Sabtu, 11 Januari 2014

REBUTAN BUNTUT NAGA

Dokumen ini merupakan salinan analisis/ komentar terhadap Model Pendampingan OMK/ PPA yang ditampilkan oleh  teman-teman OMK Dekenat Utara Keuskupan Purwokerto dalam acara Temu Mini OMK Dekenat Utara Keuskupan Purwokerto di Brebes, 4 Januari 2014. Salah satu anggota Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Palembang kebetuan terlibat sebagai Juri dan Narasumber Seminar "Kreativitas Pendampingan OMK/PPA" dalam momen tersebut.

Cerita selengkapnya bisa dimulai dari http://dinamikaomk.blogspot.com/2014/01/k-e-p-r-i-b-e-n.html

Mari kita langsung ikuti pembahasannya:



No tampil
:
5
Paroki
:
Paroki Santa Maria Fatima Brebes
Judul/ tema
:
Kepedulian dalam Kristus
Tujuan
:
1.       Membangun sikap kepedulian terhadap Allah Kristus melalui pertemuan antar generasi muda Katolik.
2.       Mendalami sikap kepedulian melalui teladan Yesus dalam bacaan Markus 1: 40-45 
Nilai-nilai
:
a.       Kekompakan
b.      Kepedulian
c.       Kedisiplinan
d.      Percaya diri
Katekese
:
 Markus 1: 40-45 
Dinamika
:
Kejar mengejar & merebut “ekor” barisan kelompok lawan.
Komentar
:
v  Kata kunci sesuai tema adalah “kepedulian” dengan katekese yang menceritakan kepedulian Yesus terhadap orang kusta, sehingga disembuhkan-Nya. Namun tambahan nilai “Kekompakan, kedisiplinan, dan percaya diri” justru mengaburkan fokus tujuan pendampingan.
v  Pilihan dinamika kelompok merupakan kompetisi antar kelompok untuk saling mengalahkan, sehingga lebih cocok untuk nilai kekompakan, dan percaya diri. Hubungan dengan nilai kepedulian justru dipertanyakan.
v  Semua tahapan sesuai modul sudah dilaksanakan secara berurutan dalam waktu 20 menit dari rencana 30 menit. Sebenarnya waktu sisa ini bisa digunakan untuk memperdalam kaitan antara permainan, bacaan kitab suci, dan tema.
v  Para fasilitator sudah percaya diri dalam membawakan semua tahapan pendampingan.


Usul pengembangan
:
ü  Perlu dipertimbangkan lagi pilihan games sehingga bisa mempertajam tema.
ü  Pilihlah nilai-nilai yang relevan saja dengan tema, karena tema yang diangkat cenderung abstrak.
ü  Perlu narasi yang lebih integral sehingga  menyatukan gagasan dalam tiap aktivitas pendampingan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar