Senin, 01 Agustus 2011

Jurus Naik Meja


Masih ingat tentang PRM? Pembinaan Rohani Mahasiswa? Ada cerita yang mungkin kurang masuk akal, namun sungguh terjadi. Begini.

Kala itu Atnasus jadi  tim sekretariat yang fokus ngurusi operasional kegiatan. Memasuki beberapa hari kegiatan, kalau tak salah sekitar hari ke 6 atau 7. Semua anggota tim, termasuk tim materi sudah lelah. Mulai pagi sudah beraktivitas, berakhir paling cepat pukul 11 malam seusai evaluasi, tiap hari lho. Ngurus sekali gelombang sekitar 60-70 orang mahasiswa baru pasti melelahkan jika formatnya latihan kepemimpinan digabung dengan retreat, dimana tiap saat kondisi peserta perlu dipantau. Tim sekretariat mencari dan mengelompokkan data untuk dipersembahkan pada tim materi yang juga perlu bijaksana menganalisis data untuk mengambil tindakan pendampingan. Semua sibuk dan bertanggung jawab sesuai kapasitasnya. Semua secara  fisik lelah, sebagian besar psikisnya juga lelah.

Malam itu seperti biasa diadakan evaluasi harian. Jamak terjadi saling kritik antar anggota tim, terutama antar tim sekretariat dan tim materi. Jika 1-3 malam pertama evaluasi masih diikuti dengan kepala dingin,maka mulai malam ke 4-6 biasanya fakstor fisik dan psikis mulai mempengaruhi hangat dinginnya pikiran. Ya, malam itu saat rapat Atnasus sedang ngomong, ketika Irpe, seorang tim materi memotong pembicaraan yang rupanya terkait dengannya. Atnasus tak mau dipotong begitu saja dan malah menegusr Irpe. Irpe yang mungkin telah lelah dan barangkali lagi sensi(tif) alias emosional malah jadi meledak. Dia bangkit dari duduknya, kami duduk di belakang meja yang melingkar, lalu meloncati meja dia, menghampiri meja Atnasus melompat ke atasnya dan menantang Atnasus untuk berkelahi. “Hah” Atnasus tak menyangka akan seperti itu jadinya, yang lain juga terperanjat. Untunglkah Atnasus tak menanggapi tantangan berkelahi si Irpe. Irpe segera diamankan oleh kawan-kawannya, dibawa ke ruang doa, sementara Atnasus menenangkan diri ke salah satu ruang materi yang kosong. Syukurlah, tragedy tersebut dapat diselesaikan dengan damai tuhan malam itu juga. Keesokan harinya, keseharian para anggota tim biasa saja, bahkan lebih semangat, mungkin karena intermezzo malam itu, entahlah.

Sampai kini, Atnasus masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi, walau Irpe memang sebelumnya dikenal sebagai pemuda yang emosianal. Namun tantangan perkelahian di acara Pembinaan Rohani Mahasiswa, yang dilakukan oleh fasilitator pada fasilitator lainnya, dengan naik meja pula, tentu hal yang ajaib. Itu kegiatan pembinaan rohani lho, yang semua materinya pasti mengajarkan kebaikan, pelakunya juga yang mengajarkan itu. Namun kok bisa-bisanya itu terjadi? Aneh tapi nyata. Seusai peristiwa itu, diantara tim pembinaan Irpe sering digoda akan kejadian itu, Ipre hanya mesam-mesem

Ternyata, pasal orang ditegur bisa membuat runyam perkara jika hati dan pikiran sedang tidak stabil. Kini Atnasus maklum bahwa ternyata lidah bisa sangat berbahaya bila digunakan sebagai alat perusak relasi anta manusia.   Maka kawan, hati-hati jaga lidahmu. Pelajaran lain, untuk melakukan pendampingan orang muda dalam kegiatan yang cukup lama, lebih dari 5 hari, dengan intensitas acara yang ketat dan padat, selain diperlukan keterampilan, juga diperlukan usaha untuk mengendalikan diri, menjaga suasana hati, dan senantiasa mendinginkan kepala. Tak kalah penting adalah selalu berdoa mohon pada Tuhan supaya segala rencana yang telah direncanakan dapat tereksekusi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar