Minggu, 01 Maret 2015

Materi dan Evaluasi TAKM 2008 _ 2/3



Materi

Ada 3 materi besar yang diproses melalui pemukiman.

Pertama materi katolisitas yang dipegang oleh Komisi Kateketik. Pembahasan dimulai di tingkat RT dengan pendamping romo/anggota komisi/pendamping pilihan, didampingi ketua RT. Setelah itu hasil pembahasan diangkat di tingkat kelurahan, ada 4. Baru terakhir dikuatkan secara masal di kecamatan.

Kedua, materi “Aktif Tanpa Kekerasan”/ANV (Active Non Violence) yang difasilitasi oleh Tim ANV KWI. Pembahasan dimulai dari tingkat kecamatan secara masal, baru kemudian dipecah dalam sharing dan pendalaman di 20 RT.

Ketiga, materi sosial kemasyarakatan yang difasilitasi Komisi Kerasulan Awam. Pembahasan langsung dilakukan 4 anggota komisi di tingkat kelurahan, setelah itu baru semua peserta dikumpulkan di tenda utama kecamatan untuk mendapat peneguhan.
Hanya itu?
Tentu tidak, dong. Kegiatan olahraga melibatkan kelurahan, jadi berbagai pertandingan diikuti hanya oleh 4 kelurahan + panitia.
Lho, tiap kelurahan khan terdiri dari campuran peserta dari berbagai paroki, gimana latihannya?
Disitulah seninya, Lai. Konsep olahraga bukan kompetisi antar paroki namun lebih pada olahraga untuk menjalin kesehatan dan keakraban. Mereka dengan cara masing-masing memilih pemain, entah melalui tenda atau paroki, ndak masalah, yang penting saat main, mereka membawa nama kelurahan. Kami buat syal khusus untuk tiap kelurahan. Ada yang merah, kuning, biru, dan hijau, syal tersebut digunakan semua peserta selama acara TAKM berlangsung. 


Mengambil hidangan di dapur umum

2 Suster sedang menyampaikan materi katekese di salah satu kelompok "Kuning"

Salah satu Tenda Kelurahan yang digunakan untuk pertemuan


Pertandingan sepak bola "Merah vs Kuning"


Wow, pasti seru.
 Iya dong. Saat duduk di kecamatan pun sudah dipisahkan berdasarkan kelurahan atau warna syal. Sering dalam sesi gerak dan lagu kami memanas-manasi tiap kelurahan untuk saling memberikan yang termeriah.
Lanjut lagi, dong tentang kegiatan sistem pemukiman itu, selain materi dan olahraga, ada lagi yang dilakukan di kelurahan atau RT?
Masih ada, jangan khawatir Lai. Misa pagi, dilakukan di tiap kelurahan menggunakan 4 tenda pleton tentara yang besar itu.
Siapa yang nyiapin misa? Maksudnya petugasnya?
Ah, kau itu seperti tidak bisa membaca alur saja, Lai. Tentu saja lurah tiap kecamatan dibantu oleh perangkatnya, para ketua RT. Malam hari, seusai acara di gereja kita sediakan 4 set peralatan misa yang bisa langsung disimpan tiap lurah di tempatnya, sehingga pagi hari bisa langsung diset di lokasi misa. Petugas pun tentu saja diatur dari antara orang-orang di kelurahan itu. Kalau romonya, camat yang tentukan. Jadi saat itu, pagi hari di 4 tenda besar yang berjarak kurang lebih 50–100 meter diadakan 4 misa secara bersamaan, sebuah pemandangan yang mengharukan. Yang membuat kami lebih sukacita, ternyata kekhawatiran bahwa saat misa akan molor dan banyak peserta yang bolos ternyata tak terjadi.
Kok bisa yha….
Mungkin karena misa itu dilakukan di sekitar tenda peserta, sehingga malu berat lah, jika teman-teman sekelurahan misa, sementara beberapa orang masih tidur di tendanya. Namun menurutku, keberhasilan tersebut karena peserta memang sudah ‘in’ dalam sistem pemukiman, sehingga dengan sukahati mengikuti program yang sudah dicanangkan.

Evaluasi

Kalau evaluasi, dilakukan ditingkat apa, Nas?
Kami bikin 4 jenis evaluasi, Lai.
Hah… banyak nian? Apa saja itu?
Gini, kamu baca mekanismenya saja deh.
Jenis
Teknis Evaluasi
Waktu Evaluasi dan Pengumpulan
1.     Evaluasi tingkat tenda
Evaluasi yang merupakan kesepakatan warga 1 tenda
1.    Kamis malam setelah acara selesai, langsung diserahkan pada ketua RT.
2.    Jumat malam setelah acara selesai, langsung diserahkan pada ketua RT.
3.    Sabtu malam setelah acara selesai, langsung diserahkan pada ketua RT.
4.    Minggu pagi sebelum misa penutupan, langsung diserahkan pada ketua RT.
2.     Evaluasi tingkat RT
Evaluasi yang dibuat oleh ketua RT dengan dasar:
1.  Pengalaman langsung saat memimpin RT
2.  Masukkan evaluasi tingkat tenda
1.    Kamis malam setelah menerima evaluasi tingkat tenda, langsung dibawa saat evaluasi bersama (ketua RT, lurah, camat, panitia, wakil pendamping rohani).
2.    Jumat malam setelah menerima evaluasi tingkat tenda, langsung dibawa saat evaluasi bersama.
3.    Sabtu malam setelah menerima evaluasi tingkat tenda, langsung dibawa saat evaluasi bersama.
4.    Minggu pagi setelah menerima evaluasi tingkat tenda, langsung diserahkan pada lurah.
3.     Evaluasi tingkat kelurahan
Formulir evaluasi yang dibuat oleh lurah dengan dasar pengalaman langsung saat memimpin kelurahan (tanpa menunggu terima evaluasi tingkat RT).

1.    Kamis malam setelah acara selesai, langsung dibawa saat evaluasi bersama (ketua RT, lurah, camat, panitia, wakil pendamping rohani)
2.    Jumat malam setelah acara selesai, langsung dibawa saat evaluasi bersama.
3.    Sabtu malam setelah acara selesai, langsung dibawa saat evaluasi bersama.
4.    Minggu pagi sebelum misa penutupan, langsung diserahkan pada camat, sekaligus hasil evaluasi tingkat tenda dan RT-nya.
4.     Evaluasi tingkat kecamatan
Dibuat oleh camat berdasarkan evaluasi bersama, maupun pengalaman/pengamatan sebagai camat.
1.    Kamis malam saat evaluasi bersama (ketua RT, lurah, camat, panitia, wakil pendamping rohani).
2.    Jumat malam saat evaluasi bersama.
3.    Sabtu malam saat evaluasi bersama.
4.    Minggu siang setelah acara selesai.

Ooooo, Ai no… ai no…
Apa itu aino aino, bahasa malaikat, yah, Lai?
Maksudnya I know, I know… aku ngerti tentang maksudmu evaluasi. Sejauh mana itu dijalankan, Nas? Kalau bisa, hebat sekaleee.
Itulah, Lai, sayangnya. Nggak semua konsep evaluasi terjalankan dengan baik, sekitar 50% saja.
Dasar manusia, kalo bikin konsep tingginya selangit, giliran aplikasinya setinggi bukit saja sudah nyerah. Ayo cerita, kenapa!
Glek… ternyata ada lah kegiatan para ketua RT yang jumlahnya 20, lurah, juga pendamping rohani yang beragam masih dilakukan saat acara evaluasi dimulai. Kegiatannya sih ndak jauh dari mengelola peserta juga. Ada beberapa yang tak sempat mengisi, ada yang memang datang saat evaluasi, ada yang cuma titip formulir, ada yang datang terlambat, ada yang pulang duluan. Secara acak kita memang mendapatkan gambaran evaluasi menyeluruh, Lai, namun kalau diminta evaluasi tiap perangkat tiap hari, itu yang lengkap. Menurut kami sih itu sudah mewakili, karena rata-rata yang ditulis sama.
Kalian belajar dari TAKM 2004 yha, sehingga evaluasi TAKM 2008 dibuat tertulis.
Betul, Lai. Jadi walau saat penyampaian evaluasi secara lisan tidak datang, namun masih ada formulir yang dapat kami pelajari, lumayan, khan.
Lumayan, lumayan…. Lha wong evaluasi saja nggak becus, masih bilang lumayan, dasar manusia. Lain kali bikin lebih sip lagi dong.
Oke, Lai….ha haha..
Omong-omong, sebelum lupa, emang item apa saja yang kalian evaluasi sih.
Cuma dua, kok,
·      Evaluasi teknis/operasional (makan, mandi, listrik, sound system, kebersihan, perlengkapan, dll). Evaluasi juga mencakup bagaimana kompetensi panitia/petugas yang terlibat proses teknis.
·      Evaluasi materi, sejauh mana penangkapan kita terhadap kegiatan/materi/renungan/doa yang sudah dialami dan sejauh mana memberi akibat pada kKita. Evaluasi juga mencakup bagaimana kompetensi pemateri/panitia yang terlibat proses.
Juga dibuka usulan terhadap kedua jenis evaluasi tersebut. Simpel, Lai.
Yah… lumayan deh.
Sekarang kita ngobrol tentang kepanitiaan, Nas. Kalau Komkep sebagai panitia inti, baku dong, coba cerita tentang maksud keterlibatan kelompok lain, yang kompeten lagi.

 

---------- b e r s a m b u n g   ke bagian akhir TAKM 2008 ----






Tidak ada komentar:

Posting Komentar