa itu sendiri, sebab setiap orang punya iman dan kepercayaannya masing masing.
3. Apalagi kalau pikiran lagi ngelantur kemana-mana tidak “in” artinya tidak dapat mengikuti atau melakukan misa. Ya sebaiknya di rumah saja sebab semua orang pergi ke misa untuk beribadat dan berdoa.
4. Di dalam misa pasti ada tugas atau pekerjaan yang dikerjakan secara bersama sama atau bergotong royong seperti misalnya koor, kolekte, prodiakon, misdinar, dll.
5. Juga ada penugasan atau perutusan yang sebaiknya dikerjakan bersama sama sesudah misa. Makanya jangan meninggalkan misa sebelum mendapat perutusan.

Dan tak kalah pentingnya dengan Ibadat Sabda yaitu mulai dari Bacaan Pertama, Kedua, Injil dan Kotbah. Hal ini dapat juga diartikan sebagai Roti Kehidupan atau Santapan Rohani. “Akulah Roti Kehidupan yang turun dari Surga, barangsiapa makan tidak akan lapar lagi, sebab dagingKu sungguh sunggguh makanan dan darahKu sungguh sungguh minuman.”

Untuk membaca, menyimak, memahami, meresapi dan melaksanakan, mengamalkan Sabda Tuhan perlu waktu merenungkan tema misa pada hari itu. Hal ini dilakukan umat sebelum misa dimulai dengan datang lebih awal, mempersiapkan diri dan hati, membaca tema dan berdoa untuk mendapatkan terang Roh Kudus.Mungkin ini akan membantu.

Nah bila kasus nya seperti dalam ilustrasi diatas ini tergatung dari orangnya sendiri apakah sudah benar-benar siap untuk menerima komuni, yang pastinya akan ada pergulatan dalam dirinya. Yang pastinya dengan alasan apapun bila terlambat siap-siap hadapi pergulatan yang akan terjadi pada diri Anda masing-masing
Terimakasih. No time and no reason for that. God Bless You

Christophorus Adi Toruan Wah-wah, gak ngomong-ngomong nih ada kasus yang ketiga. Mudah-mudahan Matius ini bukan salah satu undangan yang menghadiri pesta resepsi pernikahan minggu lalu, karena saya tidak bertemu dengan dia di pesta tersebut. Saya sependapat dengan Mas Aryo.
Untuk Saudara saya Cornelius Pulung (lama-lama saya senang juga dengan Anda) <bukan karena apakah ia terlambat datang pada saat tertentu dalam Misa> berdasarkan argumen Anda, apakah memang boleh kalau ada orang yang suci hatinya dan tidak berdosa berat tetapi ia datang ke misa sewaktu lagu persembahan sedang dikumandangkan, dan ia tetap menyambut komuni meskipun ia terlambat karena menolong orang di jalan, apakah ia masih layak? Kalau saya menjadi Matius saya akan tidak ikut misa pada waktu itu, saya akan menghadiri misa pada berikutnya. Kalau misa hanya 1 kali, saya akan hadir tetapi saya tidak akan menyambut komuni. Menyambut komuni bukanlah ditentukan oleh kita berbuat baik, sudah melakukan perbuatan nyata kasih tetapi, sekali lagi tetapi terlambat datang misa apalagi kalau datangnya itu pas homili atau dan sesudahnya. Memang tidak ada peraturan tertulis mengenai hal itu tetapi pernyataan saya ini bisa dipertanggungjawabkan, kalau tidak percaya silahkan print argumen saya ini dan pertanyakan kepada pastor paroki anda setempat. Datang terlambat misa sewaktu lagu Tuhan Kasihanilah Kami saja itu sudah diperhatikan umat apalagi datang pas homili. Jadi mohon jangan dibuat syarat tertentu dalam menyambut komuni, boleh datang terlambat kapan saja asalkan sudah berbuat baik sebelumnya, enak saja!

Nurse Vika Manix @aryo: Sedikit memberi argumen, Anda mengatakan bahwa akan mengikuti misa selanjutnya, sementara alur cerita di atas posisinya berada di gereja stasi yang mana kadang kala gereja stasi hanya mengadakan satu kali misa, so bagaimana menurut Anda? Datang terlambat atau sama sekali tidak misa?
Kedua, untuk terlambat karena alasan macet, atau dll itu bagi saya pribadi tidak jadi masalah karena dalam menghadap Tuhan kita selalu menjumpai kendala/ujian, pergi kah atau tidak kah? So meskipun kendala datang menghampiri kita namun kita tetap kuat pada niat dan tekad kita tuk gereja. So why not?

Eli Elisabeth Orang itu sudah berbuat baik, lagipula terlambat itu kan bukan disengaja. Kecuali kalau dia mikir ‘wah, aku tolong orang itu sajalah, supaya nanti tidak kelamaan ikut misa’. Nah, itu baru ‘enak saja’ menyambut komuni. Kalau menurut saya, dia boleh menyambut komuni, saya setuju dengan pendapat Cornelius Pulung. Kalau orang itu mau menyambut komuni ya silahkan, tapi kalau dia merasa tidak layak menyambut komuni ya tidak apa-apa. Sekali lagi karena dia terlambat bukan disengaja, dan telah tulus hati menolong orang yang selayaknya ditolong.

Atsumichi Akera Weh sepertinya menjadi perdebatan yang seru nie kalau menurut saya coba baca argumen saya di atas kasus seperti ini mungkin saja bisa terjadi pada diri kita. Kalau saya sendiri saya berada dalam posisi seperti itu saya tidak akan menerima komuni. Nah kalau terlambatnya pas bacaan pertama atau kedua atau bacaan Injil ini juga menjadi pergulatan dalam diri saya. Setelah saya merefleksikannya saya tidak akan menerima komuni pada saat saya terlambat karena alasan apapun. Perayaan ekaristi sendiri itu ada beberapa urutan yang harus kita ikuti dengan hikmat dan hati yang siap dan pantas dimulai dari kita datang 5 menit sebelum misa lagu pembukaan, perarakan, salam pengantar, tanda salib, doa pembukaan dan seterusnya sampai doa syukur agung dan penutup semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak bisa dipenggal-penggal. Mungkin ini dapat membantu untuk membuka pikiran.

Christophorus Adi Toruan @Eli Elisabeth: Itu masih saja namanya tetap enak saja. Pasti lah sehabis misa pastor yang memimpin misa atau umat yang melihatnya pasti bertanya kepada Matius, kenapa ia tadi tidak menyambut komuni dan jawaban yang diberikan oleh Matius pastilah sekali lagi pastilah membuat pastor dan umat itu bangga dengan sikap iman Matius karena ia menghormati komuni kudus. Bukankah dalam kasus di atas apa yang diperbuat oleh Matius sudah diperhitungkannya secara baik dan matang? Kalau mau ia pasti mengabaikan orang tersebut dan tetap pergi ke gereja karena takut terlambat. Tetapi apa yang ia perbuat? Itu karena iman yang menggerakkannya, jadi kenapa harus bimbang untuk tidak menyambut komuni karena datang terlambat? Toh ia tidak bimbang dan ragu untuk terlambat ikut misa karena ia menolong orang tersebut. Karena memang dalam mengikuti misa itu (seperti yang diungkapkan oleh Aryo) diharapkan untuk tidak datang terlambat, sekali lagi untuk tidak datang terlambat, dalam arti lain apapun kondisinya untuk tidak datang terlambat. Kalau kita memang ingin mengikuti misa untuk memenuhi kebutuhan rohani dan iman kita pasti kita sudah memperhitungkan untuk datang jam berapa, kalau ada hambatan di perjalanan seperti yang dialami oleh Matius tetap tidak bisa menjadi alasan yang kuat untuk ia bisa menyambut komuni. Saya juga pernah terlambat datang misa, tetapi karena di paroki saya ada 2 kali misa, jadi saya memutuskan untuk ikut misa berikutnya.

Aryo Mahir Bagi saya jika terlambat ya terlambat, apapun alasannya, ekaristi bukan sekolah atau kantor yang terlambat ada alasannya, tapi dari awal kita mau ke Gereja untuk misa semua sudah siap bukan komuni tujuan utama, tapi ekaristi secara utuh dan menyeluruh.

Kha ShynTa Setuju Bang :)

Christophorus Adi Toruan Iye beng, saye juge setuje beng.

Kha ShynTa Abang ko ikut-ikut be. Hahahah, dak modal.

Cornelius Pulung [Berdasarkan argumen Anda apakah memang boleh kalau ada orang yang suci hatinya dan tidak berdosa berat tetapi ia datang ke misa sewaktu lagu persembahan sedang dikumandangkan, dan ia tetap menyambut komuni meskipun ia terlambat karena menolong orang di jalan apakah ia masih layak?] Ini tidak bisa dipukul rata, harus dilihat kasus per kasus. Kalau orang yang Anda sebut itu datang terlambat karena harus menyelamatkan nyawa seseorang, maka tentu layak menerima komuni karena ia tidak merencakan untuk datang terlambat. Akan berbeda kalau ia sengaja datang terlambat, malas bangun pagi atau alasan apapun yang tidak serius dan tidak penting, maka apakah ia masih layak menyambut komuni? Jawabannya jelas tidak. Apalagi kalau ia dalam keadaan berdosa berat, ia tidak boleh menerima komuni karena itu akan terjadi dosa berat juga yaitu sakrilegi, namun ia tetap harus menghadiri misa, dan kalau bisa mengakukan dosa beratnya dalam sakramen pengakuan sebelum misa. Tapi seperti yang saya tekankan, untuk menerima komuni harus ada disposisi batin yang baik, penjelasan yang lebih lengkap sudah dijelaskan oleh saudara Atsumichi Akera, jadi saya sependapat dengannya.

[Kalau saya menjadi Matius saya akan tidak ikut misa pada waktu itu saya akan menghadiri misa pada berikutnya. Kalau misa hanya 1 kali, saya akan hadir tetapi saya tidak akan menyambut komuni] Ya itu terserah Anda, saya sudah menyampaikan pertimbangan saya dan sudah dilengkapi penjelasannya oleh Atsumichi Akera. Masalahnya, dalam kasus Matius itu misa cuma ada sekali dalam 2 minggu, kalau ada dua kali saya yakin Matius cukup pintar untuk memutuskan hadir pada misa selanjutnya.

[Menyambut komuni bukanlah ditentukan oleh kita berbuat baik, sudah melakukan perbuatan nyata kasih tetapi, sekali lagi tetapi terlambat datang misa apalagi kalau datang nya itu pas homili atau dan sesudahnya memang tidak ada peraturan tertulis mengenai hal itu] Memang tidak ada aturan tertulis, oleh karena itu harus dicari tahu dulu alasan datang terlambatnya, apakah memang alasan yang serius atau tidak. Tapi aturan tertulis yang jelas dan pasti adalah seseorang tidak boleh menerima komuni dalam keadaan berdosa berat.


[Tetapi pernyataan saya ini bisa dipertanggung jawabkan, kalau tidak percaya silahkan print argumen saya ini dan pertanyakan kepada pastor paroki anda setempat] Terima kasih atas sarannya, saya rasa itu tidak perlu karena tujuan utama saya memberikan komentar adlah untuk menanggapi ilutrasi kasus dari Komkep.

[Datang terlambat misa sewaktu lagu Tuhan Kasihanilah Kami saja itu sudah diperhatikan umat apalagi datang pas homili, jadi mohon jangan dibuat syarat tertentu dalam menyambut komuni] Sorry yah, yang buat alasannya itu bukan saya (yang dimaksud adalah alasan untuk tidak boleh menerima komuni dalam keadaan bedosa berat, bukan alasan keterlambatan misa), tapi gereja Katolik sendiri.


KATEKISMUS GEREJA KATOLIK

2181 The Sunday Eucharist is the foundation and confirmation of all Christian practice. For this reason the faithful are obliged to participate in the Eucharist on days of obligation, unless excused for a serious reason (for example, illness, the care of infants) or dispensed by their own pastor.119 those who deliberately fail in this obligation commit a grave sin.

2181 Perayaan Ekaristi pada hari Minggu meletakkan dasar untuk seluruh kehidupan Kristen dan meneguhkannya. Karena itu umat beriman berkewajiban untuk mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi pada hari-hari pesta wajib, sejauh mereka tidak dibebaskan oleh alasan yang wajar (umpamanya sakit, perawatan bayi) atau diberi dispensasi oleh pastornya Bdk. CIC, can. 1245. Barang siapa melalaikan kewajiban ini dengan sengaja, melakukan dosa berat.

1457 According to the Church's command, "after having attained the age of discretion, each of the faithful is bound by an obligation faithfully to confess serious sins at least once a year."56 Anyone who is awaer of having committed a mortal sin must not receive holy communion, even if he experiences deep contrition, without having first received sacramental absolution, unless he has a grave reason for receiving Communion and there is no possibility of going to confession.57 Children must go to the sacrament of Penance before receiving Holy Communion for the first time.58

1457 Gereja menuntut bahwa tiap warga beriman yang sudah mencapai usia mampu untuk membeda-bedakan, mengakukan dosa berat yang ia sadari paling kurang satu kali dalam satu tahun Bdk. CIC, can. 989; DS 1683; 1708. Siapa yang tahu bahwa ia telah melakukan dosa berat, tidak boleh menerima komuni kudus, juga apabila ia merasakan penyesalan mendalam, sebelum ia menerima absolusi sakramental Bdk. Konsili Trente: DS 1647; 1661., kecuali ada alasan kuat untuk menerima komuni, dan kalau tidak mungkin baginya untuk mengakukan dosa Bdk. CIC, can. 916; CCEO, can. 711. Anak-anak harus mengaku sebelum mereka menerima komuni kudus untuk pertama kalinya Bdk. CIC, can. 914.

