Senin, 01 Agustus 2011

Muskada 3 In 1


Muskada adalah Musyawarah Kaum Muda tingkat keuskupan agung Palembang. Digagas pertama kali oleh Komkep pada tahun 2007. Sebetulnya gagasan baru itu hanya pada siklus dan penamaannya saja. Sebelumnya pernah juga beberapa kali diadakan pertemuan para perwakilan kaum muda di tingkat keuskupan, walau waktu tak tentu dan agenda tak berkesinambungan. Konteks muskada terkait dengan karakter Keuskupan Agung Palembang yang terdiri dari 3 Dekanat yang sudah punya rutinitas acara.

Tujuan muskada adalah sebagai forum resmi pengambilan keputusan teknis bagi agenda bersama dalam tingkat Keuskupan Agung Palembang. Muskada juga menjadi ajang koordinasi kegiatan kaum muda antar paroki, Dekanat dan keuskupan.
Berikut agenda 2 kali muskada dalam Keuskupan Agung Palembang.
Muskada 2007 beragenda:
1.      Evaluasi pelaksanaan hasil lokakarya kaum muda pada tahun 2006.
2.      Pelatihan merancang berbagai kegiatan pendampingan mudika (rekoleksi, retreat, latpim, dan outbound)
3.      Merumuskan tempat, waktu, materi utama, dan konsep TAKM 2008.


Muskada 2009 beragenda:
1.      Evaluasi pelaksanaan TAKM 2008 di mata peserta yang tersebar di 26 paroki.
2.      Koordinasi rencana kegiatan tiap paroki, dekanat, dan keuskupan khususnya dalam rangka pendidikan nilai.
3.      Suksesi kepengurusan komkep Keuskupan Agung Palembang.


Rencana agenda muskada 2011:
1.      Merumuskan tempat, waktu, materi utama, dan konsep TAKM 2012.
2.      evaluasi dan koordinasi kegiatan tiap paroki, Dekanat,dan keuskupan.
3.      agenda lain yang kontekstual….

Perlu diketahui, jarak terjauh antar paroki di Keuskupan Agung Palembang bisa ditempuh dalam perjalanan darat selama sehari semalam. Jarak Palembang sebagai pusat keuskupan ke Bengkulu sekitar …. Jarak ke Jambi sekitar… itu gambarannya. Bukan urusan praktis untuk mengumpulkan perwakilan 26 paroki di tingkat keuskupan. Ada energi, tenaga dan biaya yang lumayan yang perlu disediakan. Sayang jika pertemuan tidak menghasilkan sesuatu yang berkontribusi bagi perkembangan orang muda.

Salah satu startegi romo Koto SCJ sebagai pastor moderator adalah kerasulan pendampingan pendamping kaum muda. Komkep lebih memfasilitasi pendampingan bagi para pendamping, dan hanya di tingkat keuskupan. Namun jika ada permindataan mendampingi ke daerah, baik latpim, retreat, maupun rekoleksi, tentu bersedia. Muskada hanya salah satu alat bantu untuk menyinergikan segala apa yang sudah dan akan terjadi terkait pendampingan kaum muda di Keuskupan Agung Palembang. Dan ingat, semua mesti di ACC oleh monsinyur. Khan Komkep membantu moninyur dalam hal pendampingan kaum muda. Komkep sendiri belum bisa mengklaim bahwa starategi muskada sudah efektif, namun setidaknya sampai saat ini muskada memberi kontribusi yang signifikan bagi sejumlah kegiatan, terutama di tingkat keuskupan. Semoga strategi yang dipilih efektif.

Dalam konteks pendampingan para pendamping, bijaksana jika Kita melihat segala potensi dan kendala yang dihadapi. Setelah itu Kita rumuskan prinsip pengelolaannya, termasuk di dalamnya jalur-jalur pengambilan keputusan dan sosialisasinya. Hal ini penting Kita lakukan jika wilayah dampingan Kita tersebar jauh dengan kompleksitas keadaan yang tinggi. Strategi yang tepat dapat membantu proses pendampingan secara umum, namun sebaliknya, pilihan strategi (atau lebih paranya tak punya strategi) yang keliru dapat membuat para pendamping frustrasi. Jangan sampai para pendamping yang sebagian besar sukarelawan tersebut menghabiskan energi untuk hal-hal yang sebetulnya dapat diefektifkan melalui system. Biarkan sebagian energi para pendamping digunakan untuk memperkembangkan kaum muda melalui perjumpaan-perjumpaan dan kegiatan yang berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar