Senin, 01 Agustus 2011

Elok Nian, Gerak dan Lagu dalam Pertemuan OMK

Kasih Yesus indah… indah… oh indah
Kasih Yesus indah… indah… oh indah
Lebih indah dari pelangi
Lebih indah dari bintang di langit
Lebih indah dari bunga di padang
Oh Yesusku

Itu adalah sebuah lagu yang berjudul “Indah Kasih Yesus.” Nyanyian yang sederhana, baik dalam lirik maupun lagunya. Lagu tersebut saya kenal belum ada sebulan terakhir. Pertama ketika menengok sebuah kegiatan pertemuan OMK di Kota Pagaralam, Paroki Tanjung Sakti, kedua ketika melanjutkan tengokan pertemuan OMK di Paroki Penyelenggaran Ilahi, Kota Lubuk Linggau. Sepulang dari 2 tempat tersebut, saya juga menjumpainya di Palembang; bahkan ikut menyanyikannya. Nyanyian tersebut akan sangat afdol bila diikuti gerakan tertentu. Seluruh badan bergerak seirama dengan nyanyian. Memang sih susah menjelaskan gerakannya seperti apa dalam bentuk tulisan. Namun kombinasi lagu, syair, dan gerakan yakinlah asyik punya, apalagi jika dinyanyikan bersama teman-teman OMK yang lain.

Kali ini saya akan cerita tentang sebuah tim animator yang sangat membantu mengajarkan lagu dan gerak pada peserta pertemuan OMK. Penceritaan diawalai saat tahun 2008 lalu dalam kegiatan TAKM, atau Temu Akbar Kaum Muda se Keuskupan Agung Palembang, berpeserta sekitar 700 OMK. Seksi acara mempersiapkan tim animator yang berjumlah belasan orang. Apa peran tim animator ini? Perannya sebenarnya sederhana, mengajarkan lagu (terutama lagu baru) sekaligus dengan gerakannya pada peserta pertemuan.

Duluuuu.... saya juga pernah dianimasi ketika mengikuti suatu kegiatan, hanya paling 2 orang yang kasih contoh gerak dan lagu, itu pun dalam jumlah peserta kecil, sekitar 30 orang. Namun gimana mengajak nyanyi 700 orang? itulah tantangannya. Mengandalkan satu atau dua orang untuk mengajarkan gerak dan lagu sih boleh-boleh saja, namun akan seberapa efektif? Jangan-jangan malah frustrasi nanti. Siapa yang frustrasi? Kedua-duanya; Si animator strees karena seluruh peserta nggak kunjung mengikuti contohnya, sementara peserta yang berdiri pada bagian tengah ke belakang juga samar-samar dalam melihat contoh lagu dan geraknya.

Bulan lalu, peserta kegiatan yang saya tinjau hanya dalam kisaran antara 100 sampai 200 orang. Saat itu ada minimal 6 animator dalam 1 tim, sementara ada yang khusus menyanyi. Pertama-tama, jika itu lagu baru, peserta akan diajak melihat teks lagu yang disorotkan melalui LCD Proyektor. Lalu diajak bernyanyi bersama tanpa gerakan. Setelah peserta cukup familier dengan lagunya, baru dicontohkan gerakannya. 6 orang animator akan berada di panggung/ depan peserta memeragakan gerakan sambil menyanyi. Peserta mulai mengikutinya, walau dimulai dengan kekakuan. Ketika dipikir peserta sudah cukup mengerti lagu dan gerakannya, selesailah latihan; kini waktunya konser, eh, menyanyi dengan semangat.

Alunan musik menghentak, peserta bersiap-siap. Mulai, kali pertama menyanyi animator ada di depan semua. Ketika lagu diulang, para animator menyebar masuk ke kerumunan peserta, ada yang kebelakang, dan tengah ruangan. Untuk apa menyebar? Supaya peserta (terutama yang  masih bingung gimana bergoyangnya) bisa lebih dekat melihat contoh. Aksi tersebut juga terbukti mampu menganimasi peserta yang tadinya males-malesan goyang menjadi lebih semangat. Seri ketiga dan seterusnya minimal punya 2 variasi. Bisa satu lagu dinyanyikan kelompok dari satu paroki, kemudian dilanjut dari paroki lain. Bisa nyanyi bergantian antara laki-laki dan perempuan. Nggak ada aturan baku, yang penting nyanyi dan gerak dengan asyik dalam memuji Tuhan.

Sejatinya, apa sih arti penting OMK melakukan gerak dan lagu? Apalagi kadang dipikir gerakannya aneh, lucu, bahkan konyol? Apa nggak cukup dengan menyanyi saja? Kayak anak kecil saja joget-joget nggak keruan. Eit, tunggu dulu, kawan, sebelum mengatakan itu joget nggak karuan. Kalo nggak karuan, buat apa ada animator segala? Itulah kalo kita (hanya) keseringan mikir, kadang kita nggak perlu mikir, rasakan dan nikmati saja, apalagi untuk urusan gerak dan lagu.

Arti penting pertama, (syair) lagu merupakan , media ekspresi mirip kalo kita berdoa, bertanya, berorasi, berceramah, atau menjawab pertanyaan. Menyampaikan ekspresi adalah hal yang sangat wajar dalam suatu pertemaun OMK. Tentu wajar pula jika orang muda yang dinamis juga mengungkapkannya melalui lagu. Tiap lagu tentu punya tema tertentu yang saya yakin sudah dipikirkan masak-masak oleh penciptanya. Nggak peduli sesederehaa apa pun lagu itu, pasti punya makna yang hendak disampaikan. Bernyanyi, berarti kita pun sudah menyampaikan sebuah makna/ pesan. Ungkapan yang mungkin sering kita baca/ dengar adalah menyanyi itu memuliakan Tuhan, atau berlagu itu rahmatnya 2 kali dari berdoa biasa. Intinya sih, ketika kita menyanyi, berarti kita juga menyampaikan sebuah pesan. Akan lebih sip lagi kalo pilihan lagu dan geraknya sesuai dengan konteks kegiatan/ pembicaraan. Misalnya ketika sharing  di luar ruangan tentang kebesaran ciptaan Tuhan, maka cocoklah jika lagu “Indah Kasih Yesus” diperdendangkan pada kesempatan itu.

Urusan kedua adalah gerak dan lagu sejatinya melatih keberanian kita berekspresi. Hayo ngaku sajalah, banyak diantara kita masih takut untuk berbicara di depan umum, tentu dengan beragam alasan (dan menurut saya itu alasan konyol semata.) Ketakutan untuk berekspresi itu alami, walau sebenarnya itu mudah untuk ditaklukkan. Mendendangkan lagu sambil berjoget hanya bisa dilakukan dengan enjoy oleh mereka yang sudah lepas dari ketakutan. Justru dalam berbagai pertemuan OMK yang ada gerak  lagunya, kita melatih dan berlatih untuk menumbuhkembangkan keberanian kita. Sebuah materi kepemimpinan yang sederhana, tanpa melalui teori yang bertele-tele. Berani buktikan nyalimu? Mari kita berlagu sambil berjodeg, asyiiikkk. Ketika semua teman-teman kita juga melakukan hal yang sama, berarti kita memang sudah berada dalam lingkungan pemberani, bukan penakut. 

Hal ketiga adalah kebersamaan. Melakukan sesuatu secara bersamaan akan memunculkan sensasi kekompakan dan kebersamaan. Mulai dari sama-sama belajar lagu baru, sama-sama belajar gerakan baru, sama-sama berhasil melakukan gerakan yang tepat, sama-sama melihat “kekonyolan”, atau sama-sama melihat kecerian dan kebahagiaan yang membuncahkan tawa bersama. Kebersamaan melalui gerak dan lagu relatif sederhana dan mudah diciptakan. Seusai pertemuan pun mereka masih punya kebersamaan yang tak bisa dibantah; minimal sama-sama pernah punya pengalaman kesatuan melagukan suatu lagu. Kebersamaan dalam keceriaan adalah sesuatu yang patut dikembangkan dalam membangun OMK, sebelum bergelut dalam urusan-urusan lain yang lebih kompleks.

Arti penting terakhir adalah hiburan. Benar, hiburan, rekreasi, melepas kejenuhan, atau mencegah kengantukan, sampai mencari kesegaran baru. Ketika suasana pertemuaun sudah suntuk, baik juga dipertimbangkan mengembalikan kesegaran peserta dengan satu atau dua jogetan gerak dan lagu. Lebih baik lagi jika pilihan lagu disesuaikan dengan konteks permbicaran/ pertemuan. Memang lagu biasanya punya pesan tertentu, tapi ada juga lagu yang hanya untuk kegembiraan semata. Kalo dalam satu kesempatan yang ingin dicapai adalah hiburan dan keceriaan, lagu-lagu singkat (walau tanpa makna) dengan gerakan-gerakan “antik”  tentu lebih menghibur dan menyegarkan suasana.

Nah, teman-teman, melihat arti penting suatu gerak dan lagu, maka pantaslah jika untuk mengegolkan semua kepentingan tersebut difasilitasi oleh animator. Mereka akan menganimasi peserta supaya bisa menguasai lagu dan gerak dengan tepat. Dan jangan ditanya lagi, animator yang baik, tentu harus menguasai gerakan dan lagunya dengan sempurna, tentu saja dengan cara  giat berlatih. Animator yang baik juga akan memastikan semua peserta selain bisa bernyanyi dan berjoget, juga tahu makna lagunya. Salah satu caranya adalah mengartikan  lagu-lagu yang berteks asing. 

Maka mari kita berjoget dan berlagu; sambil memuji Tuhan, melatih keberanian, menyegarkan suasana, sekaligus membangun kebersamaan, ambooooi, elok nian, kawan.

Palembang, 2 Agustus 2011
Salam
Agustinus Susanta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar