Senin, 01 Agustus 2011

KARPET BAKAR...HAH?!


Pengalaman konyol yang dialami Atnasus ini berlangsung sudah lama, namun tetap diingat karena kekonyolannya. Saat itu pelaksanaan PRM di rumah retreat di Ambarawa. Sudah berhari-hari Atnasus dan kawan-kawan mendampingi beberapa gelombang kegiatan. Lelah tentu saja, ngantuk pastinya ketika malam menjelang larut saat seluruh proses harian usai. Tradisi tim fasilitator adalah mengadakan ibadat malam/ completorium seusai evaluasi harian. Paling cepat pukul 10 malam ibadat baru dimulai, kadang pukul 11, pernah pula di atas pukul 12 malam, tergantung kesibukan harian.

Hari itu, sudah larut malam ketika semua anggota tim berkumpul di ruang doa yang berkarpet tebal. Semua duduk bersila membentuk lingkaran dengan salib dan lilin menyala di tengahnya. Completorium dimulai dengan khusuk, sangat khusuk dan hening malah. Semenit, dua menit, lima menit dan bermenit-menit kemudian ibadat berlangsung, khusuk sekali. Sebagian besar ada yang mengambil gaya membungkukkan punggung, muka menghadap lantai untuk berdoa. Entah bagaimana ceritanya tak ada yang tahu persis, tahu-tahu tercium bau asap hasil pembakaran. Beberapa anggota tim mulai sadar (dari tidur atau doanya) melihat di tengah ruang doa sebatang lilin yang telah habis mulai membakar karpet. Segera dilakukan tindakan pemadaman supaya lingkaran kebakaran tak makin membesar. 

Setelah insiden tersebut, ibadat kembali dilanjutkan. Seusai ibadat para anggota tim saling bertanya, kok bisa lilin itu membakar karpet ditengah belasan orang yang mengelilinginya. Namun tak ada satu orang pun yang bisa menjelaskan atau melihat kejadian persisnya. Yang jelas sebagian malah cerita kalau dirinya ketiduran saat ibadat. Ooooo pantas, mungkin semua tertidur sehingga tidak ada yang menyadari bahwa lilin sudah habis bahkan sampai membakar karpet. Bekas bakaran berwarna hitam berdiameter sekitar 10 centimeter menjadi saksi orang-orang yang tertidur saat berdoa. Tinggal kini urusan tim dengan suster pengelola rumah retreat untuk mempertanggungjawabkan kejadian konyol itu. Ada-ada saja.

Kelelahan merupakan salah satu godaan dahsyat untuk kita melangsungkan doa malam. Bermacam aktivitas yang dilakukan sedari pagi hingga larut malam dapat menjadi pokok alasan yang bisa diungkapkan, manusiawi. Namun apakah kita kan menerima kemanusiawian itu jika berhadapan dengan Allah? Semua tergantung pada diri dan komitmen bersama. Semua juga terpulang pada bagaimana Kita mengatur rencana dan mengelola kegiatan. Namun yakinlah, walau Kita ngantuk dan lelah, doa akan memberi suatu kelegaan dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar