Sabtu, 28 Februari 2015

Puluhan Panitia Saat TAKM 2004 _ 3/9


Pengelolaan & Kepanitiaan

Acara ini khan acara rutin tingkat keuskupan tiap 4 tahun, siapa yang bertanggung jawab terhadap kegiatan ini?
Acara ini ditanggung oleh Komisi Kepemudaan KAPal namun pelaksanaannya dilakukan oleh panitia yang melibatkan berbagai pihak. Maksudnya acara ini adalah acaranya bapak uskup, acara tingkat keuskupan, Komisi Kepemudaan (Komkep) sebagai pembantu bapak uskup menjadi pelaksananya.
Tema dan tujuan kegiatan siapa yang tentukan?
Kami dari Komkep melalui masukan dari berbagai paroki memberi usulan tujuan dan tema kegiatan pada bapak uskup. Ternyata langsung disambut positif, monsinyur langsung acc. Maka resmilah kegiatan TAKM bertema “Hai Kaum Muda Bangkitlah, Katakan Damai pada Dunia”.

Hai....

Proses Pengerjaan Baliho Tema

Wah dahsyat nian, bagaimana proses mendapatkan tema yang indah itu? Apalagi tadi disebut melibatkan teman-teman dari paroki, apa tidak repot? Oh ya sebelum ngelantur terlalu jauh. Bagaimana Komkep membentuk panitia, saya curiga bahwa panitia yang memproses tema dan tujuan kegiatan.
Pertengahan tahun 2003 komisi berdiskusi tentang siapa yang bisa menjadi ketua umum TAKM 2004. Itu yang dicari lebih dahulu. Ketua umum diharapkan berasal dari pengurus Komkep yang saat itu berjumlah 8 orang.
Bagaimana cerita sampai sampeyan terpilih  jadi ketua umum?
Saya sih pada awalnya kurang pede. Bayangkan, Lai. Saya datang ke Palembang baru April 2001, belum pernah mengikuti kegiatan TAKM tahun 2000. Artinya saya orang baru di KAPal. Tentu masih ada yang jauh lebih tahu tentang kegiatan TAKM, minimal pernah ikut kegiatan tersebut. Masa teman-teman minta saya jadi ketua umum, posisi paling disorot. Barangkali dorongan Roh Kudus, Lai, yang membuat saya akhirnya bersedia.
Ooooo begitu kisahnya. Lalu tentang pembentukan panitia bagaimana?
Semua anggota Komisi Kepemudaan menjadi panitia perintis, kami mendekati beberapa orang yang dianggap potensial untuk duduk dalam kepanitiaan. Saya ajak beberapa teman dosen dan karyawan di Sekolah Tinggi Musi menjadi panitia, syukurlah mereka bersedia. Panitia ada 2 bagian besar, yang di Palembang lebih ngurus konsep, acara, materi dan pembiayaan, sementara panita di Paroki Baturaja dan Stasi Tegal Arum sebagai tuan rumah konsentrasi pada tempat dan konsumsi.

Koordinasi OC dan SC pada 24 Agustus 2004 di Rumah Retreat Giri Nugraha Palembang
Mengingat jarak Palembang–Tegal Arum 200-an kilometer, ditempuh dalam 5 jam, bagaimana koordinasi antar 2 bagian panitia ini? Apa tidak repot, Nas?
Repot itu relatif, Lai. Itu fakta bahwa kami berjauhan akan mengurus hal-hal yang cukup besar dan rumit. Namun kami menganggapnya tantangan yang mengasyikkan. Beberapa kali kami dari panitia inti Palembang koordinasi ke panitia inti di Baturaja, demikian pula sebaliknya. Pertemuan pleno kami adakan 2 kali, sekali di Palembang dan sekali di Baturaja.
Apa hanya itu?
Itu belum cukup, kami gagas kegiatan yang berjudut RTA, “Road To Tegal Arum” terinsiprasi kegiatan Piala Dunia 2002, yang digunakan untuk menyosialisasikan berbagai peraturan teknis serta persiapan materi bagi peserta. Sekaligus sosialisasi pada ketua mudika, kami juga rapat pemantapan. RTA kami adakan dua kali.

Bisa disebutkan apa saja dan bagaimana pembagian panitia itu?
Baiklah, Lai, ini saya cuplik dari berkas 5 tahun lalu.






Sedangkan tugas dan wewenangnya kulampirkan saja yha? Di lampiran di Tugas dan Wewenang Panpel TAKM 2004

Oke, deh. Wah Banyak yha, seksinya.
Itu belum semua, baru yang dari Palembang. Masih ada ketua III yang berada di Baturaja, yang mengurusi akomodasi dan konsumsi. Mau tahu apa saja bagiannya?
Mau dong, Nas.
1.       Ketua III
2.       Sekretaris
3.       Bendahara
4.       Seksi Dekorasi
5.       Seksi Tenda dan Tempat
6.       Seksi Peralatan Masak
7.       Seksi MCK
8.       Seksi Konsumsi
9.       Seksi Listrik
10.    Seksi Akomodasi
11.    Seksi Keamanan
12.    Seksi Air
13.    Seksi Transportasi
14.    Seksi Kesehatan
15.    Pembantu Umum
16.    Seksi Panggilan
17.    Seksi Sound System
18.    Seksi Liturgi


Apa itu seksi panggilan? Tampaknya janggal muncul di bawah ketua III yang ngurus hal-hal teknis.
Seksi itu memang muncul belakangan, inisiatif dari biara di Tegal Arum. Sangat baik jika ada aksi panggilan di acara TAKM. Maka tidak jadi soal akhirnya masuk di bawah koordinasi ketua III.

Survey Rute Outbound, 30 Sept 2004 di Tegal Arum
Rapat Panitia, 30 Sept 2004 di Tegal Arum

Menarik, tentang seksi panggilan. Bisa ceritakan lebih lanjut.
Begini, Lai. Bayangkan ada ratusan anak muda berkumpul selama 4 hari. Banyak acara yang dilakukan, baik yang bersifat sosial, rohani, maupun fisik. Biaya yang digunakan besar, energi yang terkuras juga lumayan. Aksi panggilan pada rangkaian acara itu merupakan sebuah hal yang positif. Memberi inspirasi pada peserta, siapa tahu ada yang terpanggil menjadi biarawan-biarawati. Bentuk aksi itu salah satunya dengan pameran.
Mhmmm… Kita balik ke panitia tadi, Nas. Pada seksi acara ada subseksi yang apa itu maksudnya…
Ya. Ada Subseksi Mudika Berprestasi, Subseksi Pelaksanaan, dan Subsesksi Pelatihan. Itu terkait dengan konsep kegiatan TAKM 2004 ini, Lai.

---------- b e r s a m b u n g   ke bagian 4 ---------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar