Senin, 02 Maret 2015

Pentas Seni KYD 2012 _7/17



Pentas Seni

Tentang pensi, kukutipkan saja seperti proposal yang kami kirim ke paroki,
  • Pensi bertujuan menjadi ajang pewartaan Iman sekaligus pengembangan bakat OMK.
  • Tema Pentas Seni adalah “Mewartakan Iman Kristiani Melalui Kesenian Daerah”
  • Peserta Pentas Seni adalah OMK tiap paroki.
  • Peserta adalah grup/kelompok (bukan solo), minimal beranggotakan 2 orang.
  • Kesenian yang ditampilkan bernuansa daerah setempat asal paroki tersebut. Misalnya bernuansa Melayu, Batak, Rejang, Komering, Palembang, Jawa, dan sebagainya.
  • Waktu penampilan tiap pementasan maksimal 12 menit.
  • Perlengkapan pementasan disiapkan sendiri oleh peserta, karena panitia hanya menyediakan sound sistem dan peralatan band standar.
  • Paroki yang mengajukan proposal untuk menampilkan hiburan umum, tidak akan diprioritaskan untuk tampil.
  • Panitia menyediakan 6 (enam) penghargaan bagi OMK paroki pementas termenarik/terbaik. Kriteria pementasan terbaik meliputi:
  1. Pementasan Kesenian yang mengusung misi “Mewartakan Iman Kristiani”
  2. Pementasan mengusung nilai-nilai kesenian daerah.
  3. Kreatifitas, kekompakan dan kualitas pementasan.
Trus, apakah pensi terjadi sesuai konsep tersebut?
Secara umum ya. Namun ada beberapa hal yang menjadi masukan bagi kami
Misalnya?
Terkait tema “Mewartakan Iman Kristiani melalui kesenian daerah” dikaitkan dengan kriteria pementasan terbaik perlu dirancang dan dipahamkan secara lebih detail. Salah satu contoh yang bisa mengaburkan adalah antara “kesenian daerah yang berkisah sejarah pewartaan di suatu daerah” dengan “mewartakan iman kristiani melalui kesenian daerah.” Nah, coba Lai, menurutmu itu sama atau beda?
Hmmm... coba kupikir dulu...
Cepetan lah, mikirnya, malaikat itu harus cekatan.
Kayaknya beda deh Nas. Kalo boleh kuberikan satu ilustrasi lagi yang lebih jelas, misalnya melalui wayang. Gini. Hal pertama itu wayang yang bercerita tentang misi pewartaan gereja di suatu daerah, sedangkan kasus kedua adalah wayang yang digunakan untuk misalnya menceritakan kisah di Injil.
Nah, itu dia. Hal-hal seperti itu yang lain kali kami perlu perhatikan sehingga tiap calon peserta pensi jelas.
Trus hal lain, apa lagi?
Kami dan semua peserta, juga juri perlu mendapat pemahaman seragam tentang makna “kesenian lokal daerah”
Maksudnya?
Gini, Keuskupan Agung Palembang itu terdiri dari 26 paroki yang ada di 3 provinsi. Umat terdiri dari beberapa suku, tentu saja dengan budaya dan kesenian yang berbeda; baik yang masih mudah diidentifikasi, maupun yang sudah terjadi pembauran. Nah, ada paroki-paroki yang masih sangat kental warna kesukuannya, namun ada juga paroki yang umatnya gabungan beberapa suku sehingga tidak ada satu yang dominan.
Oke, aku paham, trus apa masalahnya?
Sebenarnya bukan masalah bagi paroki yang umatnya masih didominasi kebudayaan tertentu, tapi jika umatnya sudah oplosan gitu, mereka mau menampilkan kesenian apa? Maksudnya yang memang asli daerah setempat. Maka beberapa OMK dari paroki kota yang kondisinya seperti itu, mereka menampilkan beberapa kesenian dari berbagai suku secara bergantian. Misalnya ada kesenian/budaya Jawa, Melayu, Flores, Batak, China dan Palembangan.
Hmmmm begitu ya, terus apa masalahnya?
Masalahnya sebenarnya tidak akan muncul kalo pemahaman semua peserta itu begitu. Maksudnya tentu bukan hanya karena satu paroki sudah identik dengan budaya tertentu, maka merasa sudah menang selangkah dari paroki yang akar budayanya nggak jelas. Tentu saja ini dalam konteks lomba lho, Lai.
Yups, sudah paham kini aku sekarang. Kalian khan bikin pensi untuk dilombakan, tentu tiap kontingen paroki ingin jadi yang terbaik khan? Benar sih, semua hal yang terkait penilaian harus dijelaskan dengan detil supaya tidak terjadi peserta-peserta yang merasa tidak puas. Ada lagi yang lain tentang pensi?
Oh yha, kayaknya semua peserta lebih dari 12 menit dalam berpentas, padahal ketentuannya maksimal 12 menit.
Yaaahhhh, itu kalian yang keliru, Nas. Mana bisa mereka menahan diri untuk berpentas cuman 12 menit. Bayangkan, ini acara 4 tahunan, tiap OMK Paroki tentu ingin tampil maksimal, masa cuman dikasih 12 menit, ya kurang dong.
Hmmm begitu yach...
Ya iya lah, masa ya iya dong.
Oke deh.
Pementasan OMK sang Penebus Batu Putih
Pementasan OMK Paroki St. Stefanus Curup

Pementasan OMK Paroki Hati Kudus Yesus Palembang



 Berarti kalian membagi paroki dalam 3 malam itu ya, ada yang tampil malam pertama, kedua, dan ketiga.
Ya iya lah, masa ya iya dong, he he he....
Hus. Hmmmm....  jadi malam itu ada pensi saja ya?
Oh nggak, dalam waktu bersamaan kami adakan juga Pameran kekayaan gerejawi
Oh, gimana itu ceritanya?,

 

-------- berlanjut  ke edisi 8/17--------



Tidak ada komentar:

Posting Komentar