Katekismus Gereja Katolik adalah dokumen Gereja resmi yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 11 Oktober 1992. Jadi aturan ini bukan buatan saya, atau tafsiran saya, tapi Gereja sendiri yang menetapkan.

[Boleh datang terlambat kapan saja asalkan sudah berbuat baik sebelumnya. Enak saja!] Saya tidak mengerti, apa ada pernyataan saya atau yang lain yang menunjukkan kalau saya mengatakan boleh terlambat kapan saja asalkan sudah berbuat baik? Mungkin teman-teman lain atau Komkep Keuskupan Agung Palembang bisa membantu menemukannya, karena saya tidak pernah mengatakan hal tersebut. Atau mungkin anda Christophorus bisa membuktikan bahwa saya atau yang lain memang mengatakan bahkan meganjurkan hal tersebut? Saran saya coba belajar memahami maksud tulisan orang lain yah, karena sekedar bisa baca saja gak cukup.

Agar tidak salah paham, ijinkan saya menyatakan dengan jelas posisi saya, agar tidak terjadi kesalahpahaman bagi yang membaca (penekanan dengan huruf tebal) Saya menyarankan, bahkan mengharuskan bahwa umat Katolik harus datang tepat waktu saat misa, bahkan sebelum misa pun mereka sudah harus berada di gereja dan mempersiapkan diri dengan baik. Karena hal tersebut menunjukkan rasa cinta dan hormat kepada Yesus Kristus yang hadir dalam ekaristi. Datang lebih awal bisa membantu kita mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam mengikuti misa secara menyeluruh. Saya tidak akan pernah menyarankan untuk datang terlambat. Keterlambatan dalam misa haruslah dikarenakan alasan yang serius dan memang mendesak (seperti menolong orang kecelakaan saat hendak pergi misa), serta bukan sesuatu yang sengaja direncakan untuk alasan yang sepele.

Nah, silakan 2 paragraf diatas itu dibaca berkail-kali, diresapi dihayati agar bisa benar-benar paham dan komentar yang keluar selanjutnya bisa lebih nyambung. Sekian tanggapan saya.

Aryo Mahir Weh Mas Pulung, mantep banget tanggapannya. Ya pandangan setiap orang beda-beda menurut penafsiran masing-masing. Jika dibaca koment pertama sampai Mas Pulung saya yakin semua tidak sependapat atau setuju datang misa terlambat, yang berarti semua sepakat atas kesakralan atau keutuhan ekaristi itu sendiri. Ilustrasi diatas dibuat memang sedemikian rupa, dengan kondisi yang banyak dialami saat ini, yakinlah jika itu terjadi pada kita, dan kita memutuskan tidak ikut misa atau kita tidak menerima komuni, kita akan tetap sebagai umat Katolik yang taat dan dikasih Tuhan. Orang yang "NaPas" saja masih dikasihini Tuhan apalagi Matius yang mengalami pengalaman kemanusiaan dan rohani. "Aku sayang kamu, karena kamu baik, kamu baik, kamu baik, Aku sayang kamu." :-)

Jacobs Joksin Saya mau berbagi argumen, Saya yakin ada perbedaan yang jelas antara bisakah menyambut komuni? dengan bolehkah menyambut komuni? Matius Suitam sampai di gereja saat homili (sebelum komuni) jadi menurut pendapat saya Matius masih bisa menyambut komuni pada hari itu. Saya juga yakin teman-teman tahu perbedaan arti antara bisa dan boleh.

Agnes Angle Matius bisa dan boleh kog nyambut komuni. Selamat Paskah all

Agnes Angle Sengaja datang terlambat so pasti salah besar dan tentu tidak boleh dan tidak bisa sambut komuni.

selesai

1 komentar:

  1. ANAK BARU BAPTIS
    SECARA PRINSIP SAYA TIDAK AKAN DATANG KE GEREJA JIKA MENYADARI AKAN TERLAMBAT, KARENA BAGI SAYA SAAT MELAKUKAN MISA HARUS DARI AWAL SAMPE AKHIR...
    TAPI SAYA TIDAK MENYESAL TIDAK MENGIKUTI MISA KARENA TELAH MENOLONG SESEORANG...

    ALASAN SAYA SEPERTI ITU ADA DI MATIUS 12:10-12...

    BalasHapus