Senin, 02 Maret 2015

Kepesertaan KYD 2012 _5/17



Kepesertaan

Hari Senin sore tanggal 25 Juni 2012 sampai Selasa siang, teman-teman peserta KYD berdatangan, eng ing enggg...

Hallah, nggak usah gaya gitu lah, biasa saja.
Hah, belum apa-apa sudah protes, santai saja lah Lai.

He he he...
Jarak paroki ke Palembang khan bermacam-macam, ada yang cuman 1 kilometer, tapi ada juga yang 300an kilometer seperti yang dari Bengkulu itu. Maklum, peserta kami dari 3 provinsi Lai. Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Ada  kontingen yang naik kereta api, sewa bus, mobil pribadi, motor, bahkan yang jalan kaki juga ada. Sementara panitia sibuk membuat persiapan akhir, peserta juga berdatangan, di saat yang sama beberapa kontingen juga sedang menyiapkan pameran kekayaan gerejawi. Pokokke asyik lah.

Kedatangan Kontingen OMK Paroki santa Maria Tugumulyo Mura

OMK Paroki santo Paulus Plaju sedang Memersiapkan Pameran

 
Registrasi Peserta di meja sekretariat

Registrasinya gimana, lancar?
Sesungguhnya, hampir semua nama peserta sudah kami dapatkan seminggu sebelum kegiatan. Jadi ketika tiap kontingen peserta datang, mereka tinggal kami kasih nomor peserta, yang menunjukkan posisi atau ruang tidur, kelompok tenda makan, dan tentu saja nomor peserta berdasarkan parokinya. Bagi peserta yang mengikuti berbagai kegiatan gladi, lomba, pameran, juga kami cap sebagai tanda keterlibatannya.

Tunggu-tunggu, maksudmu itu gimana, belum paham aku, Nas.
Dalam kartu pengenal yang sudah mereka bawa itu, disebaliknya kami beri keterangan mereka terlibat pada kegiatan apa saja, misalnya gladi jasmani, gladi rohani, lomba foto, lomba bikin film, lomba karya tulis, dan petugas pameran. Pada kolom dimana dia terlibat tinggal kami cap saja.

Apa gunanya, kok repot amat sih, amat saja nggak serepot itu
Huh, itulah kalo pola pikirnya pendek kayak Si Amat. Gunanya gini misalnya, ada seorang peserta ikut lomba foto KYD, nah, dia khan perlu ngambil foto disana sini, termasuk maju sampai ke dekat panggung. Ketika diidentifikasi yang bersangkutan ternyata ikut lomba foto, maka kemajuan dia ke dekat pangung masih bisa diterima. Tapi kalo dia bukan peserta lomba foto, jelas akan dibatasi pergerakannya.

Ohhh,, gitu tho.
Contoh lain, misalnya dia ikut gladi jasmani, maka di kartu pengenal dia akan dicap bahwa yang bersangkutan memang peserta resmi untuk ikut pertandingan. Proses verifikasi ini dilakukan oleh sekretariat bekerjasama dengan bagian gladi jasmani. Nah, saat pertandingan tiba, kami cek sekali lagi apakah pada kartu peserta yang akan bertanding, memang ada legalisasi dari kami yang menunjukkan bahwa peserta tersebut sah untuk bermain.

Sip sip sip... dan semua bisa dilegalisasi?
Konsepnya sih gitu, tapi ternyata nggak sampai 100% terjadi karena agak susah melegalisasi ketika dalam waktu bersamaan   beberapa kontingen datang, sementara petugas sekretariat kami tidak mencukupi. Itu jadi evaluasi kami, Lai; artinya konsep yang baik juga mestinya harus ditunjang dengan penyediaan petugas secara memadahi.

Hmmmm gitu yach... trus mengenai pembagian kamar tidur lancar?
Kalo itu lancar, Lai. Kami gunakan ruang kelas sebagai kamar tidur peserta.
Omong-omong, yang  terlibat itu sebenarnya siapa saja sih? Dan berapa orang jumlahnya?
Yang terlibat dalam KYD kemarin adalah:
Kalau peserta, semula, kami targetkan maksimal 1.500 orang, tapi ternyata saat pelaksanaan jumlah peserta total 1.032 OMK dari 26 paroki.
Wow, seribu orang lebih, luar biasa.
Ah, biasa saja Lai. Itu sudah dengan persyaratan lho, kalo nggak, wah pasti bisa lebih banyak lagi.
Syarat gimana maksudmu, Nas.
Syarat untuk menjadi peserta. Jadi peserta adalah Orang Muda Katolik yang sudah dibaptis atau katekumen, berusia di bawah 35 tahun, belum menikah, minimal kelas 2 (dua) SMA/setara.
Oooo... kalo di bawah 35 tahun dan belum menikah, aku juga maklum, paham lah. Tapi kenapa minimal harus kelas 2 SMA sih.
Itu juga hasil evaluasi TAKM 2008, Lai. Dulu, ketika peserta tidak dibatasi usianya, mulai dari anak SMP sampai yang usia 30 tahunan campur baur; agak sulit memasukkan materi tertentu. Hal ini mengingat selain rentang usia yang terlalu jauh, juga tingkat pendidikan dan kebiasaan yang juga beragam membuat daya tangkap tiap peserta makin beragam. Nah kali ini kami tegas membatasi bahwa yang bisa ikut KYD 2012 minimal harus sudah kelas 2 SMA.
Padahal banyak juga khan yang berusia di bawah itu namun ingin ikut.
Memang banyak, Lai, namun yha kami harus tegas, demi menunjang ketercapaian tujuan kegiatan.
Hanya itu syaratnya?
Oooo masih ada lagi, masih ingat yang kuceritakan tentang Pendewasaan Iman saat Road to Bangau?
Masih lah, peserta harus  mengikuti minimal 4 kali Pendewasaan Iman Pra-KYD, khan?
Benar.
Emangnya kalian bisa menjamin bahwa mereka mengikuti minimal 4 kali Pendalaman Iman?
Apa memang harus dijamin?
Maksudnya?
Maksudnya, kami sudah mengeluarkan ketentuan seperti itu, kami tentu tidak bisa mendeteksi validitasnya untuk tiap peserta. Kami serahkan saja kebijakannya pada pastor paroki jika ada yang kurang dari 4 kali. Intinya sih itu bagian dari kedewasaan iman calon peserta KYD 2012 dalam bertindak.
Oooo gitu tho.. Tapi menurutku konsep itu sangat bagus lho Nas. Ada satu syarat peserta mengikuti kegiatan rohani sebelum pelaksanaan KYD.
Iya sangat bagus. Di awal kami juga sempat diskusi apakah hal itu bisa sukses dieksekusi? Tapi yha dicoba dong, kalo nggak dicoba mana kita tahu. Toh hasilnya menggembirakan. Dengan berbagai cerita mereka berkumpul dan mengumpulkan dirinya untuk berpendewasaan iman. Aku yakin sebagian peserta baru mengalami hal ini untuk pertama kalinya dalam hidupnya.
Ada pendamping di acara KYD itu, Nas?
Ooo ada dong, begini. Ada Pendamping paroki yang merupakan  utusan resmi paroki yang ditugaskan mendampingi kontingen OMK paroki. Jumlah pendamping paroki minimal 1 orang dan maksimal 2 orang tiap paroki.
Ada lagi yang disebut Pendamping Distrik. Mereka adalah pendamping yang  disepakati oleh paroki-paroki dalam 1 distrik yang ditugaskan mendampingi kontingen OMK distrik, khususnya dalam mempersiapkan dan melaksanakan aneka Gladi Rohani dan Gladi Jasmani yang akan diikuti oleh 8 distrik. Jumlah pendamping distrik minimal 1 orang dan maksimal 3 orang tiap Distrik.
 
Evaluasi dan briefing antara panitia dan Pendamping pada malam pertama


 Pendamping Distrik itu semacam official ya?
Lebih kurang begitu lah. Masih ada lagi kami konsepkan pendamping rohani, yaitu seorang rohaniwan (suster, frater, diakon, bruder, atau pastor) yang bersama-sama pendamping paroki akan mendampingi kegiatan kerohanian tiap kelompok “OMK Lingkungan,” misalnya dalam memimpin ibadat/renungan.
Kok bahasamu dikonsepkan, emangnya nggak jadi?
Jadi sih, cuman praktis mereka hanya memandu ibadat satu kali saja, itupun tidak di kelas-kelas, tapi kumpul di beberapa aula.
Artinya konsep kalian tentang pendamping rohani nggak sepenuhnya berjalan.
Begitulah.
Yach, kalau seingatku konsep ini berjalan dengan sukses pada TAKM 2008. Sayang yha, kali ini belum maksimal. Kira-kira karena apa yha?
Pertama karena kita kurang berkoordinasi dengan pihak yang akan mengelola ini. Kedua, tempat tidur peserta yang di kelas-kelas dan acara yang padat membuat peserta lebih sulit berkumpul untuk berdoa. Kalo dulu di Tegal Arum kan mereka tinggal di tenda dan ada dalam satu kompleks besar, jadi mudah memantaunya.
Ooo begitu ya..... ya lain kali lebih cermat lah Nas mengeksekusi konsep itu.
Trimakasih atas saranmu Lai.
Masih ada lagi yang terlibat, Nas.
Tentu ada panitia, volunter, pengisi acara, pemateri, juri, juga tamu undangan. Namun itu sudah biasa khan, nggak perlu diceritakan.
Sip. Lanjut ke pembukaan acara tadi, gimana itu ceritanya?
Sesuai jadwal, Selasa siang itu pukul 1 an, semua peserta dikumpulkan di tenda utama. Kami adakan pemanasan dengan memperkenalkan beberapa lagu dan gerak yang akan digunakan selama proses KYD 2012. Tak lupa kami juga berlatih lagu tema kegiatan. Beberapa pengumuman dan persiapan teknis juga kami sampaikan, misalnya kami akan menggunakan gedung dan ruang apa saja, apa saja nama gedungnya, dimana tenda makan, dimana ruang tidur putra, mana yang untuk tidur peserta putri, dimana kamar mandinya, mana lapangan olahraga, dan sebagainya.
Kalo misa pembukaannya pukul berapa? Meriahkah?
Lha kok yang ditanya meriahnya, tapi berhubung kamu sudah nanya meriah nggak, nurut kami sih meriah dan megah. Misa pembukaan itu pukul 15.00, diawali dengan perarakan salib IYD 2012. 
 
Perarakan Salib IYD 2012
Perarakan bendera OMK Paroki, Distrik, bendera Indonesia dan bendera Vatikan



Maksudmu Kegiatan Indonesia Youth Day 2012 yang akan dilaksanakan pada 20-26 Oktober 2012 di Keuskupan Sanggau Kalimantan Barat itu?
Benar, kok kamu tahu juga sih. Lumayan juga pengetahuanmu, Lai.
Iya dong, siapa duluuuu...malaikat.
Huh, gitu saja bangga, awas kalo nanti tanya-tanya tentang IYD yach...
He he he... kok jadi ngancam gitu sih. Padahal pengen tahu juga aku tentang IYD itu Nas.
Ya kau temui sendiri lah panitia IYD 2012, tuh di Jakarta dan Sanggau sana.
Heeee.... jangan merajuk gitu lah, plis deh Nas.
Hmmm....  kuceritakan di kesempatan lain saja yach.
Oke deh, tapi janji lho...
Mudah-mudahan.
Nah, sampai mana cerita kita tadi, Oh yha sampai misa pembukaan. Misa Pembuka KYD ini dipimpin langsung oleh Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso, SCJ. Misa diawali dengan perarakan Salib IYD oleh 20an OMK yang berseragam ala jaman Romawi dahulu, lalu setelahnya perarakan petugas yang membawa bendera dari 26 kontingen Paroki, bendera 8 distrik, bendera Indonesia, Bendera vatikan, kemudian para misdinar, petugas Pemazmur dan Lektor 36 imam, dua Frater Diakon dan Bapak Uskup sebagai yang paling akhir.
Waw, mendengar ceritanya saja bisa kubayangkan betapa meriahnya perarakan tersebut.
Kalo kamu mau lihat cuplikannya, bisa lihat di sini kamu cari juga di tautan youtubenya, ada juga yang misa penutupan.
Oh gitu yach, oke deh nanti kulihat di situ.
Misa pembukaan dimeriahkan oleh Paduan Suara Sekolah Tinggi Musi dengan iringan Benedictus Band. Asyik lho mendengarkan lagu-lagu liturgi yang dinyanyikan paduan suara dengan iringan band. Kalo pengen lihat di tautan yang tadi kuberi juga ada videonya yang sudah masuk youtube.
Sebentar-sebentar, jadi penasaran aku pengen lihat videonya.

Lalu entah bagaimana caranya, Malaikat mengeluarkan laptop dari balik sayapnya lalu beberapa kejap kemudian sudah tersambung ke internet sesuai tautan yang diceritakan Atnasus. Berdua mereka melihat belasan film yang menggambarkan suasana sebelum dan selama misa pembukaan KYD 2012. Dari raut wajahnya Malaikat tampak takjub dan terkesima menyaksikan itu semua.
Wah, kau kayaknya terkesan banget yach liat film-film misa pembukaan KYD 2012. Takjub ya, Lai.
Iya, takjub. Tapi bukan karena prosesinya.
Lho, jadi?
Aku itu takjub karena yang upload berbagai rekaman ini khan bukan panitia, bukan pula dari Komisi Kepemudaan; tapi dari seorang umat biasa. Dia begitu tekun merekam, memberi keterangan, lalu mengunggahnya ke blog dan youtube. Itu yang luar biasa, Nas.
Oh
Lalu kalo rilis dari panitia sendiri dimana, Nas?
Ada beberapa di internet, tapi selengkapnya sedang diproses, Lai.
Iya, jangan cuman saat misa pembukaan dan penutupan saja dong. Kalo bisa memberi gambaran lebih lengkap tentang KYD 2012 tentu lebih baik. Paling nggak seperti saat TAKM 2008 kan ada filmnya juga
Oke deh.
Mbalik ke misa tadi, Nas. Jadi pembukaan KYD itu saat misa tersebut yach?
Nggak juga sih. Upacara seremonial pembukaan justru dilakukan malam hari. Kami kan mengundang unsur-unsur pemerintahan, baik dari Pemerintah Provinsi Sumsel, Pemerintah Kota Palembang, sampai Ketua RT pun kami undang malam itu khusus untuk acara pembukaan KYD. Kami ingin memelihara persaudaraan yang sudah terjalin dengan mereka.
Oh, gitu yach. Sip lah. Lalu sore itu setelah misa itu acara apa Nas?

 -------- berlanjut ke edisi 6/17--------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar